Inspiring Communities
Jumat, 02 Oktober 2020

Serrum Art Handling Mengakali Pandemi untuk Tetap Berkarya

  • Share
  • fb-share
Serrum Art Handling Mengakali Pandemi untuk Tetap Berkarya

Bicara soal seni, pandemi sekalipun enggak bisa mematikan seni dan kreativitas. Namun, pandemi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membatasi penyelenggaraan event-event seni karena berpotensi membuat keramaian. Padahal, acara-acara seni berskala nasional dan internasional di kota-kota besar Indonesia sudah mulai sering diadakan kurang lebih lima tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya apresiasi seni masyarakat.

Mungkin lo udah pernah dateng ke salah satu acaranya, bro. Misalnya, Art Jakarta, Pasar Seni ITB, ArtJog, Jakarta Biennale, Jogja Biennale. Belum lagi museum-museum seni baru kayak Museum MACAN, Art One, Selasar Sunaryo, NuArt dan ruang-ruang seni lain yang selalu ramai sebelum pandemi.

Terpaksa harus tutup, kita belum bisa menikmati karya-karya seni secara langsung lagi. Jadinya, para kurator dan penyelenggara beralih ke tren saat ini, yaitu pameran virtual. Tapi, bro, mau event aktual atau virtual kalian pernah wondering enggak, sih? Siapa, sih, orang yang masang semua karya seni yang lo lihat dan mengatur keseluruhan pameran jadi seperti yang pernah lo datengin?

Orang yang ngelakuin itu semua bukan sembarang orang, loh, bro! Mereka disebut art handler. Beda sama art curator, art handler itu merupakan perpanjangan tangan dari kurator buat merealisasikan visinya dalam suatu pameran. Jadi, tugas art handler itu menangani semua hal teknis seputar pameran. Mulai dari pengiriman karya seni, pemasangan, pencahayaan galeri atau ruang, flow pengunjung pameran, dan hal-hal lain yang memastikan pengalaman lo sebagai pengunjung berkesan, bro.

Di Indonesia, khususnya Jakarta, kita punya art handler yang udah berpengalaman di bidangnya selama 12 tahun. Serrum Art Handling didirikan oleh MG Pringgotono dengan teman-teman satu kampusnya dari Universitas Negeri Jakarta. Berkuliah Seni Rupa, Serrum awalnya adalah kolektif buat mereka untuk belajar dan berdiskusi seputar seni di luar kelas yang berdiri pada 2006.

Dalam prosesnya, Serrum banyak berpartisipasi dalam pembuatan pameran seni dari berbagai skala, pengalaman ini dijadikan modal oleh Serrum buat masuk ke pasar art handling pada 2008. Alasannya sederhana, pada saat itu belum banyak jasa art handling profesional dan Serrum melihat peluang di situ.

“Akhirnya memang jadi fokus utama karena dirasa tidak ada SDM khusus yang mengurus hal seperti itu. Seiring juga dengan kebutuhan pameran yang ada di Jakarta, makin dibutuhkan juga (art handling), akhirnya kami serius fokus ke situ,” ujar MG dalam wawancaranya dengan Vice Indonesia.

 

Dari Indonesia ke Kancah Internasional ke Pameran Virtual

Serrum Art Handling Mengakali Pandemi untuk Tetap Berkarya

Yang dipercaya sebagai art handling coordinator adalah Arief ‘Atto’ Widiarso yang bersama timnya memiliki pengalaman membangun acara-acara seni berskala besar dan prestisius di dalam dan luar negeri. Acara-acara seni besar di dalam negeri seperti Jakarta Biennale 2013, 2015, dan 2017; kemudian Art Jakarta 2015 dan 2017, ARTSTAGE 2016, sampai membuat mural untuk Asian Games 2018.

Serrum juga sudah pernah membangun pameran untuk acara-acara di museum dan galeri seperti Galeri Nasional, Museum Macan, Art One, dan Museum Nasional. Lebih dari itu, kiprah Serrum Art Handling juga sudah menjangkau pameran seni internasional seperti Art Stage Singapore 2016 dan ART021 Shanghai Contemporary Art Fair 2019.

Sampai menjelang PSBB pada Maret 2020, mereka juga masih menyelenggarakan pameran seni bertajuk Kreafest 2020 yang berlokasi di Gudskul Ekosistem, yang sayangnya harus tutup lebih awal karena PSBB Jakarta yang diberlakukan pada awal Maret 2020. Selama kurang lebih tiga bulan, Serrum merasakan dampak PSBB yang membuat mereka tidak mengadakan event sama sekali.

Sampai akhirnya, Juni 2020 mereka mengadakan pameran virtual pertamanya dengan judul ‘Di Rumah Tak Berarti Melemah’. Selama kekosongan itu, Serrum menemukan formula untuk mengadakan pameran virtual menggunakan kamera dan aplikasi khusus. Dari situlah didirkan Galeri Virtual Gudskul yang menjadi ruang digital untuk Serrum kembali membangun pameran.

“Kita mencoba membuat pameran aktual yang bisa kita virtual-kan. Dengan mencari beberapa program dan akhirnya kita ketemu salah satu program yang bisa memberikan sajian virtual untuk menyelenggarakan pameran ini,” jelas Atto.

Setelah pameran virtualnya yang pertama, Serrum menghadirkan beberapa pameran virtual lainnya seperti ‘Meretas Batas’ dan ‘Besar Kecil Sama Saja Asal Nggak Sendiri’ pada Juli 2020. Kemudian pameran ‘Bless This Mess’ selama Agustus sampai September 2020 yang bekerja sama dengan Satu Collective dan Kamengski.

 

Memvirtualkan Pameran Aktual

Serrum Art Handling Mengakali Pandemi untuk Tetap Berkarya

Satu ciri khas yang dipertahankan Serrum Art Handling dalam menyelenggarakan pameran virtual adalah mereka memvirtualkan pameran aktual atau pameran fisik. Menurut Atto, membangun ruang pameran secara fisik berisi karya seni yang bisa disentuh adalah esensi dari kerja art handling. Yang mana, walaupun dipindai ke dalam bentuk virtual tetap dibutuhkan proses kerja art handling.

“Pameran virtual ini kita bikin karena mencoba menghadapi pandemi ini, tapi sebenarnya pameran virtual itu tidak bisa menggantikan pameran aktual yang benar-benar fisik,” tegas Atto yang mengekspresikan kerinduannya pada kemeriahan pembukaan pameran dan acara-acara seni yang biasanya ia dan timnya handle.

Memvirtualkan pameran aktual sendiri berarti tim Serrum Art Handling tetap merencanakan layout dan flow pameran dan memasang karya seni secara fisik. Kemudian, barulah ruang seni yang sudah jadi itu dipindai menggunakan kamera khusus yang hasilnya di-layout ke dalam program komputer untuk ditampilkan di situs Galeri Virtual Gudskul.

Kemudian pengalaman yang dirasakan pengunjung adalah ruang tiga dimensi yang bisa ditelusuri dari komputer atau ponsel. Mirip dengan peta digital tiga dimensi. Dengan pameran fisik yang belum bisa diselenggarakan sampai setidaknya tahun depan, Serrum memaksimalkan metode ini untuk tetap bisa berkarya selama pandemi ini.

Masih banyak peran Serrum di luar pekerjaannya sebagai art handling. Sebagai kolektif, mereka juga masih menjalankan fungsi edukasi seninya melalui kelas dan program lainnya. Kegiatan Serrum Art Handling selengkapnya bisa lo tonton di MLDSPOT TV Season 6 #MauLagiDimanapun Episode 9. MLDSPOT TV season ini hadir dalam bentuk baru yang disesuaikan dengan situasi pandemi dan PSBB.

Serrum Art Handling juga bakal kasih referensi lima seniman kontemporer Indonesia favorit mereka yang juga udah pernah kerja bareng sama Serrum. So, pastikan buat nonton video Serrum Art Handling jangan dalam bentuk baru hanya di YouTube Channel MLDSPOT TV. Remember always Get Yourself Inspired with MLDSPOT TV!

Comments
John Hutabarat
tetap semangat
John Hutabarat
tetap semangat