Inspiring Products
Jumat, 14 Agustus 2020

Monstore, Usung Konsep "Wearable Art" hingga Pikat Jokowi

  • Share
  • fb-share
Monstore, Usung Konsep "Wearable Art" hingga Pikat Jokowi

 

Sejak berdiri pada tahun 2008, Monstore bercita-cita untuk menjadi art clothing line sekaligus wadah bagi para seniman muda untuk berkreasi dalam komunitas seni melalui fashion. “Kami ingin membentuk suatu brand dari suatu kata tanpa arti. Monstore itu merepresentasikan manusia dengan segala karakteristiknya,” kata Agatha Carolina, selaku salah satu founder dari Monstore.

Bagaimana perjalanan Monstore menjadi pionir konsep wearable art? Bagaimana strateginya bertahan di tengah pandemi? Simak hasil obrolan lengkapnya, yuk!

 

Mengenakan Fashion Sesuai Kepribadian Lo

Monstore

Perkembangan industri fashion memang nggak pernah ada matinya. Ada begitu banyak label yang mengedepankan kenyamanan dan style keren. Tapi, bisa dibilang, nggak banyak yang mengusung konsep artsy tapi wearable banget seperti yang dilakukan oleh Monstore.

“Yang membedakan Monstore dengan produk fashion lain adalah Monstore selalu mengedepankan orisinalitas. Kami membangun ekosistem seni untuk saling men-support sesama pelaku industri seni, baik dari seni lukis, musik, dan sebagainya,” terang Agatha.

Di awal Monstore berdiri, Agatha dan tim merepresentasikan Monstore ke dalam dua karakter yaitu “Ego” dan “Myuna”. Kedua karakter ini dianggap mewakili kepribadian manusia. Inilah yang membuat setiap karya Monstore terasa dekat dengan pembeli, karena mendeskripsikan kepribadian personalnya. Selain itu, Monstore juga menyisipkan elemen cerita di balik setiap produk, mulai dari clothing sampai aksesoris, sehingga terasa lebih istimewa.

Monstore

Semangat inilah yang ingin dibawa Monstore kepada pencinta fashion Tanah Air. Salah satu desain yang paling berkesan buat tim Monstore adalah ketika mereka meluncurkan koleksi Plastic. Saat itu, mereka berkesempatan untuk mengikuti JFW (Jakarta Fashion Week) dan melakukan fashion show untuk full collection. Proses perancangan produk sampai ke styling menjadi salah satu proses panjang yang nggak terlupakan buat tim Monstore.

Selain itu, Agatha mengaku koleksi terakhir dari Monstore juga cukup berkesan, yaitu  Distant Utopia  yang mengangkat issue sustainability. “Kami menggunakan recycled product untuk membuat produk baru, seperti masker. Kami juga mengurangi penggunaan plastik dengan menggunakan paper bags,” kata Agatha.

 

Dari Kolaborasi sampai Jokowi

Sejauh ini, perkembangan Monstore sebagai fashion dengan konsep wearable art sudah sangat signifikan. Nama “Monstore” di kalangan anak muda identik dengan T-Shirt artsy. Tapi tentu saja, selain dari sisi desain, upaya lain yang dilakukan untuk menguatkan brand Monstore adalah adalah dari sisi marketing.

Monstore masuk ke acara-acara musik dan festival anak muda yang sesuai dengan target market mereka, yaitu usia 15 - 35 tahun. Agatha dan tim Monstore pun sering menjajaki kolaborasi dengan ISMAYA group, baik untuk acara DWP (Djakarta WareHouse Project) maupun WTF (We the Fest).

Monstore

“Pernah ada satu momen di acara WTF ketika kami menjadi Official Merchandise dan berkesempatan untuk memberikan Presiden Jokowi produk kami. Rasanya bener-bener seneng banget,” papar Agatha.

Monstore juga pernah menjadi wakil Bekraf (Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) untuk mengikuti trade show di Amerika Serikat. Momen itu menjadi kesempatan pembelajaran yang oke banget untuk memperluas market Monstore ke luar negeri.

“Penjualan Monstore sudah sampai ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Australia, Jerman, dan Jepang. Waktu itu, kami mendapatkan distributor dari luar negeri saat trade show. Namun untuk saat ini, kami fokuskan kembali di Indonesia,” cerita Agatha. Fokus ini dilakukan nggak lain karena Monstore punya cita-cita untuk menjadi brand lokal yang dapat mewadahi para pekerja seni kreatif Indonesia untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

 

Bertahan di Situasi Pandemi

Monstore

Pandemi Covid-19 telah memukul semua sektor industri, termasuk fashion. Monstore juga merasakan kesulitan perekonomian di masa ini. Walaupun sulit, tim Monstore tetap optimis memandang pandemi sebagai ladang baru untuk membangkitkan kreativitas.

Salah satu caranya, Monstore memproduksi masker yang nyaman dan stylish untuk dikenakan sehari-hari. Mereka ingin masyarakat Indonesia bisa selalu menjaga kesehatan, tanpa melupakan tampilan desain yang cool dan effortless.

Bekerja sama dengan MLDSPOT, Monstore juga menyerukan kampanye #MASKEREN.  “Semangat yang ingin kami bawa adalah perubahan bagi sesama, tetap keren meskipun pakai masker, dan semangat untuk terus berkarya di masa pandemi,” jelas Ali Ashgar dari tim desain Monstore.

Monstore

Sebelum menutup percakapan, tim Monstore memberikan tips fashion buat anak muda yang ingin tetap tampil fashionable di situasi pandemi saat ini. Ini beberapa tipsnya:

#1. Self-confidence. Selama lo percaya diri, pakai baju apa pun akan terlihat cocok! So be confident!

#2. Mengikuti protokol kesehatan! Wearing a jacket and mask is a must! Wearing mask could be so stylish, sudah banyak model masker yang bisa lo sesuaikan dengan style yang lo suka. Coba cek juga di www.heymonstore.com yaa!

#3. Be yourself! Nggak ada yang lebih baik selain jadi diri sendiri, tapi jangan lupa untuk tetap disesuaikan dengan occasion-nya ya! Baju nyaman sudah pasti bikin lo jadi lebih percaya diri.

Nah, buat lo yang pingin upgrade penampilan dengan wearable art ala Monstore, langsung aja kepoin Instagram-nya di @Monstore, Bro!

Comments
Agus samanto
menjadi Official Merchandise
Noviyanti
Keren banget