Bagi Urbaners yang badannya lebih besar, kadang lo kesulitan untuk cari baju dengan ukuran yang pas dan motif yang trendy. Untungnya, sekarang bigboyLOOKSGOOD menghadirkan lini pakaian khusus buat lelaki plus-sized supaya lo bisa ‘look good’! Kenalan dulu yuk sama brand yang satu ini!
Awal Mula Pendirian bigboyLOOKSGOOD
Awalnya, bigboyLOOKSGOOD (BBLG) menggunakan nama Rockinc Indonesia dan pertama kali didirikan pada tahun 2009. Rockinc Indonesia menjual kacamata, kemeja, kaos, mainan, dasi kupu-kupu dan sebagainya. Segala hal yang bernuansa vintage menjadi identitas Rockinc Indonesia kepada masyarakat. Sekitar tahun 2009 sampai 2012, Rockinc Indonesia jadi penyedia fashion bagi laki-laki dan perempuan. “Big boy looks good pada awalnya adalah tagline dari brand kami sebelumnya (Rockinc Indonesia),” ujar Denny Nugraha, salah satu owner dari brand ini.
Sampai pada akhirnya, pada tahun 2012, Rockinc Indonesia melakukan rebranding menjadi bigboyLOOKSGOOD untuk lebih fokus pada pasar plus-sized. “Melihat gejolak perekonomian yang naik turun, kami melakukan diskusi internal. Saat itu, kami memutuskan untuk fokus menjual pakaian cowok, khususnya dengan kemeja batik dan print,” ujar Denny.
Bagi BBLG, kemeja batik selalu jadi basic needs untuk laki-laki saat ini. Secara style, kemeja batik cocok dipakai kemana saja, dari kondangan ke acara kerjaan. “Suatu hari, salah satu owner kami pake kemeja print dengan motif magnet, terus ada customer yang request untuk kemeja yang sama,” kata Denny. Dari situlah, Agus Zainal Mustaqin dan Denny sendiri, mantap membuat lini koleksi pakaian berupa print shirt kekinian, terutama buat laki-laki bertubuh besar.
Memenuhi Kebutuhan Pasar bagi Plus-Sized People
Di awal bisnisnya, BBLG membuat baju-baju dengan ukuran slim fit karena sejalan dengan permintaan konsumen dan data penjualan. Tetapi, selalu ada satu permintaan yang mereka tidak bisa penuhi saat itu, yaitu baju-baju ukuran besar. Akhirnya mereka berfokus untuk membuat kemeja dari size S ke XL.
“Seiring berjalannya waktu, konsumen yang datang ke kami semakin besar in terms of their body sizes, dan mereka kecewa karena nggak gampang menemukan ukuran. Akhirnya kami melakukan survey pasar menemukan kalau ada gap besar, dimana jarang sekali ada brand yang menawarkan pakaian dengan ukuran untuk plus-sized people. The demand is there, but none is willing to fill the gap,” cerita Denny.
Akhirnya, selang waktu berjalan dari 2012 ke 2018, BBLG mengembangkan size chart mereka mulai dari ukuran S – 4XL. Sampai pada akhirnya, di tahun 2019, BBLG memutuskan untuk extend ukuran kemeja ke 5XL — sebuah keputusan yang diambil karena permintaan pelanggan yang makin besar.
Untuk menghasilkan baju yang nggak gitu-gitu aja, BBLG selalu menjalankan proses kreatif untuk memilih motif, jenis kain, dan tren terbaru di bidang fashion laki-laki. Mereka berani membuat gebrakan dan mengambil resiko dengan membeli kain yang biasanya tidak dipakai atau dibeli orang lain, seperti motif lemon, kakak tua, dan sebagainya.
“Kami punya satu prinsip: jika kami suka sebuah motif, pasti akan ada juga orang yang suka dengan pilihan kami,” ujar Denny. “Ternyata keputusan kami mengambil motif yang nggak umum malah jadi selling point yang disukai oleh konsumen kami.”
Karakter Konsumen Menjadi Tolak Ukur Kesuksesan bigboyLOOKSGOOD
Nggak cuma kemeja print, bigboyLOOKSGOOD juga fokus dengan kebutuhan konsumen sehari-hari. Berdasarkan insight mereka, BBLG juga mulai menjual kemeja untuk keperluan kerja dengan warna dasar seperti hitam, abu-abu, biru, dan putih. Keputusan ini menjadi sumber penghasilan baru bagi bigboyLOOKSGOOD.
Naiknya karir dan exposure bigboyLOOKSGOOD menjadi bukti bahwa mereka peduli dengan konsumen dan karakter mereka masing-masing. “Kami percaya kalau pelanggan kami itu pasti risk taker atau percaya dengan dirinya sendiri. They wear what they like, they’re not following people’s styles.” Sejumlah pelanggan BBLG seperti Mondo Gascaro, Garin Nugroho, Indra Birowo, dan Eddie Hara memenuhi kriteria tersebut.
Toko bigboyLOOKSGOOD untuk saat ini berada di ITC Kuningan. Nggak cuma di situ, bigboyLOOKSGOOD juga secara reguler mengadakan pop up store di Cilandak Town Square, Kemang Village, Gandaria City dan Kota Kasablanka. “Kami juga baru membuka toko di Seminyak Village Bali, karena ya banyak konsumen yang membeli baju kami untuk liburan di situ. Terutama di Bali, kami dapat sambutan yang baik dari para turis, baik dari Amerika, Australia, Eropa, dan Asia. Mereka senang sekali bisa dapetin kemeja yang size friendly,” kata Denny.
Harapan bigboyLOOKSGOOD ke depannya, mereka menginginkan semua lelaki to live up to their brand: to look good. “Tidak ada lagi jargon yang menyatakan lelaki plus-sized hanya cocok pake kemeja hitam, gelap. Mereka pun harus keren dan menarik,” tegasnya. “Kadang kami cukup sedih jika melihat para lelaki plus-sized ini memakai pakaian yang sudah tidak layak, seperti baju-baju yang pudar atau belel atau potongannya kebesaran atau kedodoran,” lanjut Denny.
Buat Denny, kunci untuk mempertahankan sebuah lini fashion adalah dengan terus memahami insight, data penjualan, tren, kebutuhan, dan permintaan pelanggan. “Kalau nggak bisa, kita cuma bakalan jadi fashion yang datang silih berganti, tetapi nggak bisa bertahan dan hadir memenuhi kebutuhan para pelanggan,” tutup Denny.
Comments