Dingdong adalah sebuah mesin game yang sangat populer pada era 1980-an dan 1990-an. Ketika mesin console seperti Nintendo ataupun PlayStation masih belum populer, dingdong atau arcade games sudah menjamur di setiap supermarket, bioskop, pasar, sampai pusat perbelanjaan. Dengan mesin berbentuk kotak, dingdong mempunyai magnet yang sangat kuat lho, Urbaners. Uang jajan disisihkan demi bermain game-game legendaris semacam Street Fighter, Contra, ataupun Tekken.
Buat lo yang kangen dengan suara mesin dingdong, keramaian anak-anak yang mengerubungi mesin dingdong ataupun rela mengais receh demi bermain dingdong, sekarang lo akan diajak mengenang bagaimana kejayaan mesin dingdong.
Nama Dingdong Muncul Karena Suara Mesinnya
Jika lo familiar, setiap mesin dingdong pasti mempunyai suara yang berbeda-beda. Tetapi dari suara tersebut, muncul satu suara yang sudah pasti ada, yaitu “ding..ding..ding”. Biasanya, suara tersebut akan muncul ketika game yang lo mainin sudah mencapai stage terakhir alias tamat. Banyak orang yang mengatakan bahwa nama dingdong juga muncul karena mesin arcade games ini mirip dengan mesin slot, yang juga mengeluarkan suara “ding..ding..ding”.
Rela Antre untuk Bermain Game Kesukaan
Salah satu kenikmatan bermain dingdong adalah antre. Game-game terkenal seperti Tekken, Street Fighter, ataupun Metal Slug sudah pasti banyak peminatnya. Jadi, untuk mencoba game tersebut, lo harus bersiap-siap berdiri di belakang sang pemain. Bahkan terkadang lo harus meletakkan koin di depan salah satu pemain, yang menjadi tanda bahwa lo adalah pemain setelahnya. Kadang, saat antre ini lo bisa ngobrol soal game-nya.
Menabung Receh
Hal yang menarik dari game dingdong ini adalah lo hanya bisa menggunakan uang receh. Pada tahun 1990-an dan awal 2000-an, satu kali bermain game dingdong ihanya membutuhkan uang 100 rupiah. Jadi, bagi anak 1990-an, uang receh adalah hal yang sangat penting. Hanya dengan uang seribu atau dua ribu, lo bisa bermain setidaknya 1-2 jam.
Comments