Trending
Kamis, 22 Februari 2018

Erick Giri: Love At The First Sight Dengan Saxophone

  • Share
  • fb-share
Erick Giri: Love At The First Sight Dengan Saxophone

Perjuangan Erick Giri berkarir di dunia musik harus diacungi jempol, Urbaners! Pasalnya, pemenang MLDARE2PERFORM Season 3 kategori Wind and Brass ini selalu berjuang dengan gigih sampai akhirnya menjadi seperti sekarang. Mulai dari cara Erick memiliki saxophone pertamanya, atau bagaimana ia hijrah ke Jakarta untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih baik lagi.

 

Perjuangan Erick mendapatkan saxophone pertamanya

Sejak tahun 2004, Erick memang berkecimpung di dunia musik. Saat itu ia memainkan instrumen gitar dan rutin nge-band dengan teman-temannya. Tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa akan beralih ke instrumen wind and brass. Tapi saat masuk dunia kuliah secara tidak sengaja ia menonton acara natal di salah satu stasiun televisi dan melihat alat musik saxophone dimainkan.

Saat itu ia langsung jatuh cinta, menurutnya alat musik tiup satu ini bentuknya sangat bagus dan memiliki melodi yang manis. Membuat Erick terpacu membeli saxophone-nya sendiri. Tapi harga saxophone yang cukup mahal, membuat pria asal Padang ini memutar otak mencari akal. Akhirnya ia mengejar program beasiswa dari kampusnya, untuk mendapatkan sejumlah uang yang bisa dibelikan saxophone. Setelah perjuangan mengurus dokumen, meminjam sana-sini dan menjual gitar listrik pemberian orang tuanya, ia berhasil membeli saxophone pertamanya seharga Rp. 5.200.000,-

 

Bermodal belajar di Taman Budaya

Setelah berhasil membeli saxophone, Erick mengaku belum bisa memainkannya, bahkan tidak tahu bagaimana cara meniup yang benar. Untungnya, tepat di depan kampusnya terdapat Taman Budaya yang terdapat orang-orang bermain Karawitan. Seni musik tradisional ini biasanya dapat memainkan alat musik apapun. Nah, disitulah ia bertemu musisi yang akrab dipanggil Papi, dan mulai mengajarkan Erick bagaimana cara bermain saxophone. Baru 3 bulan belajar, Erick telah mendapatkan job pertamanya, sejak saat itu ia dapat hidup secara mandiri dari mulai kebutuhan pribadi sampai biaya kuliah.

 

Komunitas yang membesarkan namanya

Erick sangat berterima kasih kepada Indonesian Saxophonist Community (ISC) yang sangat membantunya berkarir di dunia saxophone. Sebelum ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta, ia meminta bantuan para anggota ISC untuk memberikan informasi jika ada yang membutuhkan saxophonist. Benar saja, baru seminggu di Ibukota ia sudah mendapatkan pekerjaan, mulai dari reguler di kafe, wedding band hingga menjadi session player musisi-musisi ternama. Kini nama Erick sudah cukup dikenal sekarang ia lagi sibuk mengiringi Rizky Febian & Hedi Yunus. Sebelumnya ia juga pernah menjadi mengiringi Vidi Aldiano, Lea Simanjuntak, Vina Panduwinata dan masih banyak lagi.

 

Alasan Erick mengikuti MLDARE2PERFORM Season 3

Selain ini memperluas link dalam dunia musik, Erick juga memiliki misi khusus saat ikutanMLDARE2PERFORM Season 3 ini. Erick yang mengaku sangat menyukai musik jazz tidak memiliki banyak kesempatan untuk memainkan genre satu ini. Ia hanya bermain jazz saat jamming session saja. Mostly ia mengiringi lagu-lagu pop. Nah, inilah kesempatannya untuk menekuni lebih dalam musik yang sangat disukainya tersebut. Selain itu, kesempatan untuk bermain di kota-kota lain juga lebih besar.

 

Personel MLDJAZZPROJECT sebagai guru barunya

Meskipun ini bukan kali pertama Erick bertemu para personel MLDJAZZPROJECT lainnya, ia tetap takjub dengan skill mereka. Masing-masing memiliki keistimewaanya sendiri. "Seperti teman jadi guru," itu lah yang Erick rasakan, karena ia bisa sharing pengetahuan musik dan belajar banyak dari yang lainnya.

Comments
Andy
Betul sekali
SARI ASTUTI
Bermodal belajar di Taman Budaya