Tanggal 21 September kemarin, Barasuara resmi melepas single terbarunya. Single yang udah lama ditunggu para Penunggang Badai ini berjudul Guna Manusia, menambah diskografi band yang berdiri tahun 2012 ini. Nggak sebatas itu, Guna Manusia juga jadi pemanasan buat album kedua mereka yang bakal dirilis dalam waktu dekat.
Membahas karya nggak bisa lepas dari si pembuat karyanya, dong. Bakal lebih seru kalau lo tahu apa yang ada di balik karya tersebut. Buat Guna Manusia sendiri, para personil Barasuara punya pengalamannya masing-masing. Termasuk dari sang bassist, Gerald Situmorang. Apa Guna Manusia di mata GeSit?
Perjuangan Panjang
Buat Gerald Situmorang, single ini adalah sebuah perjuangan panjang. Nggak aneh sih, single ini ibarat eksperimen besar Barasuara. Kalau lo bandingin Guna Manusia dengan lagu-lagu Barasuara lain, musik di single ini benar-benar kerasa bedanya. Lagu-lagu di album Taifun seperti single Bahas Bahasa dan Sendu Melagu punya nuansa bass yang kuat.
Nah, Guna Manusia beda, Urbaners. Nuansa bass memang masih terasa, cuma ada tambahan berupa synthesizer. Ternyata perubahan ini juga berdampak ke permainan bass GeSit. Kalau biasanya GeSit bisa “didengar” lewat permainan bas yang jazzy, di Guna Manusia ini ia harus rela ngalah sama bunyi-bunyian dari synthesizer.
Nggak usah khawatir, GeSit sang bassist andalan nggak bakal bikin lo kecewa. Suara dari synthesizer justru bikin suara bassnya jadi makin spesial. Semacam kombinasi nggak terduga yang bisa bikin lo ketagihan.
Pintu Pikiran dan Perjalanan Baru
Eksperimen dan eksplorasi di Guna Manusia nggak cuma urusan teknis dan alat musik melulu. Ada juga perubahan pemikiran dan of course, tema. Kalo Taifun (2016) penuh tema pengharapan dan semangat meletup-letup, Guna Manusia terasa lebih halus. Menurut GeSit sendiri, single ini jadi semacam satu pintu yang baru terbuka.
Dari pintu ini terbuka pemikiran dan perjalanan baru, nggak cuma buat GeSit sebagai personil Barasuara, tapi juga GeSit sebagai seorang manusia. Rentang waktu yang lama dari waktu rilis Taifun bikin laki-laki berdarah batak ini punya banyak pengalaman dan pemikiran baru. Menurut GeSit, semuanya punya peran yang penting di single baru ini.
Di Guna Manusia yang ditulis GeSit bareng Iga Massardi ini terasa banget banyak kegundahan. Ada kegundahan soal kerusakan lingkungan sampai tingkah manusia yang makin hari makin bikin khawatir. Jadi, jangan heran kalau lo dan Penunggang Badai lainnya bakal merenung abis dengerin single ini.
Solo Karir Jalan Terus
Balik ke Gerald Situmorang sendiri. Selama ini, ia emang nggak cuma dikenal gara-gara karirnya bareng Barasuara. GeSit juga merintis solo karir yang nggak kalah keren. Nggak main-main, GeSit udah punya tiga album di luar karirnya bareng Barasuara. Tiga album itu bertitel Solitude, Time Is Answer, dan Dimensions yang dirilis September tahun lalu.
Karya-karya ini sukses bikin GeSit meraih Anugrah Musik Indonesia 2018 buat kategori Instrumental Album of the Year. Dari sini, publik juga makin kenal dengan musikalitas GeSit yang emang luar biasa. Banyak yang berharap GeSit nggak berhenti bersolo karir. Jelasnya sih sampai sekarang solo karir GeSit tetap jalan terus meski cuma jadi sidekick project.
Rasanya nggak berlebihan kalau bilang Gerald Situmorang sebagai bassist terbaik di dunia musik Indonesia saat ini. Semoga setelah rilisnya Guna Manusia, nama GeSit bisa makin bersinar ya!
Source: cnnindonesia.com, mtvasia.com
Comments