Sudah diketahui bersama kalau masa new normal sekarang ini membawa begitu besar perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah bagaimana sebagian orang mesti bertahan tanpa pekerjaan tetap karena mereka terkena efisiensi dari perusahaan di mana mereka bekerja.
Proses mereka bertahan sangat bervariasi. Mulai mencari pekerjaan lagi – atau banting stir, mencoba hal baru, menjadi pengusaha. Jadi pebisnis tidak pernah jadi keputusan yang buruk, bro. Justru bisa jadi, keputusan itu adalah yang paling bijak.
Akan tetapi, jadi pebisnis memang tidak semudah mengikuti pekerjaan yang sudah ada layaknya pegawai kantoran, bro. Jadi pebisnis artinya menjadi leader dari usaha apapun yang lo bangun dari nol. Ini mengasyikan bro, percaya atau nggak – proses dari nol sampai jadi sesuatu perlu lo nikmati agar jadi cerita yang menginspirasi banyak millennial lagi nantinya.
Terkait dengan pebisnis, salah satu model bisnis yang bisa lo pilih adalah mendirikan start up. Well, walau mungkin pekerjaannya seperti pekerja kantoran pada umumnya, tapi start up memungkinkan diri lo untuk menjual produk yang lo hasilkan sendiri.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana mendirikan perusahaan sendiri seperti start up ini? Apakah hanya perlu modal yang besar dan atur sana-sini lalu berdirilah start up yang lo mau? Sepertinya ada beberapa hal yang mesti lo ketahui terkait hal ini.
Daripada penasaran apa saja hal-hal yang perlu lo tahu terlebih dahulu sebelum mendirikan start up – langsung saja simak bahasan kali ini buat selengkapnya ya!
Tahu Berbagai Hal Fundamental
Credit Image: siliconrepublic.com
Membangun start up adalah hal yang kompleks, bro – tapi menantang dan seru! Tahap pertama yang bisa lo lakukan adalah tahu berbagai hal-hal dasar untuk mendirikan start up. Beberapa contohnya seperti mengeksplorasi berbagai topik yang akan lo angkat terkait start up tersebut, lalu memvalidasi bagaimana ide yang ada, sampai menghasilkan produk dan mengelola tim untuk kelanjutannya.
Mengeksplorasi berbagai topik ini bertujuan untuk memberikan soul dari start up yang lo bangun. Bro, perlu lo ketahui kalau idealnya sebuah start up adalah solusi atau jawaban dari sebuah keresahan atau masalah.
Jadi, pastikan start up yang lo bangun berasal dari sebuah topik yang menjadi solusi untuk sebuah masalah atau keresahan yang ada di publik. Hal ini juga terkait dengan visi misi lo dalam membangun start up – apakah hanya untuk keuntungan belaka, atau juga untuk memberikan impact positif untuk lingkungan sekitar.
Setelah visi misi lo jelas, topik lo menjadi solusi yang ada – tahap selanjutnya adalah memvalidasi itu semua. Berikan berbagai kritik, feedback agar semua hal yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan di luar sana. Bro, jika produk dari start up lo sudah jadi sebuah kebutuhan, keuntungan dengan sendirinya akan datang!
Pasar, Pesaing, dan Ekosistem
Credit Image: launchdarkly.com
Tiga hal di sub judul di atas adalah hal selanjutnya yang perlu lo ketahui dengan detil. Hal ini jelas untuk keberlangsungan start up yang lo bangun. Terjun ke dunia bisnis tidak mungkin untuk tidak ketemu dengan kompetitor, pasti ada bro.
Semua hal itu sebenarnya termasuk ke dalam sebuah ekosistem. Maka dari itu, ada baiknya lo tahu posisi lo di mana di dalam ekosistem yang ada. Pastikan kalau start up yang lo bangun bisa bertahan dengan apapun kondisi yang ada di dalam ekosistem tersebut.
Satu hal yang pasti juga kalau lo sebagai leader – mesti tahu sebenarnya kebutuhan pasar itu seperti apa. Karena begitu lo tahu persis bagaimana kebutuhan yang ada, lo bisa adjust atau bisa sesuaikan produk dari start up lo terkait kebutuhan itu.
Alhasil publik bakal cari produk lo karena sudah sesuai dengan kebutuhan mereka. Soal kompetitor? Biar ekosistem yang menjawab hal tersebut bro!
Wah bagaimana nih? Dari segala penjelasan di atas – minimal bisa membuka pikiran lo buat yang mau coba bikin produk dengan skala besar sampai ke bentuk start up. Siap coba terjun ke dunia yang baru, bro?
Feature Image – dynomapper.com
Comments