Industri musik Tanah Air mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari yang berlabel hingga yang indie. Semuanya ada. Ada begitu banyak musisi indie yang sudah menghasilkan banyak karya dan bisa membuat lo berdecak kagum.
Nah, ngomongin soal indie nih, tak bisa dilepaskan dari band Sore. Band yang digawangi oleh Ade Firza Paloh, Awan Garnida, Reza Dwi Putranto, dan Bemby Gusti Pramudya sangat populer di kalangan pecinta indie, khususnya Jakarta.
Sore jelas sudah tidak asing lagi. Tak hanya bagi pendengar musik, tapi juga para penggemar film. Sebab band yang berdiri pada tahun 2002 ini sering mengisi soundtrack film. Sebut saja Janji Joni, Kala, dan juga Berbagi Suami.
Band indie beraliran pop yang memainkan ritme Indonesiana yang terkadang gemulai membuat pendengar secara tidak langsung menyimpulkan para personel Sore adalah orang-orang yang kalem. Padahal kenyataannya sangat berbeda. Ade termasuk orang yang suka meledak-ledak.
Saat duduk kelas 3 SMP di Perguruan Cikini, Jakarta, Ade terlibat kasus kenakalan remaja yang cukup serius. Tidak hanya mendapat peringatan, orang tua memilih menerbangkan Ade remaja untuk bersekolah di Los Angeles, Amerika Serikat.
Sebelas tahun tinggal di Negeri Paman Sam, Ade sempat kuliah jurusan Aeronautical Engineering, tapi kemudian berpindah ke jurusan bisnis sebelum akhirnya pindah kembali ke Indonesia dan memulai Sore bersama teman-teman saat SMP.
Seni musik ternyata tidak bisa dipisahkan dari Ade. Kawan-kawannya mengatakan Ade adalah penulis lagu yang "sinting" dan kreatif. “Lagu Lihat”, contohnya. Dijamin bisa bikin kamu adem dengan gaya musik jadul yang disepuh nuansa jazz ringan.
Bahkan majalah TIME Asia edisi September 2005 merekomendasikan album Centralismo sebagai “5 Asian Albums Worth Buying”. Dan dalam 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Roling Stone, Sore bercokol di urutan 40 pada Desember 2007.
Kehebatan lain dari Sore adalah semua personel ambil bagian sebagai vokalis dalam setiap albumnya. Tentu saja mereka punya karakter berbeda-beda, tapi itulah yang membuat band ini unik.
Keunikan lainnya semua pemainnya bermusik dengan kidal. Mereka sudah merilis sekitar 5 album: Centralismo (2005), Ports of Lima (2008), Sumbreros Kidos (2010), Sorealist – Best Of (2013), & Lots Skut Leboys (2015).
Sore menjadi satu alternatif musik untuk didengar. Mereka tidak terobsesi meledak dan populer dengan menjual jutaan kopi. Mereka ingin karyanya menjadi oase yang menyegarkan di tengah keseragaman karya banyak musisi.
Source: lorongmusik.com, jakartabeat.net, rollingstone.co.id
Comments