Setiap grup musik pasti memiliki mimpi untuk bisa mengeluarkan album karya sendiri. Tapi, grup band Pijar sudah melampaui mimpi itu, Urbaners! Grup band asal Medan ini bukan hanya bisa merilis album beberapa kali dalam setahun, tapi juga terpilih jadi pengisi lagu soundtrack dua buah film ternama Indonesia. Untuk mengenal mereka lebih dalam, ulik kisah mereka di bawah ini aja!
Berkumpulnya Musisi Berbeda Genre
Pijar yang terbentuk di Kota Medan tahun 2013 ini awalnya punya empat personil, yaitu Alfredo (vokal dan gitar), Lizam (bass), Ican (gitar), dan Aul (drum). Keempat musisi ini datang dari latar belakang genre musik yang berbeda.
Pertemuan mereka bermula dari ide Alfred dan Lizam yang ingin membentuk band baru dengan jenis musik yang beda dari band lama mereka. Mereka lalu mulai mencari teman-teman dari komunitas musik yang tertarik dengan ide ini.
“Dulu kita sebenarnya sudah bergabung dengan band lain yang beda-beda alirannya. Aku, Alfred dan Lizam di band hard rock, sedangkan Ican lebih ke aliran pop. Lalu, Alfred dan mantan bassist kita, Lizam yang ajak untuk bikin band dengan aliran pop alternative. Akhirnya jadi deh, band Pijar,” cerita Aul.
Ketika keempat personel ini sudah terkumpul, mulailah mereka mengumpulkan karya-karya musiknya. Karya ciptaan mereka ini terbentuk dalam EP atau mini album pertama mereka berjudul “The Sound of Youth” yang rilis tahun 2014. Sayangnya, setelah EP ini rilis, Lizam memutuskan untuk nggak bersama Pijar lagi.
Pindah ke Jakarta Agar Berkembang
Nggak lama setelah mengeluarkan mini album pertamanya, timbul keinginan dari para personel untuk memperluas musik Pijar agar bisa didengar seluruh Indonesia. Cara yang pas untuk bisa mencapai itu adalah pindah ke Jakarta.
“Fasilitas untuk mengembangkan musik lengkap di Jakarta. Mulai dari media hingga perusahaan rekaman besar. Karena kita ingin musik Pijar ini dikenal nggak hanya di Medan, tapi juga kota-kota lain di Indonesia,” ujar Alfred.
Tahun 2015 pun menjadi momen pindahnya band Pijar dari Medan ke Jakarta. Di Jakarta, band ini langsung bergabung dengan Etalase Records, label yang membantu merilis full album pertama mereka ke pasar musik Indonesia, Exposure (2016).
Berhasil mengeluarkan full album pertamanya yang berisi 10 lagu, Pijar pun langsung mengadakan tur pertamanya ke 10 kota di Jawa dan Bali. Tur yang berlangsung di tahun 2016 ini diadakan dua kali, tur album Exposure part 1 di bulan Maret 2016 dan part 2 di bulan Oktober 2016.
Rilis Banyak Karya Setiap Tahun
Keistimewaan dari band Pijar adalah banyaknya karya yang mereka hasilkan, Urbaners! Total ada 7 album yang sudah dirilis oleh Pijar, yang terdiri atas 6 mini album dan 1 full album. Bahkan di tahun 2019, dalam setahun Pijar bisa merilis 2 album sekaligus. Banyaknya EP atau mini album miliknya membuat Pijar mendapat julukan band terproduktif dan Raja EP.
“Kalau band lain rilis EP akan cek dulu laku nggak EP-nya di pasaran, sedangkan Pijar nggak peduli hal itu. Kita langsung keluarin lagi EP baru, meskipun promo EP sebelumnya baru selesai, hahaha,” aku Alfred.
Semua itu karena Pijar sangat senang menghasilkan karya musik dan ingin orang-orang mendengarkannya. “Ini kan kesenangan dan pekerjaan kita, jadi kenapa harus menunggu kalau sudah bisa bikin karya baru,” tambah Alfred.
Datang dari band dengan aliran berbeda membuat inspirasi dan wawasan musik personel Pijar pun berasal dari mana-mana. Meskipun jenis musik mereka saat ini adalah pop alternative, tapi inspirasi mereka ada dari genre musik new wave, punk, hip hop, dan rock.
“Inilah yang spesial dari kerjasama tim band Pijar, kita nggak membeda-bedakan atau terfokus pada satu jenis musik saja. Semua genre musik bisa menjadi inspirasi dan referensi bagi Pijar,” ungkap Aul.
Langganan Soundtrack Film
Nah, dua mini album terakhir Pijar merupakan soundtrack dari dua film Indonesia lho, Urbaners. Yaitu, “Antologi Rasa” untuk film Antologi Rasa dan “Perpetual” untuk film Single Part 2. Hebatnya lagi, kedua mini album soundtrack ini pun sama-sama dirilis di tahun 2019. Antologi Rasa rilis di bulan Februari, sedangkan Perpetual di bulan Juli. Hanya beda 5 bulan selisih waktunya, Urbaners!
“Awalnya Produser Sunil Soraya tertarik dengan Pijar untuk mengisi soundtrack Antologi Rasa film karena merasa lagu-lagu Pijar cocok untuk film ini. Ternyata mereka suka sama hasilnya dan mengajak untuk kerjasama lagi di film Single Part 2,” jelas Alfred.
Saat membuat dua album soundtrack ini, Pijar mengaku nggak memasukkan pengalaman pribadi melainkan benar-benar melihat kesesuaian makna lagu dengan filmnya. Mungkin ini yang membuat sang produser film merasa cocok bekerja sama dengan Pijar karena lagu-lagu soundtrack yang mereka buat sangat related dengan film.
“Sebenarnya Pijar sama dengan band lain. Kita membuat musik tulus dari hati dan ingin mempromosikan karya kita. Makanya kita senang banget bisa dipercaya mengisi soundtrack film, sampai dua kali pula. Soalnya soundtrack film adalah media promosi yang besar bagi sebuah album. Berkat film itu, karya kita didengar seluruh Indonesia, sehingga goals Pijar pun bisa tercapai,” tutup Alfred.
Kalau lo ingin denger karya-karya Pijar yang keren, Urbaners, lo bisa coba cek di Spotify dan official akun YouTube Pijar. Ikuti juga kegiatan mereka dengan follow Instagram Pijar, @pijarmusic, ya Urbaners!
Comments