Nama Gerald Situmorang pasti sudah nggak asing lagi buat lo. Gitaris grup band indie beraliran rock pop, Barasuara berdarah Batak ini memang punya magnet tersendiri. Selain mahir memainkan alat musik, Gerald juga punya segudang karya yang menarik bahkan beberapa sukses menyabet beragam penghargaan bergengsi di kancah musik nusantara. Daripada penasaran, nggak ada salahnya lo berkenalan lebih dekat dengan Gerald Situmorang Barasuara ini.
Gerald Situmorang Barasuara Juga Sukses dengan Trio-nya
Pria yang lahir di Jakarta pada 31 Mei 1989 ini mengaku kalau dia mulai berkenalan dengan gitar sejak masih duduk di bangku SMP atau sekitar usia 13 tahun. Sepanjang karir bermusiknya, Gerald sudah terlibat dengan berbagai macam proyek musik melalui format yang berbeda-beda. Mulai dari band rock bersama Barasuara, duo akustik Sketsa, trio jazz di Gerald Situmorang Trio, quartet bersama Hemiola, hingga format solo akustik.
Mengasah bakat bermusiknya dari kecil, nggak heran kalau Gerald akhirnya sukses menjadi musisi yang bisa berekspresi dengan berbagai genre. Walaupun lebih sering tampil membawakan musik jazz, melalui Barasuara ia sukses mengeksplorasi musik pop dan rock. Keahliannya bermusik juga membuat pria berambut gondrong ini aktif berkolaborasi dengan musisi-musisi tanah air lainnya, termasuk Monita Tahalea dan Kunto Aji.
Mengawali Karir Bermusik dalam Bentuk Grup
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pria penggemar kartun anime Jepang ini tergolong sebagai musisi yang serba bisa. Pasalnya, di awal karir bermusik Gerald terlebih dulu bergabung dalam formasi grup yang berbeda. Bersama Gerald Situmorang Trio ia juga sempat meluncurkan album berjudul Time is the Answer di tahun 2014. Nggak tanggung-tanggung, di album ini Gerald tampil memukau dengan memainkan akustik gitar steel, nylon dan elektrik gitar sekaligus.
Rilis Album Solo Bertajuk Solitude
Gerald Situmorang, mungkin lebih dikenal luas sebagai gitaris grup musik Barasuara namun di tahun 2016 silam, ia sempat merilis album solo bertajuk Solitude. Urbaners, persis seperti judulnya album musik ini terdiri dari dua belas komposisi lagu yang menggambarkan perasaan terisolasi yang membuka banyak ruang kemungkinan untuk berpikir dan merenung.
Melalui album ini lo bisa mendengar nada yang mengalun dengan tempo pelan serta manis, yang selalu memberikan efek damai. Gerald menyajikan musik dengan pendekatan yang beda dari apa yang telah ia presentasikan bersama Barasuara ataupun Gerald Situmorang Trio. Jika sebelumnya gitar yang ia mainkan berinteraksi dengan instrumen lain dan memberikan efek kolaboratif, maka Solitude ini gitarnya lah yang jadi bintang.
Sempat Mengadakan Tur Musik
Urbaners, berkat album solo tersebut Gerald punya kesempatan untuk mengadakan tour musik perdananya. Melalui pertunjukkan tersebut, selain mempromosikan album Solitude, ia juga menyuguhkan tembang instrumental dengan penampilan melankolis. Berbeda jauh dari penampilan Gerald bersama Barasuara yang cenderung lebih liar dan berapi-api. Tur musik bertajuk SoliTour ini bahkan digelar di 7 kota seluruh Indonesia.
Memenangkan Anugerah Musik Indonesia
Pria yang saat ini berusia 29 tahun ini juga pernah memboyong piala penghargaan di ajang bergengsi Anugerah Musik Indonesia pada 2016 bersama Barasuara. Lewat lagu berjudul Bahas Bahasa, Gerald Situmorang Barasuara ini sukses mengalahkan nominee lainnya. Antara lain, Endah N Rhesa, Efek Rumah Kaca, Mocca, dan Sarasvati. Sejak itu, tawaran berkolaborasi datang dari berbagai musisi dengan berbagai genre musik seperti Raisa, Tulus dan Yovie Widianto.
Selalu Memberikan Sentuhan Baru
Urbaners, setelah merilis album solo perdana miliknya ternyata Gerald juga sempat menjajal nuansa musik elektro di single berjudul Dice. Musisi yang mengidolakan sosok Yovie Widianto ini menyajikan nuansa musik yang kental akan sentuhan musik elektro pada komposisi lagu yang diciptanya. Gerald seolah ingin memberi sesuatu yang berbeda setiap merilis album solo.
Beberapa lagu karya Gerald juga sudah dibuat video musiknya dengan menggabungkan konsep angkasa dan konsep fisika, kimia dan biologi. Video ini bisa lo tonton melalui channel YouTube pribadi milik Gerald Situmorang. Baginya, setiap musisi harus aware dengan kehadiran platform media sosial supaya bisa lebih mudah memperkenalkan karya-karya dengan lebih mudah tanpa harus mengeluarkan biaya mahal untuk rekaman pribadi.
Pernah Satu Panggung dengan Oran Etkin
Lo mungkin nggak kenal siapa Oran Etkin, tapi bagi Gerald musisi yang mahir memainkan klarinet tersebut adalah idola yang sangat ia kagumi. Oran Etkin juga disebut-sebut sering berkolaborasi dengan gitaris profesional kelas dunia, yaitu Lionel Loueke dan Ben Monder. Sudah pasti pengalaman musikal bersama musisi kelas dunia ini nggak bakal terlupakan begitu saja oleh Gerald Situmorang.
Jadi Produser untuk Sederet Penyanyi Cantik
Nggak hanya berbakat untuk dirinya sendiri, Gerald ternyata diam-diam sukses memproduseri sederet penyanyi cantik muda di Indonesia. Sebut saja Monita Tahalea, Ify Alyssa, dan Asterika. Bahkan, ada juga yang menyebut bahwa dibalik suksesnya album ketiga penyanyi tersebut ada tangan dingin Gerald yang membuat lagu mereka sukses di pasaran.
Pada tahun 2013, Gerald dan Monita Tahalea mengeluarkan EP berjudul Song of Praise di bawah nama Monita Tahalea & The Nightingales. Nggak lama setelah itu, Gerald juga membantu Monita di album bertajuk Dandelion di tahun 2015 dengan single Memulai Kembali yang menjadi hits di hampir seluruh stasiun radio di Indonesia.
Sosok Gerald juga dipercaya menjadi produser musik untuk single perdana penyanyi Ify Alyssa, mantan personel girl band Blink. Melalui lagu bertajuk Gitar, keduanya pun berkolaborasi secara profesional. Nggak berhenti sampai disitu saja, keduanya juga sukses menyelenggarakan konser musik tunggal Breaking walls: "Gitar" Intimate Concert with Ify Alyssa. Sementara album Asterika yang diproduseri Gerald masih berada di dapur rekaman.
Tanggapan Gerald Situmorang Soal Musik di Indonesia
Urbaners, musik di Indonesia sebenarnya menjadi wadah yang cukup menarik untuk dicoba bagi siapa saja yang memang berminat terjun di industri musik. Sayangnya, ada banyak penyanyi pendatang baru yang nggak cukup konsisten dalam berkarya sehingga cepat populer dan cepat pula meredum karirnya.
Hal ini juga sempat dipandang Gerald sebagai fenomena unik. Pasalnya, musisi di Indonesia lebih sering memproduksi musik yang sedang hits, sehingga saat sudah nggak lagi populer karya-karyanya cenderung dilupakan. Inilah yang juga menjadi tantangan bagi diri Gerald sendiri untuk terus berani menghadirkan warna-warna baru di industri musik tanah air.
Percaya nggak percaya cerita sukses Gerald Situmorang yang selalui dibanjiri permintaan kolaborasi dengan sejumlah musisi tadi membuktikan jika ingin sukses lo memang harus konsisten. Artinya, temukan bakat yang ada di dalam diri sendiri dan nggak perlu ikut-ikutan dengan tren yang ada. Dengan begitu lo baru bisa menjadi sosok yang beda, unik, dan original. Setuju nggak?
Comments