Naruna, yang mengklaim diri sebagai pembuat ceramic tableware dan woodenware, memang tergolong masih baru di pasar kriya Indonesia. Usaha yang dikembangkan di Salatiga, Jawa Tengah ini mulai dibentuk Roy Wibisono pada 1 Juni 2019.
Ingin tahu kisah Naruna yang didirikan oleh seorang lulusan jurusan Kimia ini? Buat tahu cerita dan produk andalan mereka, kenalan lebih dekat dengan Naruna yuk, Urbaners!
Produk Artistik dengan Value Lebih
Naruna memilih material keramik dan kayu sebagai bahan pembuatan tableware, karena dua bahan tersebut punya value lebih serta memiliki kesan artistik. Keramik dan kayu dianggap sebagai kombinasi harmonis untuk bahan baku tableware. Selain itu, keramik dan kayu juga mengeluarkan nuansa elegan pada meja makan.
“Untuk produk-produk kami, beberapa customer mengaku membelinya untuk keperluan fotografi atau aesthetic, bukan untuk digunakan sebagai alat makan atau masak. Tapi ada juga sih yang membeli produk kami memang untuk digunakan sehari-hari,” tutur Roy.
Jika menilik produk-produk buatan Naruna yang terlihat artistik, nggak heran banyak orang yang sayang untuk memakainya sebagai tableware atau cookware biasa. Kualitas tersebut juga tercermin dari proses pembuatan produk-produk Naruna yang tidak sembarangan.
Untuk produk berbahan keramik misalnya, Naruna hanya menggunakan bahan baku terbaik seperti clay yang didatangkan dari Kalimantan dan Sukabumi, kaolin dari Bangka, dan pasir dari Belitung. Daerah-daerah tersebut memang merupakan penghasil bahan baku keramik terbaik di Indonesia.
Untuk bahan kayu, Naruna menggunakan kayu jati dengan umur tertentu. Selain itu, setiap tableware dan cookware yang dibuat Naruna telah melewati proses riset panjang oleh orang-orang yang ahli di bidangnya. Naruna berani menjamin kalau produk buatannya nggak cuma unik dan variatif, namun juga kuat dan food grade!
Mendengarkan Konsumen dan Inovatif
Roy sebagai founder Naruna mengaku kalau persaingan penjualan barang-barang serupa tergolong ketat. Oleh sebab itu, ia punya strategi khusus dalam mengelola Naruna.
“Salah satu bentuk perhatian kami adalah mendengarkan kemauan customer tentang produk apa yang harus diproduksi. Untuk memenuhi kebutuhan tableware, Naruna juga menerima custom design sesuai permintaan pelanggan. Kita bisa satukan ide dan gagasan untuk membuat sebuah produk yang bisa di-branding dengan logo sesuai pesanan,” ujar Roy.
Pemasaran via media sosial dan internet juga jadi perhatian khusus. “Nggak cuma melayani pembelian langsung, kami juga melayani pembelian online. Harapannya sih, Naruna bakal mudah didapatkan oleh peminatnya. Selain itu, promosi lewat media sosial selama ini lumayan meningkatkan awareness ke brand kami,” tutur Roy.
Rencana Studio Baru yang Homey
Pernah ngebayangin duduk di suatu workshop, dikelilingi tableware artistik sambil menikmati secangkir kopi dan cemilan? Nah, Rio berencana untuk membuat studio baru untuk Naruna yang konsepnya sangat menarik.
“Saat ini, studio Naruna sedang kami set up. Mohon doa restunya. Semoga tahun depan sudah bisa kita tempati. Jadi teman-teman bisa berkunjung, melihat proses pembuatan produk-produk Naruna, belanja, bahkan makan di studio kami,” cerita Roy.
Selain itu, studio baru Naruna juga akan dibuat untuk memfasilitasi wisata edukasi. Roy berharap, pengunjung studio bisa belajar tentang pembuatan tableware berbahan keramik maupun kayu.
Pembuatan Produk yang Full Handmade
Kegiatan produksi di Naruna saat ini mengandalkan 15 orang pengrajin yang terus berdedikasi dalam membuat produk-produk Naruna.
“Saya percaya dari tangan terampil mereka yang bekerja dengan dedikasi tinggi, akan tercipta karya-karya yang luar biasa. Itulah sebabnya kami masih menggunakan proses-proses manual dalam pengerjaan produk-produk Naruna. Semua tentunya dengan quality control yang ketat,” papar Roy.
Roy juga mengatakan bahwa salah satu kesulitan pembuatan produk handmade adalah konsistensi. Bentuk dan warna yang variatif menjadi risiko sekaligus keistimewaan produk-produk Naruna.
“Misalnya untuk Bruna Collection yang terdiri dari salad plate dan bowl. Itu keliatan banget kalau produk handmade karena bentuknya yang asimetris. Kami nggak cetak pakai mesin sehingga ada range warna dan bentuk pada setiap produknya. Justru itu yang ternyata disukai orang-orang. Nggak ada dua barang yang benar-benar sama persis,” ujar Roy.
Bangga Menjadi Produk Lokal
Dalam postingan di media sosialnya, Naruna kerap kali menyatakan kebanggaannya sebagai produk lokal. Baru-baru ini, Naruna digandeng oleh Bekraf untuk mengikuti pameran di Trade Expo Indonesia 2019 di Tangerang.
Naruna menjadi salah satu dari ratusan usaha ekonomi kreatif di ajang Indonesia Creative Incorporate (ICINC) tersebut. ICINC EXPO sendiri adalah program tahunan Bekraf untuk mempromosikan produk serta jasa unggulan dari industri ekonomi kreatif Indonesia ke pasar global.
“Selain dapat pengakuan dari elemen pemerintah, masyarakat kita juga mulai menyadari pentingnya mendukung produk lokal. Hal ini membuat kami semakin semangat dalam menciptakan produk yang unik dan inovatif. Harapannya, Naruna kelak bisa menjadi barometer produk keramik dan kayu berkualitas di Indonesia,” tutur Roy.
Tertarik untuk mendapatkan produk berkualitas yang nggak pasaran dari Naruna, Urbaners? Cek akun Instagram mereka @naruna.official untuk melihat koleksi tableware dan kitchenware ala Naruna!
Comments