Pada tahun 90an, hampir semua kelas aerobik di dunia pasti musiknya adalah musik dance. Lalu ada penelitian di Eropa mengatakan bahwa ketika wanita yang mendengarkan musik dance saat aerobik akan lebih semangat dari biasanya. Sekarang pun demikian, hampir semua orang mendengarkan musik ketika berolahraga. Apalagi ketika berlari, hampir dipastikan semua orang akan memakai headset untuk mendengarkan musik. Tetapi apakah mendengarkan musik saat berolahraga itu bagus?
Atlet nggak mendengarkan musik saat pertandingan
Jika lo perhatikan, setiap atlet profesional akan jarang mendengarkan musik ketika pertandingan berlangsung. Misalnya pelari tidak akan mendengarkan musik ketika race, begitu pula atlet sepakbola atau basket. Tetapi sebaliknya Urbaners, hampir semua atlet ini mendengarkan musik sebelum pertandingan, walaupun ada atlet yang nggak mendengarkan musik.
Di Irlandia, pelari Olimpiade mengatakan jarang melihat sesama pelari profesional mendengarkan musik karena cara fokus mereka berbeda-beda. Tetapi mereka tentu nggak masalah ketika ada musik yang bermain di sekitarnya.
20 pemuda merasa lebih aktif ketika mendengarkan musik
Salah satu hal yang menarik adalah studi yang dikeluarkan oleh Journal of Strength and Conditioning Research. Dari 20 pemuda yang diteliti ketika mendengarkan musik, denyut nadi menjadi cepat, aliran darah ke otak dan jantung pun juga menjadi cepat dan tentu itu membuat fokus dan tingkat konsentasi lebih tinggi dari biasanya.
Dari situ terlihat bahwa sebenarnya mendengarkan musik ini nggak hanya bagus untuk olahraga, tetapi juga menambah konsterasi seperti meningkatnya memori otak. Pada intinya nih Urbaners, ketika lo sudah cocok mendengarkan musik classic, rock ataupun EDM pada saat berolahraga, itu harus terus lo jaga. Karena lo sudah tahu bagaimana menjaga ritme ketika berolahraga dan itu bersifat positif.
Bagi lo yang suka berolahraga, yoga, pilates atau berlari, coba share apa saja musik favorit lo ketika berolahraga.
Source: irishtimes.com
Comments