Musik jazz Indonesia kini semakin digemari oleh sebagian besar kalangan. Jika dulu jazz identik dengan musik ‘orang tua’ kini zaman mulai membalik keadaan. Jazz saat ini juga digemari para anak muda. Grup band jazz pun bermunculan baik yang baru atau yang digawangi oleh mereka yang lama berkecimpung dalam dunia musik sebelumnya. Seperti halnya Mohammad Istiqamah Djamad atau yang akrab disapa Is. Setelah meninggalkan Payung Teduh pada akhir 2017 lalu, kini Is memulai proyek barunya dengan nama Pusakata.
Terinspirsai Bahasa Lokal
Banyak orang atau bahkan lo bertanya-tanya apa itu Pusakata? Sebenarnya nama tersebut adalah nama anak Is yang diberikan oleh anak sulungnya yang bernama Jingga. Menurutnya, Pusakata adalah seseorang yang bisa menjaga perkataannya dengan baik. Tetapi sebenarnya, Pusakata juga ada dalam bahasa lokal, yakni Bahasa Makassar.
Dalam wawancaranya dengan Kumparan, Is menambahkan jika Pusakata dalam Bahasa Bugis Makassar berarti harta karun milikmu. Pusaka berarti harta karun, sedangkan Ta’ dalam bahasa Bugis Makassar adalah kata ganti untuk ‘kamu’. Jadi, bisa diartikan Pusakata harta karun milikmu.
Buat Lagu Bertema Sosial
Pusakata pun semakin eksis di ajang musik tanah air. Hal ini dibuktikan dengan aksi panggung yang memukau dalam berbagai festival dan acara musik. Salah satunya adalah MLD Jazz Project 3 beberapa waktu lalu. Single yang menjadi andalannya adalah Kehabisan Kata yang rilis pada April 2018 lalu.
Pusakata ingin setiap lagu yang dinyanyikan dapat mengena di pikiran masyarakat. Lagu-lagu yang diciptakan bertema sosial dan kehidupan sehari-hari. Mulai keluarga hingga lingkungan. Lagu seperti ini memang nggak banyak di Indonesia memang. Inilah yang membuat Is tampil beda bersama proyek barunya ini.
Pada Juni lalu, Pusakata juga membuat lagu baru berjudul Cemas. Lagu ini bertema tentang perjuangan hak. Selain itu, lagu ini menyoroti tentang penjualan manusia, pelecehan seksual di bawah umur, dan kekerasan dalam rumah tangga. Nggak hanya itu, perasaan menjadi seorang korban perang juga akan menjadi tema khas yang akan disorot.
Keren kan Urbaners? semoga Pusakata ini selalu menjadi salah satu harta karun jazz Indonesia.
Source: Kumparan
Comments