Di zaman modern ini, mungkin banyak yang berpikir kalau orang yang menekuni puisi, baik itu membaca ataupun menulisnya sudah sedikit jumlahnya. Padahal kenyataannya, masih ada banyak banget orang yang meminati karya sastra berbentuk puisi, bahkan sampai ada komunitasnya bernama Kelas Puisi!
“Poetry is when an emotion has found its thought and the thought has found words.” - Robert Frost
Mengenal Kelas Puisi Lebih Dekat
Kelas Puisi merupakan komunitas tempat berkumpulnya para penikmat puisi untuk menulis dan mendiskusikannya di setiap pertemuan. Komunitas ini sudah berdiri sejak empat tahun lalu, tepatnya tanggal 24 November 2015.
Banyak yang bertanya kegiatan apa saja yang biasa dilakukan di komunitas ini selain tentunya membaca puisi penuh seni. Kelas Puisi juga melakukan kegiatan rutin setiap bulan, seperti diskusi puisi dan juga pertemuan seluruh anggota yang tersebar dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu juga, ternyata komunitas ini pun kerap mengadakan kegiatan yang bisa dihadiri oleh kalangan umum atau non-anggota, mulai dari lomba cipta puisi, kelas penulisan, bedah buku, baca puisi, hingga perayaan ulang tahun Kelas Puisi.
Jenis puisi yang dibacakan dan ditulis bersama di setiap pertemuan pun beragam. Karya yang tercipta hampir terdiri dari semua jenis puisi terutama jenis puisi baru, mulai dari balada, elegi, himne, satire, ode, romansa, epigram.
Mengenai jenis puisi, kelas puisi mengadakan proyek menulis di Instagram bernama Semusim Puisi setiap bulan Agustus. Karya-karya setiap anggota pun semua diabadikan dalam bentuk buku yang berjudul Antologi Kelas Puisi yang sudah diluncurkan pada November 2018.
Cerita di Balik Kelas Puisi
Adalah Irawati Ningsih dan Gilang Perdana yang pertama kali menggagas Kelas Puisi. Latar belakang cerita dari mereka hingga pada akhirnya terbentuk komunitas ini adalah keinginan untuk merangkul setiap orang yang mencintai puisi serta produktif untuk melahirkan karya puisi, juga agar karya sastra puisi ini terus lestari meski zaman sudah semakin modern.
“Berawal dari proyek menulis puisi di Tumblr pada November 2015, Kelas Puisi digagas untuk mengajak banyak orang di seluruh Indonesia untuk menulis puisi,” kenang Irawati.
Dari proyek penulisan di Tumblr yang diikuti oleh Ira, sapaan akrabnya, dan sepuluh orang lainnya berdiskusi terlebih dahulu untuk membentuk pengurus, baru akhirnya terbentuklah komunitas Kelas Puisi ini.
Lebih dari Sekadar Senja dan Kopi
Nggak diragukan lagi, di negeri ini ada sebagian kelompok masyarakat masa kini yang selalu menghubungkan puisi dengan senja dan kopi. Bagi kelompok tersebut puisi adalah hal menye-menye yang dikaitkan dengan betapa naifnya para “anak indie”.
Padahal, di mana salahnya sih kalau menyukai dan menekuni dunia puisi? Nggak ada salahnya, kan. Dari sinilah timbul kelompok lain yang memang memiliki “niat mulia” untuk melestarikan karya sastra puisi dan menghempas stereotip negatif tentang puisi. Untungnya, kini ada wadah yang lebih menjamin produktivitas dan menampung passion kelompok tersebut tadi, salah satunya Kelas Puisi.
Saat ditanya apa sebenarnya visi dan misi dari komunitas Kelas Puisi ini ke depannya, jawabannya tentu menjadi wadah untuk berkarya dan mempertemukan banyak orang dengan hasrat yang sama di satu tempat.
“Harapannya, Kelas Puisi terus bisa menjadi wadah untuk berkarya. Bisa menjadi ruang untuk belajar dan mempertemukan banyak orang untuk berkembang bersama. Bisa menjadi komunitas yang memiliki kegiatan-kegiatan bermanfaat guna mengajak lebih banyak orang untuk terus menulis, mengapresiasi, dan melestarikan puisi.”
Seberapa Besar Peran Puisi di Indonesia
Kalau bicara soal puisi dan penyair Indonesia tentu tidak akan ada habisnya. Sebut saja nama-nama besar seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, W.S. Rendra, Taufiq Ismail, Widji Thukul, Emha Ainun Nadjib, Ajip Rosidi, hingga Subagio Sastrowardoyo. Mereka semua berperan besar dalam perkembangan puisi di tanah air.
Sebagai karya sastra, puisi juga memiliki peran penting dalam kehidupan. Puisi dapat menjadi sarana hiburan yang memberikan rasa senang dan tenang di hati pembacanya. Selain itu, puisi pun mendorong pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang pesan yang tersirat di setiap baitnya, atau dengan kata lain mengasah otak yang terkadang tumpul karena terbiasa membaca caption receh di media sosial, apalagi curhatan di Instagram Story.
Di masa kini, puisi memang kerap dijadikan sarana penyalur opini dan suasana hati. Namun, di masa yang lebih dulu, puisi bahkan menjadi sarana untuk berpolitik dan juga kritik terhadap pihak tertentu.
Jadi Penasaran, Gimana Cara Gabung di Kelas Puisi?
Jika lo tertarik buat jadi anggota di Kelas Puisi, lo bisa terus mengikuti kabar terbaru kapan dibuka pendaftaran anggota baru yang biasanya diumumkan di akun media sosialnya. Caranya gampang banget, lo tinggal daftar begitu ada pengumuman open recruitment dan kirimkan satu karya puisi disertai dengan motivasi lo mendaftar. Semudah itu.
Begitu sudah menjadi anggota lo tinggal gabung di grup LINE dan bisa ikuti diskusi online. Hanya saja menurut pengurus, untuk tahun 2019 ini, diskusi di grup LINE sudah jarang dan lebih difokuskan ke pertemuan secara langsung.
Nah, biasanya tongkrongan andalan mereka kalau kumpul adalah di area Taman Ismail Marzuki atau kafe-kafe yang disetujui bersama. Makin tertarik kan buat ikutan dan menyalurkan jiwa seni lo? Langsung aja ikuti mereka di akun Instagram @kelaspuisi buat tau jadwal rekrutmen selanjutnya!
Comments