Talkshow pada acara MLD SPOT TV launching di Yogyakarta berlangsung sangat seru dan inspirasional. Pada kesempatan kali ini, MLD SPOT mengundang para nara sumber yang sudah tidak asing lagi, yaitu Angga Sasongko dikenal sebagai sutradara sekaligus entrepreneur yang sukses dengan film dan berbagai macam usaha di segala bidang, salah satunya adalah Filosofi Kopi. Ada juga Marchella FP yang merupakan author cantik buku best seller Generasi 90-an, dan juga tidak ketinggalan pengusaha lokal Yogyakarta yang berhasil mensejahterakan penenun lokal dari produk miliknya, yakni Svas Living.
Meskipun mereka memiliki bidang yang berbeda-beda, pada talkshow siang itu, para nara sumber sharing tentang karya-karyanya masing-masing, bagaimana proses hingga menjadi seperti sekarang. Seperti Angga Sasongko, keberhasilannya bukan lah tanpa usaha, since Angga merintis karirnya ia selalu berjuang dan yakin akan usahanya tersebut. Angga juga sharing dengan para undangan untuk mencapai kesuksesan apapun tidak perlu mendengarkan orang lain, "just go crazy!". Hal ini lah yang selalu diterapkan oleh sutrada film "Surat Dari Praha" ini. Dan Marchella FP pun sangat setuju akan hal itu. Karena pada saat proses pembuatan buku pertamanya, ia sempat diragukan oleh semua orang mulai dari pembimbing, sampai penerbit. Tetapi Marchella tidak menyerah dan yakin bahwa karyanya berhasil. Svasti Manggalia selaku founder Svasti Living juga bercerita bagaimana membuat suatu produk yang berbeda dari yang lainnya. Dan terbukti Urbaners, usaha mereka tidak sia-sia.
Selain bercerita tentang perjuangan mereka, pada sharing session kali ini, para nara sumber beserta undangan juga berdiskusi tentang produk lokal yang semakin berkembang di Indonesia. Seperti yang sudah lo ketahui, Urbaners, produk lokal kini sudah diakui dan mulai mendapat tempat di hati para konsumennya, baik konsumen lokal maupun internasional. Para anak muda Indonesia berlomba-lomba untuk membuat suatu karya dan menjadikannya suatu usaha. Hal ini merupakan kemajuan yang luar biasa karena selain memajukan perekonomian, juga mengembangkan semangat untuk tetap berkarya, tetapi ternyata ada beberapa masalah yang harus dihadapi dari produk-produk lokal menurut para konsumennya.
Salah satu masalah yang timbul adalah, anggapan produk lokal yang terlalu mahal. Ini diungkapkan oleh salah satu tamu undangan, ia beranggapan bahwa produk lokal sudah sangat bagus sekarang, tetapi harga yang di bandroll jauh lebih mahal dengan produk luar yang masuk Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Angga Sasongko menjelaskan bahwa, selain bahan-bahan barang itu sendiri, yang harus dihargai adalah craftmanship yakni ide dan proses sehingga menghasilkan suatu produk. "Mungkin produk luar negeri jauh lebih murah daripada lokal, tapi apa mereka memperhatikan bahan atau ketahanan produk itu sendiri?" Ucap Angga Sasongko. Sesuatu yang dihasilkan secara masal jelas sangat berbeda kualitasnya dengan suatu barang yang well-made dengan produksi yang terbatas.
Svasti Manggalia juga bercerita tentang produk svasti yang tidak hanya sebagai ladang usaha untuk meraih keuntungan saja, tetapi juga dengan produk ini, Svasti memiliki misi lain yakni mensejahterakan para penenun dan juga membudidayakan kembali tenun tradisional yang sudah hampir punah. Inilah sebenarnya "PR" para usahawan muda untuk meyakinkan para konsumen di Indonesia tentang tidak hanya soal harga yang affordable, tetapi tentang kelayakan dari nilai tersebut dan suatu produk tidak hanya sebuah stuff melainkan hasil karja seseorang.
Talkshow pada siang itu tampak sangat menarik, karena para undangan yang juga merupakan para buzzer ataupun usahawan muda sangat tertarik dengan topik yang dibawakan oleh para nara sumber. Banyak pro dan kontra tentang pembahasan tentang harga produk lokal ini, tetapi apapun tanggapannya, dapat menjadi acuan mereka untuk merintis usaha agar tidak salah langkah. What an inspiring conversations ya, Urbaners!
Comments