Trending
Kamis, 01 Maret 2018

Ruang Imajinasi Yang Ada Di Jakarta International Java Jazz Festival 2018

  • Share
  • fb-share
Ruang Imajinasi Yang Ada Di Jakarta International Java Jazz Festival 2018

Kesukaanya terhadapa desain yang berbau vintage sangat membantu dalam menyelesaikan arsitektur dasar project ini. Adalah Keris Kwan, seseorang dibalik dari bentuk unik Instalasi Art & Sound Experience 2018. Kalau lo datang ke Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 nanti, pastinya akan penasaran dengan bangunan berbentuk oval dengan dinding karet full color ini. Sebenrnya konsep seperti apa sih yang digunakan Keris Kwan?

 

Konsep utopia sebagai ruang imajinasi

Konsep besar memang berasal dari Handoko dengan mengadaptasi tema Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 yakni "Vintage". Tetapi untuk konsep arsitektur dasarnya ataupun bahan yang akan digunakan merupakan ide dari Keris. Ia menerjemahkan tema tersebut menjadi "Vintage Utopia" yakni sebuah ruang imajinasi. Jadi arsitektur muda ini ingin pengunjung menikmati ruang yang berbeda dari kenyataanya, sehingga dapat menggunakan daya imajinasi mereka.

Karena itulah bentuk dari art instalasi satu ini menyerupai space ship, dengan ada sebuah kaca besar di bagian depan, pertanda lo telah memasuki dunia utopia itu sendiri. Dan desain arsitektur juga sengaja dibuat tertutup agar benar-benar terpisah dari dunia nyata. Apalagi banyak banget aktivitas yang bisa dilakukan didalam art instalasi ini, pastinya akan membuat para pengunjung lupa waktu.

Melalui instalasi ini, suasana era 1970-an sampai 1980-an dibangkitkan kembali dengan material yang menggunakan karet pentil juga mencirikan vintage dari bangunan instalasi ini. Bahan ini sering digunakan pada zamannya dalam pembuatan mebel kursi santai berwarna-warni.

 

Antusiasme berkolaborasi dengan Handoko

Keris K mengaku sangat senang menggarap project ini bersama Handoko Hendroyono. Meskipun ini bukan pertama kalinya mereka bekerja sama, tetapi Keris mengaku bahwa telah mengikuti jejak Handoko jauh sebelum mereka berkolaborasi. Menurutnya, Handoko adalah manusia kreatif yang memiliki banyak talenta dan seorang dengan story telling yang kuat.

 

Kebebasan berkonsep menghasilkan output maksimal

Keris K juga sangat senang mengerjakan art instalasi ini karena diberikan kebebasan eksplorasi konsep seluas-luasnya menjadikan ia dan tim yang lainnya lebih wild lagi dalam mewujudkan karya ini. Otomatis outputnya pun akan lebih maksimal karena tidak adanya batas ataupun ketentuan yang dapat menghambat kreativitas mereka.

 

Inspirasi konsep Art & Sound Experience 2018

Arsitek satu ini memang sangat menyukai hal-hal yang berbau instalasi, dimana dapat memberikan ruang untuk publik mendapatkan experience yang berbeda. Dan untungnya, Keris K pun menggemari hal-hal yang berbau vintage. Jadi, kenapa tidak membawa dunia masa lalu (vintage) ke era sekarang. Art instalasi ini juga memiliki makna yang cukup dalam, di Indonesia khususnya Jakarta kebanyakan masyarakat merasakan stress karena macet atau kepadatan aktivitas, ia berpikir bahwa masyarakat ini butuh ruang bermain sebagai refreshment.

Melalui instalasi ini lah Keris menciptakan ruang bermain tersebut untuk orang-orang berimajinasi dan dapat re-call hal-hal menyenangkan yang sering kali terlewatkan karena kesibukan kota besar ini.

 

Waktu dan pengadaan bahan adalah part tersulit

Keris  mengaku bahwa art instalasi ini sangat challenging, selain sebagai pengalaman pertamanya membuat instalasi dengan skala besar, proses pencarian konsep juga berkejaran oleh waktu. Belum lagi mencari material karet pentil yang sudah hampir punah. Semua pabrik karet pentil di Jakarta dan Jawa Barat sudah tutup. Ia membutuhkan karet pentil sebanyak 30 KM tali atau 30.000 M tali! Setelah sempat panik karena issue ini, akhirnya ia mendapatkan bahan tersebut di Surabaya tepat H-7 dari pembuatan instalasi ini dimulai.

 

Penasaran nggak sih akan seunik apa art instalasi satu ini? Langsung saja datang ke Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018!

Comments
Sukamto
Sangat menarik
SAWI TRI
Keris mengaku bahwa art instalasi ini sangat challenging, selain sebagai pengalaman pertamanya membuat instalasi dengan skala besar, proses pencarian konsep juga berkejaran oleh waktu. Belum lagi mencari material karet pentil yang sudah hampir punah. Semua pabrik karet pentil di Jakarta dan Jawa Barat sudah tutup. Ia membutuhkan karet pentil sebanyak 30 KM tali atau 30.000 M tali! Setelah sempat panik karena issue ini, akhirnya ia mendapatkan bahan tersebut di Surabaya tepat H-7 dari pembuatan instalasi ini dimulai.