Flexing culture adalah salah satu paham yang sekarang sepertinya diterapkan oleh banyak kalangan. Penerapan paham ini juga didukung oleh kemajuan teknologi seperti sosial media yang mumpuni untuk mempertunjukan status, barang dan apapun yang bisa dipamerkan.
Berbagai bentuk sosial media, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter – bahkan Path, yang dulu mempunyai berbagai fitur spesifik yang bisa menunjukan diri lo ada di mana, sedang apa, sedang mendengarkan musik apa, dan lainnya.
Instagram, Facebook, Snapchat sampai TikTok – semuanya jadi salah satu alat untuk banyak kalangan memberitahukan ‘universe’-nya kalau dia punya sesuatu yang berharga dan cukup sepadan jika untuk dipamerkan.
Belum lama ini, salah satu sosial media yang sekarang universenya hanya digunakan seperti untuk baca berita, cari meme kocak, sampai cerita-cerita pendek yang dikenal menggunakan fitur thread – Twitter, merilis fitur yang mirip sekali dengan Instastory-nya Instagram.
Tujuannya apa? Mungkin secara garis besar, tujuannya sama dengan fitur-fitur yang setipe. Untuk bisa flexing tapi konten tersebut hanya bertahan 24 jam saja atau satu hari satu malam. Tapi apakah ada yang membuat fitur ini berbeda daripada yang lain?
Buat lo yang baru tahu dan sudah mempertanyakan hal yang sama atau mempertanyakan hal lainnya – daripada lo penasaran sendiri, sila simak bahasan kali ini untuk mengetahui selengkapnya ya!
Twitter Luncurkan Fleets!
Credit Image: searchenginejournal.com
Memang sih ini sudah beberapa waktu yang lalu – fitur terbaru dari Twitter yaitu Fleets, menjadi fitur yang melengkapi banyak pilihan yang ada. Seperti di Snapchat dan TikTok, Facebook, Instagram – dan sekarang Twitter, mempunyai fitur yang kontennya tidak bertahan lebih dari 24 jam saja.
Jadi kalau lo mau flexing dengan catatan real time – fitur ini bisa jadi pilihan lo untuk di Twitter. Namun perlo lo ketahui bro kalau Fleets tidak seperti sebuah tweet yang lo lemparkan di linimasa lo itu. Fleets tidak bisa menerima re-tweet, likes, atau bahkan dibalas oleh pengguna lainnya.
Lalu bagaimana cara menggunakannya? Cara penggunaannya sendiri cukup mudah bro – semudah mengoperasikan instastory di Instagram. User interference pun cukup mudah dimengerti oleh banyak kalangan.
Fleets sendiri diletakan di atas linimasa atau timeline sehingga akan makin mudah untuk memeriksa atau melihat siapapun yang sedang upload konten videonya di sana. Fleets yang belum dilihat akan mempunyai lingkaran berwarna biru.
Kalau memang kurang lebih tidak begitu berbeda dengan fitur yang dimiliki oleh Instagram, Facebook atau bahkan Snapchat dan TikTok – lalu apa yang mendasari Twitter membuat Fleets, ya? Apakah benar hanya sekedar ikut-ikutan saja tren yang sekarang diterapkan oleh banyak kalangan?
Dibuat Berdasarkan Feedback Publik
Credit Image: gizmologi.id
Menjawab pertanyaan di atas – dilansir dari USSFEED dan juga blog post yang ada di Twitter, mereka menyatakan kalau Fleets adalah fitur yang dibuat berdasarkan dari keresahan, feedback publik Twitter yang kurang begitu nyaman dengan tweeting.
Twitter menyatakan kalau beberapa feedback dari publik memberitahu kalau ternyata men-twit tidak begitu nyaman karena terasa begitu frontal, begitu permanen dan sepertinya jadi ada tekanan tersendiri untuk mengumpulkan re-tweet dan likes.
Fleets tidak jadi satu-satunya fitur yang dirilis oleh Twitter. Ada fitur bernama ‘ruang audio’ untuk mengurangi tekanan dari para pengguna atau publik yang menggunakan Twitter. Ruang audio ini dideskripsikan sebagai ruang untuk komunikasi dan diskusi mereka buat memperdebatkan suatu topik.
Fitur yang melengkapi Twitter ini diprediksikan menjadi wadah atau tempat tersendiri untuk mereka yang senang berdebat. Well, tapi Twitter belum memberitahukan sejauh mana mekanisme dan penggunaannya serta pengendalian seperti apa yang ada di fitur tersebut.
Wah bagaimana nih bro? Buat sekarang, apakah lo sudah menggunakan Fleets buat flexing atau minimal memberitahukan status lo?
Feature Image – wired.com
Comments