Sepak bola pasti identik dengan kelincahan gerak tubuh. Hal ini tentu saja membutuhkan kondisi tubuh yang sempurna, khususnya seorang kiper. Apa jadinya bila seorang kiper sepak bola hanya memiliki satu kaki saja? Dialah Eman Sulaeman, seorang kiper asal Indonesia, yang berkiprah di ajang Homeless World Cup 2016. Dia berhasil membawa Indonesia masuk ke babak perdelapan final di ajang yang diadakan di Glasgow, Skotlandia. Satu kaki tak menghentikan langkahnya untuk bersinar di ajang ini.
Penuh dedikasi
Berdedikasi tinggi, setidaknya dua kata tersebutlah yang dapat mendeskripsikan Eman Sulaeman, 27 tahun, seorang kiper asal Indonesia yang bermain mewakili negara dalam ajang Homeless World Cup. Di ajang yang mempertemukan gelandangan dari seluruh dunia di satu lapangan sepak bola ini, Eman mampu membawa Indonesia hingga babak perdelapan final sebelum akhirnya dikalahkan oleh juara bertahan, Meksiko.
Meski sempat takluk dari Portugal, kemenangan atas Kosta Rika di pertandingan penutup mampu membawa Eman dan kawan-kawan melaju ke fase selanjutnya. Hasil ini jadi prestasi gemilang tim Indonesia yang telah meraup kemenangan atas Rumania, Denmark, dan tuan rumah Skotlandia.
Terhenti oleh Meksiko, Eman tetap jadi juara di hati para penonton. Aksinya yang penuh dedikasi membuktikan bahwa kekurangannya bukanlah penghalang untuk bermain bagus. Menurutnya, perjalanan ke Glasgow sebagai perwakilan dari Indonesia adalah hal yang sangat menarik. Dia bangga bisa mendapatkan kesempatan emas seperti ini.
Terdaftar sebagai aktivis
Eman sendiri terdaftar sebagai salah satu anggota tim Indonesia melalui rekanan Street Soccer Scotland di Jakarta, Rumah Cemara, yang merupakan organisasi berbasis komunitas dengan tujuan utama membantu orang-orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta memberikan perlindungan bagi orang-orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, Eman juga tergabung dalam komunitas Indonesia Tanpa Stigma, sebuah kelompok dengan tujuan ingin menghentikan lingkaran jahat yang dapat menjebak seseorang ke lembah kemiskinan dan kecanduan obat terlarang.
Kebukti kan kalau kesempurnaan fisik bukanlah segalanya. Dedikasi dalam melakukan apa yang jadi kesukaan lo akan mengubah lo menjadi seseorang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Itulah setidaknya yang Eman ajarkan kepada kita.
Source: mirror.co.uk, kompas.com
Comments