Inspiring People
Selasa, 08 Oktober 2019

Menjalani Passion Sebagai Travel Blogger Ala Marischka Prudence

  • Share
  • fb-share
Menjalani Passion Sebagai Travel Blogger Ala Marischka Prudence

Kegiatan travelling dalam beberapa tahun terakhir tampaknya bukan hanya sekadar hiburan, melainkan sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang. Terbukti, makin hari makin banyak yang nggak mau ketinggalan untuk sharing pengalaman berkunjung ke destinasi tertentu, khususnya destinasi eksotis yang mungkin belum begitu banyak diketahui orang pada umumnya. Kalau istilah kerennya, mereka termasuk dalam jajaran travel blogger.

Namun demikian, jauh sebelum istilah travel blogger banyak dikenal dan berkembang menjadi sebuah profesi, ada satu sosok yang sudah lebih dulu menekuninya. Dia adalah Marischka Prudence. Perempuan yang akrab disapa Prue ini bisa dibilang sudah cukup sukses dalam memadukan kerja dan travelling menjadi satu kesibukan yang menyenangkan.

Ditemui di Sumba Timur, Prue menceritakan seperti apa perjalanan karirnya dan bagaimana travel blogging akhirnya menjadi passion-nya. Semua berawal saat dirinya bekerja sebagai jurnalis di salah satu stasiun televisi swasta. Dia kerap ditugaskan untuk meliput berita bencana, sebelum beralih membawakan berita dengan topik travelling. Prue pun dibujuk oleh teman-temannya untuk menuliskan pengalamannya selama travelling, sehingga dia mulai membuat blog.

Fast forward ke tahun 2010, Prue menemukan kesenangan dan semakin jatuh cinta dengan travel blogging. Saat itu, kebetulan baik blogging atau travelling memang belum banyak dilirik dan masih jarang terdengar. Tapi, dirinya tetap mantap meninggalkan pekerjaan lamanya untuk fokus menjadi travel blogger. Butuh waktu sekitar satu tahun baginya untuk mengambil keputusan tersebut dan mencoba menjajal kemampuan menjadi travel blogger.

Marischka Prudence dan David John Schaap berpose di Pantai

Eits, tapi jangan dikira Prue langsung sadar kalau travel blogging adalah passion-nya ya, Urbaners. Dia baru menyadarinya di tengah perjalanan, saat dia merasa happy dan fulfilled. “Gue merasa passion itu adalah energi untuk hati lo. Saat lo punya passion, lo melakukan sesuatu dengan sangat senang dan lo merasa itu memberikan hal yang lebih,” tambahnya.

 

Sebuah Perjalanan untuk Lebih Menghargai Hal-hal Kecil

Anyway, buat lo yang nge-follow blog atau media sosialnya Prue, lo mungkin sudah nggak asling lagi dengan Life Is An Absurd Journey. Yes, itu nama yang dia gunakan untuk blog-nya. Nama tersebut dipilih karena saat memulai blog itu dia merasa perjalanan hidupnya—mulai dari kuliah, kerja di media, sampai jadi travel blogger—lumayan nggak terprediksi alias nggak pernah dia bayangkan sampai kadang-kadang dia merasa absurd sendiri. So, alasannya bukan karena dia orangnya absurd loh ya, Urbaners.

Dari segi konten, yang menjadi kekuatan di blog dan postingan media sosial Prue adalah visual. Lulusan seni rupa asal Bandung ini merasa bahwa foto yang ditampilkan harus at least mendeskripsikan sebagian dari keindahan tempat yang menjadi objeknya. Selain itu, Prue selalu memastikan pula di setiap kontennya terdapat sisipan unsur personal, jadi orang yang melihat bisa ikut relate.

Lain halnya dari sisi pembaca. Dibanding lima tahun lalu, Prue melihat bahwa saat ini jumlah orang yang membaca blog sudah semakin sedikit, tapi justru jadi semakin segmented. Dengan kata lain, yang membaca blog-nya adalah mereka yang memang niat pergi ke suatu tempat atau mereka yang memang punya interest di situ.

Hingga kini, entah udah berapa banyak destinasi wisata epic yang dikunjungi Prue. Ke Sumba saja misalnya, dia sudah yang keempat kalinya. Dia pertama kali ke Sumba di tahun 2013, saat masih sepi dan belum banyak pengunjung. Menurutnya, Sumba berkembang pesat sebagai destinasi wisata karena ada lumayan banyak film yang mengambil lokasi di Sumba dan dari semua set-nya menunjukkan keindahan Sumba. Salah satu spot favoritnya sendiri adalah Air Terjun Tanggedu.

Marischka Prudence dan tim mengeksplorasi Sumba

Sementara itu, selama ini kepuasan yang didapatkan Prue dari travel blogging adalah dia tentunya bisa punya kesempatan melihat tempat-tempat yang sangat indah, terutama di Indonesia. Dia bisa mendapat pengalaman yang luar biasa, di mana kini memiliki pemikiran yang lebih positif dan berbeda dengan dirinya yang dulu.

Prue pun percaya bahwa ada bermacam-macam hal yang bisa didapatnya dari travelling. Setiap travelling, yang paling membekas baginya adalah interaksi dengan penduduk setempat. Hal tersebut membuatnya lebih bersyukur dengan hal-hal kecil di sekitarnya. “Mungkin kalau orang mencari pengalaman, gue percaya pengalaman yang akan menemukan kita. Karena setiap orang bisa pergi ke tempat yang sama, tapi punya pengalaman yang berbeda,” jelasnya.

Sebaliknya, hal yang kadang nggak disukai Prue selama menjadi travel blogger adalah dari segi waktu. Sebagian besar waktunya dihabiskan bukan di Jakarta di mana dia menetap, jadi otomatis ada banyak momen pribadi bersama orang-orang terdekatnya yang mau nggak mau harus dia lewatkan. Tapi berhubung sudah beberapa tahun dia menjalaninya, lama-kelamaan dia terbiasa dengan hal tersebut.

Selain aktif di blog dan media sosial, Prue juga bekerja sama dengan banyak pihak, seperti brand, travel agent, maskapai penerbangan, maupun tourism board. Bahkan, bareng MLDSPOT dia pernah menjadi salah satu juri MLDSPOT Content Hunt Season 2, yakni sebuah kompetisi content submission yang berhadiah trip ke Raja Ampat dan ratusan juta rupiah.

Well, cerita Prue jelas nggak cuma seputar senang-senang saja, tapi sekaligus menyatukan hobi dan pekerjaan menjadi passion serta memperkaya sudut pandang dengan travelling ke tempat baru dan bertemu orang baru. Ikuti kisah perjalanan kami dan Prue di Sumba selengkapnya di  MLDSPOT TV Season 4 episode 13 dengan tema “Wild Wild East”. Cek videonya di YouTube Channel MLDSPOT TV, subscribe and get yourself inspired!
 

Comments
Agung Sutrisno
Dari segi konten, yang menjadi kekuatan di blog dan postingan media sosial Prue adalah visual.
Riza Astuti
Sebuah Perjalanan untuk Lebih Menghargai Hal-hal Kecil