Djanger Bali, dibiarkan hidup kembali. Album masterpiece jazz Indonesia ini, dirilis ulang tahun 2016. Di Jazz Goes to Campus ke-39 (JGTC), sejumlah anak muda memainkannya kembali dalam sebuah sesi khusus.
Alkisah, di tahun 1967, sejumlah musisi penuh talenta Indonesia terbang jauh ke Amerika Serikat dan bersatu dengan Tony Scott, seorang musisi jazz kelas dunia untuk memproduksi rekaman yang bernapaskan musik tradisi Bali. Album itu diberi judul Djanger Bali. Album ini mendapatkan banyak respon positif dari publik jazz dunia.
Indonesian Allstars, nama band di project itu, berisikan nama-nama penting dalam sejarah jazz Indonesia model Jack Lesmana, Maryono, Bubi Chen dan Benny Mustafa van Diest. Mereka berhasil merangkai sebuah perjalanan tur keliling ke banyak kota dunia.
Nama-nama musisi kelas dunia macam Miles Davis, John Coltrane atau Herbie Hancock menghaturkan pujian pada mereka.
Dan ketika album itu dirilis ulang dalam bentuk cd, nyaris lima puluh tahun kemudian, Djanger Bali tetap punya peran penting untuk menyebarkan referensi kepada generasi-generasi selanjutnya.
Hari ini, dari seluruh pelaku di album itu, hanya tinggal Benny Mustafa van Diest yang masih hidup. Drummer legendaris ini bahkan masih terlibat di beberapa pertunjukan tur yang berlangsung, salah satunya adalah di MLD Spot Stage Bus Jazz Tour di mana ia memperkuat MP3 Trio yang dipimpin oleh Rene van Helsdingen.
Di JGTC, Djanger Bali dipertontonkan kembali oleh sebuah band yang bernama Indonesian Young Stars. Berisi nama-nama seperti Adra Karim dan Ricad Hutapea serta beberapa nama lagi, mereka memainkan repertoir Djanger Bali secara prima di atas panggung. Upaya untuk mereka ulang lagi album hebat ini dalam sebuah pertunjukan live, bisa dibilang berhasil.
Apresiasi lintas generasi, berhasil dilakukan. Sesungguhnya, memainkan apa yang telah direkam oleh orang-orang hebat, bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Serangkaian proses di belakang layar dilakukan untuk bisa memperlakukan karya-karya ini dengan baik. Investasi waktu, jelas ada di dalamnya. Hingga pada akhirnya mendapatkan aplaus hangat dari penonton, maka mereka bisa dibilang sukses melakukan interpretasi ulang ini.
Comments