Ngobrolin soal industri perfilman di Indonesia saat ini memang seru banget. Apalagi film-film yang terlahir dari para sineas muda ataupun yang sudah senior, punya prestasi membanggakan sampai karyanya terdengar di pasar internasional.
Dari sekian banyaknya film yang muncul di tiap tahun, pasti lo sebagai konsumen atau lo sebagai pelaku di dalam industrinya yang pengen membuat film baru, punya pertanyaan awam seperti “Bikin film tuh apakah bisa profit?”.
Nah, sedikit kembali ke MLDPODCAST episode 77, Ryo Wicaksono (RW) selaku host bakal ngebahas hal tersebut bareng sutradara, produser, dan cast utama film Before, Now, & Then, yaitu Kamila Andini (KA), Ifa Isfansyah (II), dan Laura Basuki (LB).
(RW) Kalo ngomongin soal film ya, lebih menguntungkan dan bergengsi yang mana film yang tembus ke festival, atau film yang keluar di bioskop, atau keluar di streaming platform?
(II) Sebenarnya setiap film dibuat dengan visi dan produksinya mau kemana. Selalu menyenangkan film itu diapresiasi di tempat yang memang kita inginkan. Itulah kenapa saya memproduseri film-film yang direct visinya sutradara itu karena ingin diapresiasi di tempat itu. Seperti yang Dini ceritakan sebelumnya juga saya rasakan, bagaimana kayak ditaruh di tempat seperti itu, kritik film, segala macam responnya. Ditonton juga menyenangkan sekali, sangat menyenangkan. Tapi kalo bicara perspektif dari seorang film maker, di mana sih film itu dipresentasikan di tempat terbaiknya? Ya di bioskop. Karena walaupun kita membuat film untuk platform, itu kan hanya beda mediumnya aja. Tapi pada saat membuat kita gak pernah berpikir “oh ini untuk platform nih”, kita tetap berpikir kalo ini bakal dipresentasikan di tempat terbaik yakni di bioskop.
(RW) Laura mau nambahin?
(LB) Dulu waktu pertama kali OTT mulai muncul dan mulai naik daun sempet ada kekhawatiran apakah nanti orang akan bergeser ya, jadi gak nonton bioskop lebih milih OTT karena bisa nonton dimana aja, di mobil, di jalan, bisa di pause. Tapi ternyata makin ke sini makin terbukti bahwa memang experience nonton di bioskop gak tergantikan. Orang tetep akan cari film di bioskop gitu. Jadi aku sebagai pemain pun gak khawatir akan tawaran mau nanti film kah, mau OTT kah, karena selama ini yang aku kerjain juga di OTT, kualitasnya tuh sama seperti bikin film. Kalo festival itu tadi, ketika diapresiasi pastinya ada perasaan senang ya. Itu ada kepuasaan tersendiri.
(RW) Ya karena balik lagi dari segi filmnya sendiri ya. Maksudnya ketika kayak lo Din, lo tumbuh dan berkembang dengan nonton-nonton film yang istilahnya festival material. Jadinya sekarang pun lo lebih membuat film-film yang seperti sekarang ini.
Selain soal profit, masih banyak pembahasan menarik lainnya, mulai dari analogi jual film sampai film yang tembus di festival tuh belum tentu laku di pasaran. Penasaran kan? Semua bisa lo simak selengkapnya di sini, hanya di MLDSPOT TV. Dengerin juga versi audionya di sini, Bro.
Kalo menurut lo artikel ini atau artikel lainnya di website mldspot.com menarik untuk lo share, jangan kelupaan buat share di semua akun media sosial lo. Kumpulin MLDPOINTS lo sebanyak-banyaknya agar bisa dapetin gratis iPhone, PS5, E-gift voucher, sampai official merchandise MLDSPOT.
Comments