Trending
Senin, 15 September 2014

Airsofter Sejati, Bermain dengan "Hati"

  • Share
  • fb-share
Airsofter Sejati, Bermain dengan "Hati"

Anak laki-laki mana yang tidak pernah menghabiskan sore harinya dengan bermain perang-perangan? Yup, hampir semua orang suka sensasi menjatuhkan lawan di medan perang, tapi mungkin hanya beberapa saja yang benar-benar rela mengorbankan nyawanya dan bergabung dengan pasukan militer yang sesungguhnya. Untuk itulah permainan airsoft hadir, dengan misi menuntaskan rasa penasaran mereka akan ketegangan di medan perang.

Permainan airsoft pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1970-an. Karena kepemilikan senjata di negara itu sangat dilarang, maka orang-orang yang menyukai senjata api membuat replikanya dan menggunakannya untuk permainan simulasi perang. Sejak saat itu, permainan ini menjadi terkenal dan menjadi primadona di negara-negara Asia lain seperti Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Macau, Korea Selatan, hingga menyebar ke Filipina dan Indonesia.

Di Indonesia, permainan airsoft sendiri berada di bawah Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (PERBAKIN). Saat ini, kepemilikannya pun harus melalui proses registrasi yang cukup rumit. Hal ini memang menyebalkan, tapi tetap harus dilakukan mengingat penyalahgunaan senjata mainan seperti ini sangat sering terjadi di Indonesia.

Bagi Individu, airsoftgun diciptakan untuk memenuhi keinginan para pecinta senjata akan pengalaman menembak yang relatif aman. Sedangkan dalam sebuah komunitas atau grup, airsoft digunakan sebagai alat bantu untuk pengaplikasian strategi pertempuran dalam permainan perang-perangan (skirmish). Setiap komunitas yang baik dan bertanggung jawab selalu memiliki kode etik tersendiri. Jangankan menenteng-nenteng unit airsoft keliling komplek, menyebut airsoft sebagai “senjata” saja merupakan suatu pelanggaran berat, para pemain airsoft lebih memilih menggunakan kata “arsenal” atau berdasarkan jenis seperti “rifle” dan “SMG”. Seketat itulah sesungguhnya aturan yang dimiliki oleh para airsofter di Indonesia.

Kata soft pada istilah airsoft sama sekali tidak mencerminkan bahaya yang bisa diakibatkan oleh permainan ini. Meskipun bukan senjata asli, namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh permainan ini bisa sangat serius. Untuk itu, dalam sebuah permainan skirmish, peralatan keamanan seperti helm, google dan baju pelindung sangat disarankan. Itu belum termasuk peraturan-peraturan seperti: selalu membawa unit airsoft dengan tas khusus, menjauhkan telunjuk dari trigger dan mengaktifkan kunci safety-on saat tidak bermain, tidak menembak sembarangan atau blind fire, tidak menembak lawan dalam jarak 5 meter dan masih banyak aturan lain yang diciptakan untuk keselamatan dan kenyamanan permainan airsoft itu sendiri.

Pecinta airsoft sejati justru adalah orang-orang yang paham betul akan kode etik permainan ini. Salah satu contoh sederhana adalah dengan menjunjung tinggi gerakan orange tip, yaitu memberikan tambahan cat berwarna oranye terang di ujung unit airsoft untuk menandakan bahwa yang mereka bawa dan mainkan bukan senapan sungguhan.

Airsoft gun memang bukan senjata asli, tapi juga bukan mainan. Memilikinya berarti berani menanggung segala resiko dan berani memenuhi persyaratan yang diperlukan. Namanya juga Big boys toys, perlu tanggung jawab yang big juga bro!
 

Comments
sumardiyono
Airsofter Sejati, Bermain dengan "Hati"
RAHAYU
Di Indonesia, permainan airsoft sendiri berada di bawah Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (PERBAKIN). Saat ini, kepemilikannya pun harus melalui proses registrasi yang cukup rumit. Hal ini memang menyebalkan, tapi tetap harus dilakukan mengingat penyalahgunaan senjata mainan seperti ini sangat sering terjadi di Indonesia.