Aplikasi jejaring sosial semakin menggila dengan membludaknya para pengguna setiap harinya. Nggak hanya untuk ajang eksis, jejaring sosial juga nggak jarang dipakai dalam bidang bisnis, misalnya untuk menjalin networking. Salah satunya LinkedIn. Jejaring sosial ini dipenuhi oleh para pebisnis mulai dari tingkat pemula hingga profesional. Dengan segala fitur yang dimilikinya, LinkedIn menjadi jejaring sosial unggul yang bermanfaat. Salah satu fitur andalannya adalah Tinder.
Tinder, Fitur Mentor Kerja bagi Para Pemula
Di LinkedIn tak hanya pebisnis profesional, tapi juga ada para pemula baru seperti fresh graduate yang sedang mencari kerja. Apakah lo salah satunya? Kalau iya, lo musti coba fitur baru LinkedIn, Tinder. Kalau lo penggila media sosial, pasti udah nggak asing lagi sama fitur yang satu ini. Tinder memungkinkan orang-orang untuk saling berhubungan berdasarkan lokasi.
Tinder mencocokkan orang-orang berdasarkan lokasi tempat mereka berada. Hal ini cukup diperlukan oleh mereka yang ingin menjalin kerja sama dengan pihak lain. Dari situ, pengguna bebas memilih siapa yang akan mereka jadikan sebagai mentor.
Masih Terbatas untuk Area Tertentu
Sayangnya, fitur ini masih belum bisa lo pakai di Indonesia karena pihak LinkedIn baru saja melakukan proses testing-nya bulan lalu. Saat ini, fitur tersebut hanya tersedia untuk wilayah San Fransisco dan Australia. Pengguna yang berasal dari daerah ini akan mendapatkan opsi mentor yang ada di kedua wilayah tersebut.
Selain itu, fitur ini juga memungkinkan pengguna jejaring sosial untuk mengontrol siapa saja yang bisa menghubungi mereka untuk permintaan bantuan. Misalnya lo bisa memilih grup almamater, orang-orang yang terhubung dengan lo di LinkedIn, atau orang yang tinggal se-area dengan lo. Dari sini, lo bisa melihat profil satu sama lain dan memilih. Terdapat menu “pass” atau “accept” sehingga lo pun bisa mengobrol dengan orang yang lo pilih sebagai mentor.
LInkedIn Nggak Hanya Sebuah Platform Pencari Kerja
Pengadopsian fitur ini oleh LinkedIn adalah upayanya untuk membuat LinkedIn lebih terlihat tak hanya sebagai platform pencari kerja, tapi juga sebagai media sosial sehingga mampu membuat pengguna lebih “kerasan” untuk berlama-lama surfing di jejaring tersebut. Dengan begitu, peluang mereka untuk mendapatkan info pekerjaan jadi semakin tinggi, baik berupa lowongan kerja ataupun sekedar sharing pengalaman dari para pro melalui Tinder.
Source: engadget.com
Baca juga:
- Microsoft Beli Media Sosial untuk Pebisnis LinkedIn Sebesar 230 Triliun Rupiah
Comments