Urbaners pasti setuju mie instan makanan paling praktis penyelamat perut di malam hari. Cukup masukkan mie ke dalam air mendidih, tambah bumbu penyedap, maka mie pun siap disantap.
Tetapi, Urbaners pasti gak sadar kalau setiap bungkus mie instan yang kita konsumsi turut menyumbang limbah sampah yang jumlahnya kian fantastis. Apalagi program "Diet kantong plastik" belum melepaskan ketergantungan Indonesia akan plastik.
Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan itu telah mendorong kreativitas anak bangsa bernama, Noryawati Mulyono yang berinovasi mengembangkan bioplastik edibel berbahan rumput laut.
Lewat inovasinya ini, Noryawati yang tercatat sebagai dosen Universitas Atma Jaya ini menciptakan kemasan plastik yang dapat dicerna perut Urbaners. Jadi jangan heran ketika sachet bumbu penyedap mie instan bisa dimakan, bahkan menambah nutrisi buat tubuh. Tinggal cemplungin semuanya ke air mendidih. Simple.
Bagaimana dengan faktor keamanan? Noryawati yang tercatat sebagai dosen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, memberikan jaminan keamanan. Proses pembuatan lembaran bioplastik edibel tidak menggunakan suhu tinggi dan bahan kimia berbahaya seperti pembuatan plastik dan aluminium foil. Jika perlu diwarnai, akan menggunakan pewarna alami untuk makanan.
Dengan penggunaan bahan ini memungkinkan plastik dapat ikut dimakan sehingga lebih praktis lagi bagi konsumen, tidak mencemari lingkungan, dan harganya kompetitif. "Fokus yang mau disasar adalah memang pasar mie instan karena limbah plastik kemasan, wadah bumbu ataupun minyak menghasilkan 12.600 ton. Kalau dengan bahan ini tidak ada kandungan bahan kimianya," tuturnya.
Noryawati menambahkan, penggunaan bioplastik ini juga membantu kehidupan warga pesisir. Produk ini dibuat dari rumput laut Eucheuma cottonii yang banyak terdapat di Indonesia. Harga di tingkat petani pengumpul berkisar Rp 6.800 – 7.200 untuk setiap kilogramnya.
Urbaners perlu tahu apa itu Bioplastik. Seperti plastik konvensional, bioplastik dipakai sebagai kemasan produk. Yang ngebedain cuma bahan baku bioplastik mudah diuraikan dan ramah lingkungan, di antaranya minyak nabati, jagung, dan rumput laut.
Buat Urbaners yang ingin mencoba, bioplastik biasa diterapkan ke aplikasi umum seperti kemasan permen atau bungkus obat kapsul. Selamat mencoba.
Source:
http://www.tribunnews.com/bisnis/2012/11/14/bioplastik-edibel-plastik-y…
Comments