Lanskap sulap di Indonesia selalu menarik buat diikuti. Setelah era pesulap kawakan macam Deddy Corbuzier dan Romy Rafael, kemudian muncul nama-nama pesulap yang ngetren ketika The Master tayang di TV nasional. Lo pasti masih inget kan sama Master Limbad atau Joe Sandy?
Sekarang, makin banyak pesulap Indonesia yang melanjutkan jejak mereka, Urbaners. Salah satunya adalah Edo Huang, pesulap spesialis close-up magic yang juga seorang desainer kartu remi klasik. Ingin tahu cerita Edo terjun dan mempelajari teknik sulap? Apa aja sih cerita seru yang pernah ia alami ketika lagi perform? Baca di sini ulasan lengkapnya!
Terpesona Aksi Idola
Sebelum namanya dikenal seperti sekarang, Edo pertama kali jatuh cinta pada dunia sulap sejak tahun 2001. Ketika lulus SD, ia ketagihan menonton acara TV David Copperfield dan David Blaine di salah satu TV nasional. Nggak cukup hanya dengan menonton, ia kemudian tertarik dengan dunia sulap dan memutuskan untuk menekuni hobi sulap sampai sekarang. Edo pun mengaku bahwa David Copperfield, David Blaine, dan Derren Brown masih jadi pesulap panutannya hingga saat ini.
Sulap mempunyai banyak banget jenis yang berbeda, mulai dari stage magic, close-up, parlour, mentalism, dan lain-lain. Di awal menekuni sulap, Edo sudah belajar dan mencoba semuanya. Namun, setelah mendapatkan banyak pengalaman, ia kemudian memilih untuk menjadi spesialis close-up magic, terutama dengan menggunakan alat bantu kartu.
“Saya memilih close-up magic karena saya sangat suka kalau penonton diikutsertakan dalam setiap performance. Mereka bisa merasakan the magic happens inch away from their eyes, dan itu merupakan pengalaman berkesan buat saya,” kata Edo. Kartu adalah alat sulap yang paling ia sukai, jadi nggak heran, ia pun kemudian memutuskan untuk melebarkan sayap dan menggunakan kemampuan desainnya untuk meluncurkan brand kartu remi eksklusif, bernama Svngali.
Berkreasi Lebih Bebas dengan Svngali
Untuk meluncurkan designer playing cards Svngali di Indonesia, Edo bekerja sama dengan partner magician lainnya, yaitu Alex Pandrea dari Amerika Serikat. Seri pertama dari kartu remi Svngali telah diperkenalkan pada bulan Agustus lalu, dengan nama Forbidden. Kartu edisi debut ini hanya diproduksi sebanyak 2.500 deck saja.
Edo sengaja memilih untuk berkreasi di kartu remi, karena kecintaannya pada sulap kartu dan hobi mengoleksi kartu remi sejak dulu. Ia bahkan sudah mempunyai lebih dari 2000 deck kartu, Urbaners!
Edo dan Alex mulai kerja bareng sejak tahun 2012. Saat itu, Edo memberanikan diri untuk menunjukkan desain kartu reminya di website produsen kartu remi terkenal di AS, yaitu The Blue Crown - dimana Alex Pandrea merupakan founder-nya. Singkat cerita, desain Edo yang elegan terpilih untuk diproduksi menjadi limited edition. Dari situlah, kerjasama mereka dimulai untuk membesarkan brand baru, yaitu Svngali.
Selain mengandalkan desain yang one-of-a-kind, kartu remi Svngali juga diproduksi dengan bahan berkualitas tinggi. Lo bisa merasakan feel yang luks banget ketika memegangnya. Untuk mempromosikan kartu, Edo sering menggunakan kartu Svngali di setiap trik sulapnya. Memang, desainer dan magician adalah dua identitas yang nggak bisa dilepaskan dari Edo.
Nggak cukup dengan Svngali, cowok lulusan University of Creative Technology, Malaysia, ini juga mempunyai proyek sampingan dengan sang istri, yaitu Credo Creation. “Creado Creation adalah design house yang saya buat bareng istri, soalnya istri saya adalah seorang UI/UX designer. Kami berdua memutuskan untuk berkolaborasi membuat design house yang ahli di bagian creative branding,” ungkapnya.
Ingin Jadi Mentor Sulap
Nama Edo Huang sebagai magician udah banyak dikenal di negara-negara lain. Bahkan, ia mengaku bahwa kliennya kebanyakan datang dari luar negeri dibandingkan lokal. Edo sering diundang untuk tampil di private event, corporate show, atau Gala Dinner. Sekarang, ia sudah memiliki studio sulap sendiri di daerah Gading Serpong. Kalau lo tertarik buat melihat langsung performance Edo, feel free to come, Urbaners!
Setelah mencapai titik ini, Edo merasa bahwa menemukan mentor yang tepat adalah kunci kesuksesan dari setiap pesulap. Ia mengaku sempat kesusahan mengembangkan diri sebagai seorang magician. Ketika memutuskan untuk belajar sulap di tahun 2001, ia nggak mempunyai mentor yang bisa membimbing Edo untuk membesarkan karir di industri tersebut.
Dari kekhawatiran itulah, sekarang Edo lebih banyak membuka kelas sulap untuk pemula dan intermediate. Ia sering menjadi pembicara lecture di kelas sulap Singapura. “Saya percaya, buat mereka yang masih muda dan pingin mendalami sulap, alangkah baiknya kalau ada figur yang bisa mereka percaya untuk membimbing mereka, memberikan masukan, motivasi, dan arah untuk menjadi pesulap yang baik.”
Menurut Edo, industri sulap di Indonesia punya potensi yang besar. Banyak pesulap kreatif yang selalu memberikan inovasi baru, nggak cuma meniru apa yang udah ada di pasaran. Ia mencontohkan, adanya pesulap icon seperti Demian Aditya, yang merupakan sahabatnya, membuat standar sulap di Indonesia jadi makin advance dan nggak murahan.
Untuk rencana ke depan, Edo akan memprioritaskan dua hal, yaitu membesarkan brand Svngali dan melakukan pendekatan ke brand lokal untuk bekerja sama dalam hal sulap maupun playing-card design. Karena sudah sering mendapatkan klien dari luar negeri, saat ini ia ingin fokus menjajaki kolaborasi dengan brand lokal yang ada di Indonesia.
So, Urbaners, kalau lo punya passion dan hobi, jangan takut buat menekuninya, ya! Walaupun banyak rintangan di perjalanannya, tapi kisah dari Edo Huang semoga bisa menginspirasi lo buat nggak nyerah dan selalu nyari mentor terbaik buat membimbing lo!
Comments