Inspiring People
Jumat, 20 April 2018

Sukses di Lucas Film Singapura, Kini Andre Surya Berhasil Mendirikan Sekolah Animasi.

  • Share
  • fb-share
Sukses di Lucas Film Singapura, Kini Andre Surya Berhasil Mendirikan Sekolah Animasi.

Selain alur ceritanya, pasti banyak di antara Urbaners yang juga mengagumi special effects dari berbagai film Hollywood yang luar biasa keren. Sebut saja seperti aksi tokoh Tony Stark di film 'Iron Man', penonton dibuat kagum dengan animasinya yang super mulus.

Tahu kah lo bahwa di balik animasi film yang disutradarai oleh Jon Favreau tersebut, ada campur tangan anak Indonesia di dalamnya. Dia adalah Andre Surya, seorang animator yang karyanya sudah dipakai di lebih dari sepuluh film Hollywood.

Semua bermula dari sebuah hobi, sampai membawanya mengambil kuliah di bidang film dan special effects di Kanada. Setelah lulus, pria yang lahir pada 1 Oktober 1984 tersebut bergabung dengan LUCASFILM di Singapura sebagai digital artist bagian visual effects. Di sana ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mengerjakan efek visual untuk kategori feature film.

Andre pun menjelaskan proses kerja seorang digital artist. Mulai dari lighting yang merupakan proses kreatif agar 3D yang diproduksi menjadi menarik dan menyatu dengan background aslinya dalam jangkauan posisi cahaya. Sampai ke proses compositing yaitu proses penyatuan semua elemen yang ada.

Beberapa judul film Hollywood yang pernah dibuat special effects-nya oleh Andre antara lain:

1.       (2008) Iron Man – Visual Effect.

2.       (2008) Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull – Visual Effect.

3.       (2009) Star Trek – Visual Effect.

4.       (2009) Terminator Salvation – Visual Effect.

5.       (2009) Transformers: Revenge of the Fallen – Visual Effect.

6.       (2009) Surrogates - Visual Effect.

7.       (2010) Iron Man 2 - Visual Effect.

8.       (2010) The Last Airbender - Visual Effect.

9.       (2011) Rango - Visual Effect.

10.    (2012) Red Tails - Visual Effect.

11.    (2013) The Escape – Sutradara dan Departemen Animasi.

Telah sukses bekerja di perusahaan yang membuat namanya dikenal dunia, ternyata tak membuat Andre menjadi puas. Ia justru memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan membangun sekolah animasi dengan standar internasional bernama Enspire Studio dan Enspire School of Digital Art (ESDA) bersama dua sahabatnya.

Perusahaan ini telah berjalan selama lima tahun, setelah didirikan pada Februari 2013 lalu. Visi Andre membangun sekolah ini adalah agar menjadi wadah pelatihan efektif dan kreatif dalam kemampuan digital art. Tujuan utama ESDA sendiri adalah membangun seseorang menjadi digital artist profesional dengan instruktur dan mentor yang berdedikasi. ESDA juga didukung kombinasi kurikulum e-learning yang dirancang secara khusus.

Sudah banyak berkarya dan menginspirasi banyak orang, ternyata masih ada satu impian Andre yang belum tercapai. Andre ingin membuat feature film sendiri dengan mengangkat tema kebudayaan Indonesia. Itu adalah salah satu alasan mengapa ia keluar dari zona nyaman, berani mengambil risiko dan membangun sebuah perusahaan animasi, sampai akhirnya melahirkan Enspire Studio.

Comments
Abdul Wahab Syahrani
Orang indo yang membanggakan
Ald
. . .