Pernah nggak terbesit dipikiran lo – bahwa sebuah film yang di produksi pastinya ada kerja keras orang-orang hebat di belakangnya. Baik itu sutradara, produser aktor/aktris, direktor, dan juga kru film lainnya – semua punya peran masing-masing sampai film yang dihasilkan jadi keren banget. Pokoknya, kudos deh buat orang-orang yang berhasil bikin film yang berkualitas!
Kali ini, MLDSPOT berkesempatan buat ngobrol dengan pihak yang berada dibalik layar dari film ‘Detak’ – film yang nggak banyak diketahui oleh banyak orang ini ternyata udah berhasil memenangkan ajang ber-gengsi di Eropa, bro!
Biar lo tau apa itu film ‘Detak’ dan gimana ceritanya film ini bisa menang di tanah Eropa sana, lebih baik langsung aja simak obrolan MLDSPOT sama Yongki Ongestu dari Aenigma Pictures – selaku production house yang memproduksi film ‘Detak’.
Simak kisah inspiratif dari komunitas ini selengkapnya, bro!
Inspirasi Film ‘Detak’
Sebelum memperkenalkan film ‘Detak’, Yongki terlebih dulu memperkenalkan Aenigma Pictures. Yongki mengaku – bahwa ‘Detak’ merupakan film pertama yang diproduksi oleh Aenigma Pictures. Berdiri sejak tahun 2011, Yongki selama ini hanya berfokus mengerjakan produksi yang berkaitan dengan komersial alias advertising, salah satunya TV Commercial.
Sebelumnya, Yongki pada tahun 2017 secara pribadi pernah membuat sebuah film pendek berjudul ‘End of The Era’. Mencoba peruntungan baru, di 2018 menuju 2019, Yongki dengan Aenigma Pictures mencoba untuk membuat film ‘Detak’.
Film yang dibintangi oleh Refal Hady dan Della Dartyan ini memiliki genre cenderung misteri dengan berlatar cerita budaya tari Lengger yang berasal dari Banyumas. Awal mula ide ini di dapat oleh Yongki ketika ia diberi kesempatan untuk memberikan box of cinematography berkeliling kota-kota kecil di Jawa Barat.
Ketika datang ke Purwokerto, Yongki dan tim bertemu sekelompok pekerja kreatif yang kemudian memperkenalkannya pada Rari Lengger. Melihat hal yang dinilai cukup potensial, Yongki dan tim mengambil peluang untuk berkolaborasi dengan pekerja kreatif dari daerah Banyumas ini ke dalam produksi film.
Sekembalinya Yongki dan tim ke Jakarta, Yongki mencoba mengembangkan cerita yang didapatnya dan mencoba untuk dikembangkan lagi. Pada pengembangan cerita ini, Yongki melibatkan Aryanna – selaku produser dari Aenigma Pictures dan sepakat untuk mengangkat budaya tari Lengger Lanang dari Banyumas.
Tari Lengger pun bukan hal yang asing lagi di dunia perfilman. Mengingat film Kucumbu Tubuh Indahku juga mengangkat cerita ini, Yongki dan tim mencoba mengambil sudut pandang yang berbeda – yaitu dengan mengangkat cerita Tari Lengger dengan sudut pandang sebagai penari cewek.
Melibatkan Kru Sebagian Besar dari Banyumas
Setelah matang mengembangkan cerita yang dibuatnya, Yongki dan tim langsung meluncur ke Banyumas dan mengajak para kelompok penari dan kreatif yang ada di Banyumas. Percaya atau nggak – film ini diproduksi oleh 80% dari warga lokal Banyumas, lho!
Pada proses produksinya, Della Dartyan pun diajari langsung oleh penari yang ada di sana. Nggak cuma itu, pemain musik yang ikut berpartisipasi dalam produksi ini juga di produksi warga sekitar Banyumas.
Tujuan Yongki dan tim membuat film ini dengan latar belakang budaya memang untuk diikutkan ke ajang film festival. Baginya, budaya Indonesia perlu dikenal oleh dunia luar dan nggak semata-mata hanya sebuah budaya yang perlu dilestarikan – namun juga harus mematahkan stigma negatif yang ada di masyarakat.
Menerapkan Zero Waste Living pada Proses Produksi
Selain jalan cerita yang menarik dan juga memiliki pesan untuk mematahkan stigma yang ada di masyarakat mengenai tari Lengger, ternyata ada hal lain yang membuat film ini menjadi lebih menarik dibandingkan film lainnya – yaitu menerapkan zero waste living sepanjang proses produksinya.
Nggak hanya berhenti menggunakan segala barang yang serba plastik, Yongki membagikan cerita yang unik pada proses produksi dengan zero waste living ini – dengan tim yang sebagian besar merupakan perokok, untuk menghindari pembuangan abu dan puntung di alam bebas, para tim berinisiatif untuk membuat sebuah asbak portable dari batok kelapa yang dikaitkan pada saku celana.
Tanpa disangka-sangka, ketika Yongki dan tim kembali ke Banyumas setelah selesai produksi, para warga lokal Banyumas yang menjadi bagian dari tim Detak masih menerapkan hal ini!
Berhasil Memenangkan 3 Kategori di Eropa!
Dari segi produksi dan jalan cerita, film ‘Detak’ ini emang udah juara banget. Tapi siapa sangka – bahwa ide brilian yang dituangkan oleh Yongki dan tim ini berhasil memenangkan 3 award di European Cinematography Awards!
Pada 14 Februari lalu, ‘Detak’ telah memenangkan 3 kategori di Europian Cinematography Awards – yaitu Best Feature Film, Best Cinematography, dan Best Film Poster. Dengan pencapaian yang udah didapatkan ini, lo masih nggak penasaran sama film ini, bro?
Tenang aja – Yongki udah membocorkan bahwa film ini bakal tayang di layar lebar, untuk waktunya sendiri emang mengalami kemunduran, tapi kita tunggu aja ya!
Buat lo yang suka bikin film atau baru mau bikin film, MLDSPOT punya banyak rekomendasi buat lo dalam membuat film – mulai dari sinematografinya, teknik pengambilan gambarnya, sampai bikin skenario filmnya.
Kalo Yongki dan Aenigma Pictures bisa, berarti lo juga bisa, bro!
All Image Credits to Aenigma Pictures
Comments