Inspiring Communities
Jumat, 27 Oktober 2023

KOSMIK, Dari Touring Sampai Bangun Wadah Perawatan Kendaraan Listrik di Indonesia

  • Share
  • fb-share
KOSMIK, Dari Touring Sampai Bangun Wadah Perawatan Kendaraan Listrik di Indonesia

Jadi ceritanya kemaren gue lagi asyik nongkrong di pinggir jalan. Nah tiba-tiba, gue ngeliat ada banyak kendaraan listrik seliweran. Ada yang bentuknya skuter, sepeda motor, sepeda gowes, sampai sepeda roda satu yang semuanya digerakin pakai listrik.

Dan ternyata, mereka semua berhenti di tempat gue nongkrong. Karena ramai, gue jadi kepo mereka ini siapa. Kekepoan ini buat gue beraniin diri untuk nyapa beberapa diantara mereka. Ternyata mereka adalah Komunitas Sepeda Motor Listrik Indonesia atau yang biasa disingkat jadi KOSMIK. Dan yang bikin gue juga kaget, ternyata mereka udah dibentuk dari tahun 2007, loh!

Selama 16 tahun, KOSMIK udah ngumpulin lebih dari 80 ribu anggota dan jadi komunitas online tertua untuk kendaraan listrik di seluruh Indonesia. Wah, wah, gue akhirnya mutusin buat lanjut nongkrong bareng mereka supaya bisa ngobrol lebih dalam.

 

Mailing List Jadi Wadah Awal KOSMIK

Heince, Jun, dan Hendro, adalah 3 anggota KOSMIK yang coba gue ajak ngobrol. Buka obrolan, mereka bertiga cerita soal suka-dukanya pas bangun komunitas ini di awal dulu. Lo bayangin deh, mereka buat komunitas online dari zaman belum ada Facebook, loh.

Mereka cerita kalau KOSMIK dulu awalnya dibentuk dari milis atau mailing list Yahoo! Baru deh beberapa tahun kemudian mulai muncul cabang di Kaskus, detikForum, sampai akhirnya nyaman di Facebook Group. Kalau sekarang, mereka biasa aktif di FB, Instagram dan Telegram.

Jun lanjut cerita, kalau dulu pas awal-awal ngumpul KOSMIK anggotanya enggak banyak, paling dulu cuma 15-20 orang. Beda sama sekarang yang bisa sampai ratusan. Mereka bisa nambah anggota karena komunikasi di forum trade-in atau ketemu pas car free day.

Obrolan lanjut bahas seputar sistem dan kegiatannya KOSMIK sebagai komunitas. Para anggota ini ngaku kalau KOSMIK sengaja dibuat bukan sebagai organisasi, dan enggak punya struktur pengurus atau ketua.

Mereka lebih nganggap komunitas ini kayak paguyuban, jadi semuanya sama dan enggak perlu ada ketua. Acara gathering juga enggak pernah dikoordinir rutin, jadi kapan aja ada yang mau ngumpul tinggal ajak anggota lain. 

Tapi pas gue tanya soal pendiri KOSMIK, mereka bertiga kompak jawab enggak kenal. Heince yang udah gabung bareng komunitas ini di tahun 2007 bilang, kalau dulu memang ada beberapa orang dari berbagai kota yang jadi founding fathers-nya KOSMIK. Tapi mereka sekarang udah enggak aktif dan enggak pernah ketemu juga di dunia nyata.

Terus karena komunitas ini yang awalnya dari mailing list, jadi makin susah untuk nge-track siapa yang awalnya benar-benar buat KOSMIK ini. Jadinya, pendiri komunitas ini benar-benar enggak ada yang tau pasti.

 

Bantu Ngembangin After Service Kendaraan Listrik

Jun lanjut cerita kalau anggota KOSMIK sekarang bukan cuma pemilik sepeda sama motor listrik aja. Tapi ada juga tukang ngoprek atau mekanik kendaran listrik. Nah mekanik ini udah bisa ngurusin masalah yang ada di kendaraan listrik mulai dari rangka, dinamo, baterai, perakit custom, sampai pengrajin atau pembuat kendaraan listrik, loh. 

Contohnya mas Wiwin, anggota asal Jogja yang bisa buat sepeda, motor, sampai mobil listrik. Ada lagi Le-Bui dari Lombok, pengrajin rangka motor listrik yang market-nya kebanyakan di US. Atau anggota baru KOSMIK Edwin, lead designer dan research head-nya Dhelvic, brand lokal yang udah produksi sepeda motor listrik sport dengan bodi full karbon. 

Nah dari anggota-anggota yang expert mekanik itu akhirnya KOSMIK bisa ngasih kontribusi untuk industri kendaraan listrik di Indonesia. Soalnya di awal kehadiran kendaraan listrik di Indonesia, produsen yang mayoritas dari Tingkok itu cuma ngelepas dan jual produk mereka tanpa ada support after sales, service, dan sparepart yang cukup.

Jadi, para konsumen awalnya bingung mau benerin di mana, kalau kendaraan listriknya rusak. KOSMIK juga yang akhirnya sering ngehubungin pemilik kendaraan listrik yang butuh servis dengan para pakar yang suka ngoprek atau buka bengkel itu.

Sampai akhirnya, beberapa anggota KOSMIK ada yang jadi importir sparepart kendaraan listrik untuk pasar lokal, loh. Jun jadi salah satu anggota sekaligus importir sparepart khususnya baterai. Kalau Heince, jadi yang doyang ngoprek kendaraan listrik dan kadang ngasih tips juga buat sesama anggota

Hendro juga nambahin kalau keadaan ini yang akhirnya sukses ngebangun ekosistem komunitas mereka jadi mandiri. Malah bukan cuma untuk internal KOSMIK aja kan, tapi juga masyarakat umum yang memang suka sama kendaraan listrik.

 

Pengalaman Heboh ke Citorek

Nah, kalau cerita-cerita soal ngumpul dan jalan bareng, mereka ingat salah satu trip memorable yang katanya heboh banget. Jadi pas ada kegiatan touring ke Citorek, Banten, dari Jakarta, medan yang dilaluin ternyata lumayan menantang dan ekstrim.

Hal ini ternyata bikin banyak motor listrik bermasalah di tengah jalan. Ada yang controller-nya kebakar, ada yang nge-drop, sampe masalah rem blong gara-gara kepanasan. Tapi touring-touring KOSMIK ini menurut mereka selalu punya cerita seru. Apalagi kalau jarak tempuhnya jauh, jadi terpaksa harus sering-sering nge-charge.

Kecepatannya juga maksimal cuma 40-45 km/jam, jadi buat waktu touring lebih lama. Mereka cerita kalau jarak 200 km biasanya ditempuh dalam 16 jam, dengan 4-5 kali charging selama 2-3 jam.

Masalah ini juga yang buat titik charging station, biasanya sudah harus ditentuin dan direncanain sebelum touring. Kadang mereka juga kerja sama bareng PLN setempat untuk nge-check titik charging yang ada di daerah itu.

Mereka bertiga juga cerita kalau akhir-akhir ini banyak banget undangan dari pihak luar komunitas untuk buat acara bareng para pengguna sepeda dan motor listrik. Terutama memang karena pemerintah lagi ngegalakin pemakaian kendaraan listrik juga, kan. 

Terkahir pas becanda soal inspirasi dari KOSMIK, Jun bilang komunitas ini yang buat dia jadi tahu kalau “hidup enggak melulu dengan bensin”. Tapi ini bener banget sih, menurut gue kita bisa ngurangin konsumsi bahan bakar fosil dengan pakai kendaraan listrik. Soalnya bukan cuma stoknya yang terus menipis dan bakal habis, tapi juga harganya makin selangit, hahaha.

Hendro juga ngaku kalau dia amazed sama KOSMIK yang enggak punya ketua atau pengurus tapi komunitasnya tetap bisa jalan. Menurut Hendro, mungkin KOSMIK bisa jalan dan lancar karena enggak ada yang berebut kekuasaan. Yang penting visi misi tetap ada kayak paguyuban.

Itu dia akhir obrolan gue bareng KOSMIK ini. Enggak nyangka, dari nongkrong eh bisa jadi dapat banyak cerita dan teman baru. Seru banget kan kegiatan komunitas kendaraan listrik ini? Buat lo yang tertarik sama KOSMIK, langsung aja kontak mereka. Di sana, lo yang belum punya kendaraan listrik aja bisa jadi anggota dan tanya-tanya. 

Nah, tapi kalau lo mau lihat lagi keseruan komunitas lain, bisa simak liputan berbagai artikel komunitas di Inspiring Community-nya MLDSPOT. Dan, jangan lupa login dulu, ya! Kenapa sih harus login? Karena lo bakal dapat poin tiap artikel yang lo baca, trus poin yang lo kumpulin bisa ditukar dengan hadiah seru. Lumayan, kan? Gass langsung aja ke MLDSPOT sekarang!

Comments
Nan
Keren banget cuy
Epul Saepuloh
Mantap artikelnya