Bila Urbaners bertanya makanan apa yang paling mahal di dunia, jawabannya adalah kaviar. Apa itu kaviar? Kaviar adalah makanan yang terbuat dari telur ikan jenis tertentu, umumnya ikan sturgeon atau beluga.
Walaupun terkadang tidak masuk akal, kaviar layak menyandang sebagai makanan termahal. Selain cita rasanya, kaviar juga sulit didapatkan. Seekor ikan beluga butuh 20 tahun untuk menjadi dewasa dan menghasilkan telur.
Sturgeon adalah ikan langka yang menurut penelitian telah ada sejak zaman dinosaurus. Dari 27 spesies ikan sturgeon yang ditemukan, enam di antaranya berada di perairan laut Kaspia.
Laut Kaspia sendiri adalah danau dan termasuk salah satu danau terbesar di dunia. Disebut laut karena danau ini mengandung garam dan permukaannya berada sekitar 26 meter di bawah permukaan laut bebas.
Awalnya kaviar hanya dikonsumsi para bangsawan. Tapi sejak awal abad ke-19, perairan laut Amerika berlimpah dengan sturgeon. Hal ini mengakibatkan kaviar dengan mudah didapat. Bahkan disajikan secara bebas di bar-bar di Amerika.
Penangkapan besar-besaran pada akhir abad ke-19 membuat sturgeon di ambang kepunahan. Sejak saat itulah kaviar menjadi makanan mahal. Kaviar sendiri terdiri dari beberapa jenis antara lain Avruga, Sevruga, dan Ossetra.
Salah satu jenis kaviar yakni Almas tercatat sebagai termahal di dunia. Kaviar Almas dijual 20 ribu euro atau Rp 280 juta per kilogram. Kaviar Almas diproduksi dari telur ikan sturgeon albino langka yang berusia sekitar 60-100 tahun.
Kaviar dapat disajikan dalam keadaan segar atau yang sudah dipasteurisasi atau disterilisasi dari organisme merugikan. Namun dengan dipasteurisasi akan mengurangi nilai ekonomi serta citra rasa kulinernya.
Cara mengkonsumsinya bermacam-macam. Di Eropa, kaviar biasa disantap bersama roti tipis, scramble egg, dan sour cream. Sedangkan di Iran, biasa disantap dengan roti atau pancake. Tetapi itu tergantung dengan selera, ada juga yang menyantapnya begitu saja atau hanya menambahkan sedikit sour cream.
Jika ingin nikmatin kaviar dengan rasa yang lebih nikmat, lo harus memakannya menggunakan tangan. Tapi bukan telapak tangan yang biasa dgunakan untuk makan melaikan kulit luar tangan. Urbaners tertarik untuk mencobanya?
Source: Kompas.com
Comments