Mendengarkan lagu-lagu pop romantis kekinian sudah jadi hal biasa. Tapi, gimana rasanya mendengarkan musik pop dengan gaya era tahun 60-an? Lo bisa mendapatkan sensasi unik ini dari pendatang baru, Romantic Echoes. Karya-karya yang dibawakan sungguh menarik, karena mengusung genre yang nggak banyak dipilih orang. Baru-baru ini, Romantic Echoes juga merilis single berjudul “Permataku” yang siap menghibur lo semua.
Seperti apa proses perjalanan bermusik Romantic Echoes dan apa cerita di balik single Permataku? Yuk, kupas habis kisahnya di sini!
Berawal dari Project Rahasia
Buat lo pencinta lagu-lagu pop romantis yang bosan dengan lagu di pasaran, coba deh lirik karya unik dan otentik dari pendatang baru, Romantic Echoes. Terbentuk tepat pada tanggal 1 Januari 2020, Romantic Echoes awalnya hanya sebuah project musik rahasia milik J Alfredo, gitaris dan vokalis grup indie pop PIJAR. Seiring berjalannya waktu, ia kemudian memutuskan untuk membawa project musik ini agar dapat dinikmati masyarakat dan pencinta musik pop era 60-an.
"Romantic Echoes sebenarnya lahir dari karya-karya yang sebelumnya udah pernah gue buat dan gue simpan sendiri untuk koleksi pribadi. Beberapa karya lagu dengan tema percintaan sering gue buat di dalam kamar. Sampai akhirnya gue ngerasa karya-karya ini udah saatnya keluar dari kamar biar bisa sampai ke telinga pencinta musik Tanah Air," ujar Alfredo.
Romantis Echoes terdiri dari J Alfredo (Vocal, Synthesizer, Guitar), Heston (Synthesizer, Piano, Guitar), dan Raveizal Ario (Guitar). Meski terbilang pendatang baru, Romantic Echoes sudah meluncurkan 3 single, yaitu Permataku, “Arungi“, dan “Tentang Bunga“. Pada bulan Juni mendatang, Romantic Echoes juga berencana akan mengeluarkan album perdana, dengan kolaborasi bersama dua musisi ternama lain.
Asal nama project Romantic Echoes juga terbilang cukup unik. “Romantic dan Echoes adalah dua kata favorit saya sejak dulu. Ketika digabungkan, Romantic Echoes membentuk makna yang baru. Saya sangat menyukai nama-nama yang turut menyertakan orang-orang di sekitarnya,” jelas Alfredo menjelaskan asal-usul di balik nama grupnya.
Tawarkan Genre Musik Pop Era 60-an
Mungkin generasi muda saat ini belum terlalu familiar dengan genre musik tahun 60-an. Di zaman tersebut, musik pop dengan unsur psikedelia berada di puncak kejayaannya. Tren ini berlangsung sampai dengan tahun 1970-an, di mana aliran pop psikedelia mulai turun pamor dan digantikan dengan genre lain.
Di sinilah letak utama keunikan Romantic Echoes. Alfredo berani membalut musik pop dengan sentuhan psikedelia era 60-an yang mendayu dan berirama khas. Tentu, musik niche seperti ini akan terdengar asing bagi para milenial. Karena itulah, dalam beberapa single-nya, Romantic Echoes tetap mengkombinasikan ritme musik pop masa lalu dengan unsur rock dan elektronik masa kini.
Hasilnya, karya-karya melankolis Romantic Echoes tampil dalam kemasan baru: tetap fresh, asyik, dan bisa dinikmati semua kalangan penikmat musik. Buat lo yang selama ini akrab dengan karakter musik dari The Zombies, The Decemberist, The Divine Comedy, atau Tindersticks, pasti bakal langsung jatuh cinta dengan karya Alfredo lewat Romantic Echoes-nya.
Proses Kreatif Pembuatan Single Permataku
Diluncurkan pada bulan Februari 2020, proses kreatif pembuatan lagu single Permataku sebenarnya berawal sejak tahun 2014. Permataku adalah sebuah lagu yang sudah lama jadi, namun masih melalui banyak proses pergantian aransemen dan lirik. Suatu hari, Alfredo menemukan karya Permataku dan serius menjadikannya lagu yang lengkap. Karya yang satu ini bercerita tentang hubungan pasangan yang telah berakhir, lalu kembali dipertemukan di suatu waktu.
“Single Permataku nggak hanya mengupas kisah senang dan sedih yang terjadi pada sebuah hubungan secara ringkas. Lagu ini juga menceritakan pertemuan kembali kedua insan, yang membuatnya menjadi sebuah ungkapan istimewa,” ungkap Alfredo. Dari lagu Permataku, lo juga bisa melihat gambaran sisi lain Alfredo ketika memandang cinta. Liriknya yang syahdu juga bisa bikin lo relate dengan dinamika hubungan putus-nyambung yang mungkin pernah dialami.
Lagu apik ini dirangkum dalam durasi 4 menit 38 detik yang menghadirkan permainan gitar yang melankolis dipadu dengan karakter vokal Alfredo yang lembut. Sajian synthesizer yang pas di bagian akhir membuat single dengan tema perpisahan ini sangat berkarakter. Alfredo mampu menampilkan sebuah karya yang jujur dan secara keseluruhan menjadi sebuah proyek musik yang patut diapresiasi.
Buat lo yang suka dengan genre musik pop era 60-an, pilihan lagu Romantic Echoes bisa jadi referensi untuk menikmati tema lagu cinta klasik di masa lalu. Penasaran sama karya-karya Romantis Echoes? Langsung aja cek Instagram mereka di @romanticechoes!
Comments