“Kubiarkan berlalu, tetap datang menyapaku.
Serangkaian rasa kurindu, merambah sepiku.”
Urbaners, lirik di atas adalah petikan lagu terbaru Fabian Winandi yang berjudul “Merambah Sepi”. Sekilas kebayang kan seberapa mellow lagu tersebut? Kalau soal kemampuan mengaduk perasaan lewat lirik dan alunan musik, Fabian memang jago banget! Dalam setiap lagu, ia selalu menaruh sisi personal di setiap karya ciptaannya. Nggak heran kalau lirik lagu tersebut bisa berpadu manis dengan irama bernuansa jazz dan pop.
Fabian termasuk musisi yang serba bisa, Urbaners. Pria kelahiran Bandung ini punya kendali penuh, mulai dari proses penulisan lagu hingga finalisasi dan akhirnya bisa dibawakan di atas panggung. Kini, ia siap blak-blakan dan bercerita soal proses penciptaan lagu teranyarnya. Yuk, simak lebih jauh!
Merambah Sepi pada Momen Pribadi
Fabian mengawali tahun 2020 dengan sukses meluncurkan single Merambah Sepi. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi Fabian dengan Yonathan Godjali (Yonago). Dalam prosesnya, Fabian menerima tantangan dari Yonago untuk menciptakan lagu dengan pendekatan berbeda, dan hanya boleh dibantu dengan piano elektrik saat membuat lagu. Padahal biasanya, selama proses penciptaan lagu Fabian nggak bisa lepas dari alunan gitar sebagai instrumen fondasi.
“Hasilnya jadi cukup unik, karena terasa sangat berbeda dengan musik-musik saya sebelumnya,” ungkap Fabian. Irama lagu yang terdengar fresh pun terasa kian bermakna lewat ramuan lirik ciptaan Sutansyah Marahakim. Fabian dan kedua temannya setuju untuk mengangkat tema move on sebagai ide utama untuk Merambah Sepi. Ide tersebut jadi menarik karena fase move on nggak melulu soal percintaan, tapi bisa ada di setiap momen kehidupan secara lebih luas.
“Kita mengalaminya berkali-kali. Move on dari masa-masa SMA, kuliah, single, dan seterusnya. Terkadang kenangan yang tersisa sering datang, hingga pada saat itu sepi pun terasa. Pesan terpenting lagu ini sebenarnya tentang melepaskan. Kita harus terus menjalani hidup. Maka untuk terus berjalan, kita harus siap membuka lembaran baru,” papar Fabian yang ingin para pendengarnya bisa ikut menikmati merambah sepi sambil larut dalam momen-momen pribadi.
Musik Selalu Menemani Dari Dulu
Nama Fabian sendiri bukan terbilang baru di industri musik tanah air. Pria berkacamata ini telah aktif bermusik sejak tahun 2015 dan menghasilkan dua album dan sejumlah single yang selalu direspons positif oleh pecinta musik. Di album perdana, karya Fabian yang berjudul ‘Sturara’ dan ‘Showtime’ adalah lagu yang ia buat sejak masih duduk di bangku sekolahan. Jadi, lo bisa bayangin, kecintaan Fabian dengan dunia musik emang nggak main-main, Urbaners.
“Saya mulai menulis lagu sejak masa SMP. Saat itu, saya selalu membawa gitar ke sekolah dan sering menulis lagu pada jam istirahat maupun setelah pulang. Rutinitas ini berlanjut hingga kuliah. Saya masih menyimpan lagu-lagu ciptaan tersebut hingga saat ini,” kenang pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini. Musik nggak pernah absen menemani Fabian dari masa-masa sulit. Musik selalu jadi penyelamat, sekaligus pengingat.
Kehidupan sehari-hari Fabian pun selalu diwarnai musik. Kalau ada ide yang mampir sekilas, ia segera mengambil ponsel dan merekam nada yang menjadi ide dasar sebelum menciptakan lagu. Senandung tersebut nantinya Fabian beri nama yang disesuaikan dengan tema dari tiap irama. “Belakangan saya selalu review koleksi voicenotes tersebut. Kalau ada yang bernada atau bertema kuat, saya akan garap liriknya secara penuh,” tutur pria yang hobi bermain video games ini.
Momen Membekas Selama Bermusik
Meski musik selalu hadir setiap saat, Fabian nggak perlu waktu lama untuk menjawab momen paling berkesan yang dirasakan selama kariernya. Menurut Fabian, kenangan konser tunggal perdana di Bandung pada 2017 lalu amat membekas di ingatan. “Saya ingat semua proses dari persiapan, brainstorming ide, latihan bersama musisi lain, hingga hari pelaksanaannya. Semuanya seperti mimpi,” kata Fabian.
Momen saat berdiri di atas panggung menjadi bagian favoritnya dalam kegiatan bermusik. Rasa bahagia tersebut sama besarnya seperti saat Fabian menulis lagu, tapi dapat menyanyikan langsung di depan pendengar memberikan kesan dinamis. Berbeda dengan proses menulis lagu, dimana rasanya lebih personal. “Karya-karya terbaik muncul apabila saya merasakan suatu perasaan kuat. Bisa senang, sedih, terharu, bahagia, menyesal, dan sebagainya.”
Perasaan kuat tersebut berlaku pada lagu ciptaannya yang berjudul ‘Pelipur Lara’ dari album “Surat”. “Lagunya saya ciptakan saat hampir memutuskan berhenti bermusik. Lalu membaca banyak pesan di media sosial dari pendengar yang memberi dukungan untuk musik saya. Pada akhirnya, lagu-lagu saya akan jauh lebih berarti apabila bisa menjadi pelipur lara bagi para pendengar,” harap Fabian.
Siap dengan Karya Berikutnya
Setelah Merambah Sepi, ternyata Fabian sudah memiliki beberapa rencana lain. Saat ini, ia tengah menyusun materi-materi baru untuk album ketiga. Menariknya, Fabian berencana untuk melibatkan pendengar musik dalam proses pembuatannya. Selain persiapan album baru, ia juga ternyata akan merilis sebuah karya kolaborasi bersama Siloka, band asal Bandung yang membawa gambang dan angklung dalam performance mereka.
Biar nggak ketinggalan karya terbaru Fabian, lo juga bisa ikutin akun Instagram @FabianWinandi supaya nggak kelewatan kabar terbaru. Meski baru membagikan teaser, Fabian mengatakan lagu-lagunya akan selalu masuk dalam kategori easy listening. Ia nggak bosan merilis karya baru untuk terus memberikan kesan fresh dan seru di telinga pendengar.
“Saya berharap bisa segera merilis album ketiga, keempat, dan seterusnya. Saya juga berharap bisa segera menggelar konser dalam waktu dekat. Bila suatu saat diberi kesempatan untuk mengadakan konser lagi, saya akan dengan senang menjalani proses ini berulang-ulang dengan sepenuh hati. Mungkin selanjutnya di luar kota, mengunjungi pendengar-pendengar saya di seluruh Indonesia,” tutup Fabian.
Comments