Akhirnya, Sal Priadi, menghasilkan sebuah album penuh. Debut panjangnya ini diberi judul “Berhati”. Dirilis digital pada 20 Februari 2020.
Jalan untuk sampai ke titik ini lumayan panjang. Jika menilik balik ke belakang sejak awal kemunculannya dulu, album ini bisa jadi titik puncak yang ideal untuk bagian perdana karirnya sebagai seorang penyanyi solo. Album Berhati, mengantarkan kesimpulan dari sebuah pengalaman yang komplit mendengarkan perjalanan Sal Priadi.
Catat: Ini bagian kesimpulannya dari seluruh single yang sudah pernah ia hasilkan.
Pilihan untuk mengawalinya dengan single “Nyala” yang gelap, akan menjadi pemandu perasaan yang baik untuk seluruh album ini. Kata-kata yang jadi senjata, sudah muncul tanpa tedeng aling-aling secara awal. Secara konstruksi, ia bertumbuh dari sebuah kegusaran menjadi kebahagiaan yang multi interpretasi di ujung.
Sal Priadi bisa dekat dengan banyak pendengar karena kemampuannya berkata-kata benar-benar tepat guna. Kadang sastrawi, kadang juga begitu sederhana. Pesan yang coba disampaikan bisa sampai dengan baik, apapun kemasan diksi yang dikandungnya.
Di track “Malam Malam, Ubud”, misalnya. Cerita yang diemban sederhana; dua manusia, Tanah Ubud dan ajakan untuk bercinta. Manusiawi sekali. Tapi, pendekatan yang digunakan bisa sangat elegan dengan bumbu sastrawi yang metaforik tapi juga lugas. Liriknya begini:
Seperti sihir, dua bibir kita
Anggun berayun, mendekat melekat
Jantung kita tak seirama
Apakah ini namanya
Ada juga cerita yang dibenturkan dan disajikan dalam melodi yang begitu anggun di “Amin Paling Serius”:
Aku tahu kamu tumbuh dari
Keras kasar sebuah kerutan
Sedang aku dari pilu
Aman yang ternyata palsu
Juga semua yang terlalu baik
Tapi menurut aku kamu cemerlang
Mampu melahirkan bintang-bintang
Menurutku ini juga karena lembutnya sikapmu
Juga sabarmu yang nomor satu
Untuk petualangan ini
Mari kita ketuk pintu yang sama
Membawa amin paling serius
Seluruh dunia
Jika tidak disandingkan dengan melodinya, bisa jadi kumpulan kalimat ini terlihat menye-menye. Tapi, ketika diberi suara, ia menjelma menjadi sebuah antaran kisah yang begitu baik. Sesuatu yang dekat dengan keseharian banyak orang, sangat mungkin terjadi dalam sekat-sekat kehidupan orang banyak, tapi jarang didekati untuk dijadikan bahan refleksi.
Dari dua contoh ini, tiga termasuk lagu Nyala tadi, kekuatan penulisan lagu Sal Priadi, memang benar-benar mengambil peran yang sama kuatnya dengan sihir aura bintangnya ketika bernyanyi di depan orang banyak. Faktor X dari keberhasilannya ada di hidup orang banyak adalah dua hal ini, penulisan lagu yang sangat baik dan sihir aura bintang yang bisa dipraktekkan dengan baik pada pendengar.
Kendati demikian, Berhati mungkin masih memberi banyak ruang untuk improvisasi di masa yang akan datang. Secara keseluruhan, ia bagus dan sudah memberi alasan untuk orang banyak guna mendengarkan Sal Priadi. Tapi, jangan pula dilupakan bahwa Sal Priadi masih anak kemarin sore yang jam terbangnya belum lama. Ia melesat bak meteor namun sesungguhnya masih perlu ujian waktu untuk menempati tempat permanen di industri musik.
Jalurnya sudah terbentuk. Seharusnya, jika ia fokus dan terus berkarya, tidak ada masalah berarti yang mengganggunya di perjalanan menuju puncak.
Katanya di lagu “Di Timur”:
Larungkan ke dalam cium kita, peluk kita
Yang takkan hanya sebentar
Bisa jadi, begitu. Kisahnya tidak akan berumur sebentar. Berhati adalah tiang pancang pertama yang sangat kokoh.
Foto: Dok. Sal Priadi
Comments