Trending
Rabu, 17 Juli 2019

Radiansyah Sukmana, Toygrapher yang Bawa "Avengers" Keliling Indonesia

  • Share
  • fb-share
Radiansyah Sukmana, Toygrapher yang Bawa "Avengers" Keliling Indonesia

Berawal dari hobinya mengoleksi mainan sejak tahun 1995, Radiansyah Sukmana atau akrab disapa Agam mulai menekuni dunia fotografi sejak tahun 2008 dan menjadikan setiap koleksi mainannya sebagai model utama. Yup, hobi unik ini disebut fotografi mainan! Dari situlah, ia kemudian mendapatkan julukan sebagai toygrapher, yaitu fotografer khusus toy (mainan).

Nggak disangka-sangka, setelah mengunggah berbagai foto mainan lucu di Instagram pribadinya (@agamdadam), Agam berhasil menarik perhatian banyak orang, bahkan hingga brand-brand ternama. Penasaran dengan cerita Agam mendapatkan inspirasi dan memulai perjalanannya sebagai toygrapher? Cek di sini yuk, Urbaners!

 

Membuat Benda Mati Menjadi Hidup

Agam beraksi untuk memotret salah satu karakter Marvel favoritnya, yaitu Spider-man

Sejak tahun 2012, masa-masa dimana Instagram mulai booming, Agam nggak sengaja menemukan akun komunitas mainan dari luar negeri. Dari sinilah, ia mulai terinspirasi bahwa mainan bisa dijadikan sebagai objek foto, bukan hanya sebagai koleksi saja. “Saya langsung rutin foto-fotoin mainan saya, dan tentunya ingin juga mengenalkan Indonesia melalui karya foto yang saya hasilkan,” ujar Agam.

Bisa dibilang, aliran fotografi mainan ini berbeda dengan aliran fotografi lain seperti food, landscape, atau street photography. Agam mengakui, fotografi mainan lebih mirip seperti pembuatan sebuah film, namun dari sutradara hingga cameraman-nya diperankan oleh fotografer itu sendiri.

Membuat mainan seolah-olah menjadi hidup merupakan tantangannya. Terkadang, ketika proses pengambilan foto di outdoor, mainan Agam yang mungil sering tersapu angin. Di saat yang bersamaan, orang-orang yang lalu-lalang sering bingung melihat tingkah laku Agam ketika hendak mengambil foto. Namun, Agam pantang malu. Ia rela jungkir balik, jongkok, sampai tengkurap di pinggir jalan, demi mendapatkan hasil foto yang diharapkan.

 

Inspirasi Diambil dari Keseharian

Agam sering memposisikan karakternya seperti sedang berada di rutinitas sehari-hari

Sebelumnya, Agam sudah memiliki koleksi ratusan mainan, dari yang ukurannya besar hingga kecil. Namun, ia mengaku paling banyak mengoleksi mainan dari karakter Marvel, terutama Spiderman. Zaman dulu, ia sering mengoleksi karakter dari komik dan kartun, namun seiring berjalannya waktu, ia beralih kepada karakter-karakter superheroes yang sekarang menjadi tren.

Inspirasi skenario foto yang dihasilkan Agam rata-rata diambil dari kegiatan keseharian saja. Ia juga mencari inspirasi lain dari film dan komik. “Bisa dilihat dari setiap foto yang saya hasilkan, kebanyakan mereka sedang ngobrol dan sedang melakukan aktifitas layaknya manusia seperti biasanya,” kata pria berumur 33 tahun ini. Ia juga memasukkan kegiatan yang tampak lucu, seperti Thanos yang sedang browsing internet atau Spiderman yang sedang salim.

Mengenai lokasi favorit, hampir 70% foto Agam dilakukan di luar ruangan atau outdoor. Sisanya, Agam menggunakan diorama yang ada di rumah. Ia hobi membawa mainan Avengers-nya berkeliling Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. “Salah satu tempat favorit foto saya adalah di tempat parkir,” ujarnya.

 

Gencar Aktivasi dan Kolaborasi

Akun Instagram Agam sangat populer di kalangan pecinta mainan dan penggemar Marvel atau tokoh animasi lainnya. Total pengikutnya mencapai lebih dari 50 ribu orang. Sejak dua tahun lalu, Agam juga telah membuat konten di YouTube dengan akun bernama Bang Agamdadam. Di kanalnya ini, terdapat vlog yang mengulas behind the scene proses pengambilan foto hingga ulasan mainan-mainan. “Audience memang masih banyak di Instagram, namun di YouTube responnya mulai positif sejak setahun terakhir,” kata pria asal Jakarta ini.

Seiring dari banyaknya respon positif dan animo yang cukup tinggi, Agam pun membentuk sebuah komunitas fotografi mainan bernama Toy Photography Indonesia. Berbasiskan Instagram dengan nama akun @toygraphyid, hingga saat ini komunitas besutannya memiliki 70 orang member aktif, 18,1 ribu followers, dan lebih dari 1,2 ribu unggahan feeds.

Ia pun rajin mengikuti pameran mainan bersama rekan-rekan dari komunitasnya untuk memamerkan mainan dan juga foto-fotonya. Adapun project yang sudah dikerjakan bersama beberapa brand, contohnya dengan Uniqlo yang sudah berjalan selama tiga tahun dan baru-baru ini bekerja sama dengan Oppo.

Salah satu bentuk kerjasama Agam dan brand smartphone Oppo untuk membuat foto-foto berkualitas tinggi

Kedua brand tersebut meminta Agam agar bisa mengiklankan produk terbarunya dengan pendekatan fotografi mainan. “Respon brand-brand tersebut positif. Seiring mulai banyaknya komunitas fotografi mainan saat ini, jadi brand-brand pun mulai notice kalau ada hal baru yang muncul untuk menjadi sarana promosi produk mereka saat ini,” papar pria yang mengidolakan fotografer Johandi Yahya ini.

Distributor mainan dari Taiwan bernama Beast Kingdom pun tertarik dengan karya fotografi Agam. Ceritanya, saat Agam membeli salah satu mainan karya Beast Kingdom, ia iseng membuat foto-foto kreatif dari mainannya dan langsung posting di Instagram. Nggak disangka, distributor tersebut langsung mengirim pesan ke akun Instagram Agam, mengatakan bahwa mereka sangat menyukai hasil potretan Agam. Maka, sejak 3 tahun lalu hingga sekarang, ia selalu dikirimkan mainan keluaran terbaru Beast Kingdom lho, Urbaners!

 

Semua Bisa Jadi Fotografer Mainan

Nggak ada batasan usia, gender atau profesi. Semua orang bisa jadi fotografer mainan. Agam menyebutkan, pada dasarnya, menggeluti hobi ini tidaklah perlu memiliki skill atau kamera tertentu. Mudahnya, berikut tips dan trik dari Agam untuk kalian, Urbaners!

Hal yang paling pertama adalah gunakanlah mainan yang dikenal dan disukai. Kalau masalah eksekusi, cukup lakukan sebanyak mungkin saja pengambilan fotonya. Lakukanlah terus-menerus hingga kalian dapat feel-nya. Perhatikan pencahayaan, perspektif, hingga peragaan mainannya. “Setiap mainan memiliki fitur yang berbeda-beda, jadi kita harus bisa menemukan celah cerita yang menarik darinya,” imbuh Agam.

Agam selalu mencoba mencari sudut foto yang kreatif dan tidak biasa

Untuk menjadi fotografer mainan, lo nggak harus pakai kamera profesional, seperti DSLR atau mirrorless. Soalnya, kamera handphone keluaran terkini pun sudah banyak yang mumpuni. “Saat 3 tahun pertama saya menggeluti hobi ini, saya menggunakan kamera handphone. Setelah ikut banyak lomba, barulah saya dapat hadiah kamera mirrorless,” ujar pria yang juga bekerja di industri asuransi ini.

Ia melanjutkan, untuk mainan berukuran kecil, akan lebih pas kalau lo menggunakan kamera handphone, karena pengaturannya akan lebih mudah. Jika mainan berukuran cukup besar, baru lo bisa menggunakan kamera DSLR atau mirrorless. Yang penting, tetap perhatikan pencahayaannya agar karakter mainan terlihat jelas dan efek bokeh-nya juga kena. Biasanya, Agam melakukan pengambilan foto rata-rata pada jam 8-10 pagi atau jam 3-5 sore, Urbaners.

Ke depannya, Agam berencana untuk terus bisa membesarkan hobi fotografi mainan ini agar bisa menjadi inspirasi dan diterima oleh banyak orang. Selain itu, dengan hobi ini juga, semua orang bisa mengenalkan Indonesia ke negara lain dengan karya fotonya masing-masing. Salah satu contohnya adalah karya Agam yang membuat foto bertemakan lomba 17 Agustusan.

“Jadi saya setting mainannya agar seakan-akan memperagakan lomba tarik tambang, lomba memasukan paku ke dalam botol, hingga lomba makan kerupuk. Secara tidak langsung, hal ini pun bisa mengenalkan kearifan lokal asli Indonesia kepada orang-orang yang ada di luar negeri,” tegasnya.

---   

Nah, Urbaners, kalau lo hobi mengoleksi mainan atau menekuni fotografi, lo bisa banget menjajal keseruan menjadi toygrapher seperti Agam. Be creative and innovative!

Comments
Susiana Saputri
Mantap banget
SARI ASTUTI
Ke depannya, Agam berencana untuk terus bisa membesarkan hobi fotografi mainan ini agar bisa menjadi inspirasi dan diterima oleh banyak orang. Selain itu, dengan hobi ini juga, semua orang bisa mengenalkan Indonesia ke negara lain dengan karya fotonya masing-masing. Salah satu contohnya adalah karya Agam yang membuat foto bertemakan lomba 17 Agustusan.