Setelah satu tahun berada di luar angkasa, astronot NASA asal Amerika Serikat bernama Scott Kelly akhirnya kembali mendarat di bumi pada tanggal 2 Maret 2016 lalu. Ia nggak sendiri dalam melakukan misi tersebut, ada seorang astronot asal Rusia bernama Mikhail Kornienko yang menemaninya. Namun, Kelly lah yang mendapat perhatian paling banyak karena ia menjadi bagian dari misi NASA untuk dibandingkan dengan saudara kembarnya di bumi, Mark Kelly.
Kondisi Tubuh Lebih Lemah
Setahun yang lalu, NASA mengirim kedua astronot tersebut ke luar angkasa untuk mempelajari dampak masa tinggal di sana terhadap tubuh. Secara spesifik, para ilmuwan di NASA akan membandingkan Scott Kelly dengan kembar identiknya, Mark, yang berada di bumi. Hasilnya, misi NASA tersebut menunjukkan bahwa lingkungan luar angkasa dapat membuat otot tubuh melemah, tulang mengeropos, turunnya daya penglihatan, dan kualitas tidur yang terganggu.
Namun, ketika diwawancarai oleh media setelah mendarat di bumi, Scott mengaku bahwa ia merasa bugar secara fisik. Menurutnya, hal yang paling berat adalah harus berada jauh dari orang-orang yang ia sayangi di bumi. Di sisi lain, NASA juga secara rutin mengambil sampel darah, cairan saliva, dan urin dari Mark. Dengan membandingkan data yang didapat dari Scott dan Mark, NASA berharap dapat mengetahui kondisi tubuh manusia di luar angkasa secara lebih mendalam.
Scott dan Kornienko tinggal di luar angkasa selama 340 hari, dua kali lipat lebih lama apabila dibandingkan dengan kru astronot sebelumnya. Hal tersebut membuat mereka berhasil memecahkan rekor sebagai astronot dengan masa tinggal terlama di luar angkasa. Selama 340 hari di sana, Kelly mengaku telah menyaksikan 5.400 orbit bumi dan fenomena matahari terbenam sebanyak hampir 11.000 kali. Selama itu, NASA sudah 400 kali melakukan penyelidikan untuk memajukan misinya.
Perspektif Baru Terhadap Bumi
Tinggal di luar angkasa selama setahun tentu membuat Scott memiliki banyak perspektif baru, salah satunya adalah tentang iklim bumi. Ketika bumi sedang mengorbit, Scott melihat salah satu bagian yang selalu tertutup oleh polusi. Bahkan ada pula perubahan cuaca yang terjadi tanpa disangka-sangka. Scott pun menilai bahwa hal tersebut bukan sekadar fenomena alam, ulah manusia pun turut berperan di dalamnya. Namun, Scott yakin bahwa masih ada kesempatan untuk memperbaiki kondisi bumi.
Meskipun telah kembali ke bumi, misi Scott masih jauh dari kata selesai. Kini, ia, Kornienko, dan Mark berada dalam pengawasan ketat NASA. Scott akan menghabiskan banyak waktunya di International Space Station (ISS) selagi NASA menganalisis berbagai data yang telah didapatkan selama Scott dan Kornienko tinggal di luar angkasa.
Sumber: edition.cnn.com, wired.com, bbc.com, tempo.co
Comments