"Art instalasi ini seperti ruang refleksi terhadap masa lalu bagi saya dan tim," Ujar Handoko Hendroyono yang masih dipercaya untuk menjadi konseptor Art & Sound Experience 2018. Bagi Handoko, tahun ketiga ini merupakan sesuatu yang challenging, dimana ia diharuskan menciptakan sesuatu yang baru tanpa pengulangan bersama orang-orang yang baru juga tentunya. Berkolaborasi dengan David Tarigan sang collector musik, Gardu House yang merupakan komunitas graffiti dan Keris K salah satu arsitek ternama, art instalasi ini akan dibuat se-iconic mungkin. Penasaran nggak sih, Urbaners?
Konsep Art & Sound Experience 2018
Old is the new new, itulah istilah yang digunakan Handoko Hendroyono untuk project Art & Sound Experience ini. Berangkat dari tema besar Vintage, Handoko akan mengolah berbagai banyak source dari masa lalu yang akan diangkat kembali menjadi makna yang baru. Bagaimana mengangkat masa lalu itu pindah ke masa sekarang dan mengitepretasikannya lebih meaningful. Konsep masa lalu ini akan di reinvent dan dibangkitkan kembali menjadi sesuatu yang fresh, dan memberikan kesadaran pada masyarakat ternyata sesuatu yang lama itu seru. Handoko yang juga sangat mempercayai konsep space (ruang) dalam arti kata ruang batin, ruang suara yang dibuat menjadi satu sehingga audience juga dapat merespon dan berinteraksi. Art instalasi ini seperti membuat perayaan masa lalu yang efektif, inovatif dan interaktif.
Tidak hanya dari segi musik, tetapi juga file dan juga momentum yang sangat iconic akan ada di instalasi ini. Hal-hal yang iconic tersebut masing-masing juga memiliki cerita yang diangkat. Salah satunya akan mengangkat tokoh-tokoh inventor yang memberi warna pada zamannya. Seperti Bing Selamet sosok lebih dari sekedar musisi tetapi juga sosok yang memberikan semangat tentara Indonesia pada agresi militer. Icon-icon kuat inilah yang memberikan makna cukup dalam untuk Art & Sound Experience 2018. Tema vintage pada instalasi ini juga akan diimplementasikannya dari segi desain sampai pattern yang seru banget untuk ditelusuri!
Kenapa memilih kolaborasi dengan Gardu House
Ini adalah kali pertama Handoko Hendroyono bekerja sama dengan Gardu House. Menurutnya kolaborasi ini sangat menarik, karena Gardu House tidak hanya sekedar artist dan komunitas tetapi juga movement yang disampaikan melalui gambar-gambarnya ditembok ataupun media lainnya. Gardu House juga sangat konsisten berkaya di dalam maupun luar negeri. Gaya menggambarnya pun juga bervariasi membuat Handoko Hendroyono sangat excited tentang kolaborasi ini.
Tantangan dalam art instalasi ini
Selain konsepnya yang iconic, tantangan selanjutnya adalah bahan yang digunakan & bentuk arsitekturalnya lebih permanen. Menggunakan bahan baja yang cukup massive menuntut bentuk art instalasi ini harus presisi demi kenyamanan dan juga keamanan. Selain itu ada juga bahan-bahan yang uncommon lainnya seperti karet pentil dan juga cermin ukuran besar sebagai media menggambar Handoko dan Gardu House.
Makna lain dari art instalasi ini bagi Handoko Hendroyono
Instalasi dan kolaborasi adalah sebuah pembelajaran tersendiri bagi seniman satu ini. Misalnya jika sedang berdiskusi dengan David Tarigan, ia jadi lebih mengetahui tentang koleksi musik di Indonesia, latar belakang musik Indonesia dan fase pengaruh budaya dari segi musik itu sendiri. Dengan kata lain seperti berkarya yang belajar.
Harapan terbesar akan art instalasi ini
Kembali lagi, selain tujuan untuk mengingatkan kembali tentang the good old days, art instalasi ini adalah salah satu cara MLDSPOT men-entertain para Urbaners di Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018. So, Handoko berharap konsep dan desain art instalasi menjadi salah satu stopping power para pengunjung dengan respon yang positif tentunya. Karena sekarang banyak sekali tempat yang menarik dan Instagramable, membuat 'sesuatu yang menarik' memiliki standart yang cukup tinggi.
Comments