Pada era 2000an, demam sneakers mulai melanda Indonesia. Saat ini, hampir semua kaum urban mempunyai koleksi sneakers dan diantaranya, koleksi milik Emil Darwin Sugiarto adalah salah satu koleksi terbesar. Pemilik akun Instagram @_nedsrock_ ini bahkan mempunyai ruangan khusus di rumahnya dimana ia menyimpan semua koleksinya. Kami berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu pemilik KIXXX Jakarta mengenai koleksi Air Force 1, memakai sneakers di pernikahannya, dan mengapa harga sepatu yang sampai puluhan juta masih wajar menurutnya.
Kapan pertama kali tertarik dengan sneaker culture?
Pertama kali itu tahun 2009, gue mencari sepatu Nike Air Force 1 “All White” yang low. Setelah itu, gue bertemu dengan orang-orang dari komunitas dan mulai menambah banyak teman. Itu awal mulanya.
Apa saja jenis sneakers yang ada di koleksi lo?
Awalnya,koleksi gue bercampur. Sempat punya beberapa Adidas dan New Balance, tapi semakin lama, gue memutuskan untuk lebih fokus ke Nike saja. Koleksi gue itu Nike only dengan mayoritas model Air Force 1. Gue memilih itu karena ingin membatasi sih, biar nggak keluar uang banyak. Koleksi Nike only saja sudah keluar banyak (tertawa).
Bagaimana tanggapan lo mengenai trend sneakers yang sedang marak saat ini?
Pastinya senang ya. Sebenarnya sneaker culture mulai populer bukan baru-baru ini. Gue mulai koleksi di 2009, tapi dari 2005-2008 sudah mulai booming juga dan sekarang mulai naik daun lagi. Seru sih. Jadi semakin rame dan nggak koleksi sendirian (tertawa).
Salah satu kebanggaan seorang sneakerhead adalah saar memakai sepatu yang tidak dipunya orang lain. Bagaimana reaksi lo ketika melihat ada orang yang memakai sepatu yang sama dengan lo?
Pasti maunya kita memakai sepatu yang beda sendiri ya. Kalau memang punya yang bersifat rare ya bagus, tapi kalau ketemu yang pake sneakers yang sama ya nggak masalah. Namanya juga sepatu, kan diproduksinya secara banyak, nggak mungkin punya cuma satu-satunya di dunia kecuali custom.
Dari sekian banyak sneakers dalam koleksi lo, sepatu apa yang paling berkesan?
Yang paling berkesan adalah Nike Air Force 1 x KAWS karena gue pakai saat pernikahan gue. Gue memang mencari sepatu yang warna hitam biar bisa dipakai untuk acara formal, gue mengincar sneakers itu memang sudah lama dan akhrnya dapat sebulan sebelum pernikahan (tertawa).
Selain sneakers, apakah lo mempunyai jenis sepatu lain?
Nggak ada. Dulu sebelum mulai koleksi sneakers, gue punya dress shoes tapi nggak pernah gue pake dan lupa dimana gue simpannya (tertawa).
Saat ini banyak orang yang menjual kembali sneakers mereka dengan harga puluhan juta rupiah. Bagaimana pendapat lo mengenai fenomena ini?
Asal masih ada yang mau beli sih, menurut gue masuk akal aja. Tergantung demand di market nya. Kalau gue sih nggak masalah dengan hal seperti itu. Misalnya harga pasaran lima belas juta, tapi dia jual dengan harga dua puluh lima atau bahkan tiga puluh juta, asal masih ada yang beli sih nggak masalah.
Apa tanggapan lo saat orang bertanya, “Lo ngapain sih beli sepatu banyak-banyak?” ?
Ya ini hobi gue. Ada orang yang mengoleksi jam, “ya buat apa lo beli-beli jam juga?”, Sama prinsipnya. Hidup tanpa hobi sih cukup hambar ya. Nggak seru (tertawa).
Sebagai salah satu pemilik toko KIXXX, apa yang menjadi motivasi untuk membuka toko sneakers?
Dari dulu gue memang ingin punya toko sneakers sendiri, dan untungnya dibukakan jalan. Yang pertama kali mengajak gue adalah partner gue yang kenal dari komunitas sneakers juga.
Banyak orang yang membeli sneakers untuk menjadi pajangan dan tidak untuk digunakan. Apakah lo termasuk dalam kategori tersebut?
Gue sih bebas ya. Gue beli, tapi jarang juga gue gunakan, hanya kalau ada event tertentu. Bahkan ada beberapa yang belum tentu akan gue pakai. Banyak orang yang bilang sneakers keren harus dipakai, tapi menurut gue, kalau bagus, dijadikan pajangan juga nggak masalah. Sifatnya jadi seperti sebuah seni.
Comments