Bicara soal hacker, nama Anonymous bisa jadi yang pertama muncul di benak Urbaners. Kelompok aktivis digital atau hacktivist ini memang tengah ramai diperbincangkan. Sepak terjang mereka membocorkan data rahasia ke publik untuk melawan ketidakadilan menempatkan Anonymous sebagai Robin Hood era digital.
Meski cukup ditakuti di dunia maya, namun ternyata Anonymous tak masuk sebagai peretas yang ditakuti. Berdasarkan data yang dirilis Fortune, Fancy Bear dan Cozy Bear berada di urutan pertama sebagai grup hacker yang paling berbahaya. Berikut kelompok yang terkenal akan keganasan mereka di dunia cyber:
Fancy Bear (a.k.a. Sofacy, Pawn Storm) / Cozy Bear (a.k.a. CozyDuke, Office Monkeys)
Fancy Bear melesat ke urutan teratas setelah sukses membobol data sistem Democratic National Committee selama pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun lalu. Lantaran aksi membobol lembaga mirip KPU di Indonesia itu, muncul tudingan Rusia berada di balik kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS.
Bukan tanpa alasan, Fancy Bear merupakan anak didik dari badan intelijen luar negeri milik Angkatan Bersenjata Rusia (GRU Glavnoye Razvedyvatel’noye Upravleniye). Sepak terjang mereka juga terekam dalam sejumlah proses pemilihan umum di beberapa negara Eropa.
Sedangkan Cozy Bear kerap dikait-kaitkan dengan badan intelijen dalam negeri Rusia atau FSB yang merupakan pecahan KGB Uni Soviet. Cozy Bear dicurigai berada di balik serangan terhadap organisasi penelitian dan advokasi kebijakan sosial, strategi politik, ekonomi, militer, teknologi serta budaya AS.
Lazarus Group (a.k.a. DarkSeoul, Guardians of Peace)
Grup yang selalu dikaitkan dengan Korea Utara ini pernah melumpuhkan situs-situs di Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan serangan denial-of-service atau DoS pada 2009. Sony Picture Entertainment juga dibobol besar-besaran pada 2014. Mereka mencuri USD 81 juta dalam sebuah heist yang menargetkan Bank Sentral Bangladesh dan jaringan keuangan SWIFT.
Yang paling baru, sepak terjang Lazarus Group terindikasi dalam serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017. Serangan yang nyaris melumpuhkan sejumlah layanan publik di hampir 100 negara dunia termasuk Indonesia.
Comment Crew (a.k.a. APT1, Shanghai Group)
Seolah tak ingin ketinggalan, Pemerintah China ikut mensponsori kelompok hacker. Salah satu yang paling terkenal dan diyakini merupakan bagian dari People’s Liberation Army adalah Comment Crew. Nama ini didapat dari ciri khas grup yang menyisir dan menyembunyikan komentar di halaman web.
Tim forensik siber menduga Comment Crew terlibat dalam penyusupan terhadap perusahaan-perusahaan raksasa seperti Coca-Cola, RSA dan Lockheed Martin. Keganasan mereka mereda setelah Presiden AS saat itu yakni Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping bersepakat tak saling melakukan serangan siber.
Sandworm (a.k.a. Electrum)
Lagi-lagi Rusia dituding berada di belakang kelompok hacker. Mereka kerap meretas orang-orang yang memiliki hubungan dengan NATO dan Pemerintah Ukraina. Kemungkinan untuk mengumpulkan data intelijen terkait krisis di semenanjung Laut Hitam dan hubungan politik Rusia-Ukraina. Sandworm juga dikenal karena membobol jaringan listrik di Ukraina.
Equation Group
Kelompok hacker ini memiliki hubungan erat dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) khususnya unit Operasi Akses Terfasilitas (TAO). Mereka ditengarai berhasil menyerang program nuklir Iran pada pertengahan tahun silam.
Banyak pihak percaya bahwa Equation Group termasuk white hat hacker. Namun, beberapa alat retas Equation Group telah dicuri dan dibocorkan Shadow Brokers, kelompok hacker misterius lainnya dan sekarang digunakan untuk menyebarkan kekacauan seperti ransomware WannaCry.
Source: Grid.id, fortune.com
Comments