Urbaners, kalau lo lagi liburan kegiatan apa aja yang biasanya lo lakukan? Mengambil foto dengan latar belakang tempat wisata? Atau beli oleh-oleh khas destinasi setempat? Agenda kaya gitu sih biasa banget. Lo boleh coba tengok gimana Nugraha Pratama memanfaatkan momen liburan untuk menjadi produktif dan berkarya. Bermodalkan kertas dan alat lukis yang dibawanya, Nugraha mengabadikan momen liburan tersebut ke dalam sketsa gambar.
Dari kegiatan uniknya itu, Nugraha makin dikenal dengan julukan traveling sketcher. Sesederhana artinya, Nugraha mencoba menggoreskan kenangan semasa liburannya ke dalam bentuk ilustrasi gambar. Alhasil, selain enak untuk dipandang, hasil karya seninya itu juga memiliki personal value tersendiri bagi Nugraha. Penasaran bagaimana proses kreatifnya? Langsung lanjut baca tulisan di bawah ini, yuk!
Hobi yang Digeluti Sejak Awal Kuliah
Saat awal berkuliah pada 2009 silam, Nugraha mendapatkan ‘kebebasan’ dalam kegiatan sehari-harinya tanpa perlu dicari orang tua. Namun, kegiatan di waktu lowong tersebut bukan Nugraha gunakan untuk hal-hal nirfaedah semata, lho. Ia memanfaatkan waktu lowong untuk berkeliling ke sana-sini sambil menggambar. Inilah yang jadi awal mula bagaimana nama Nugraha mulai erat dengan istilah traveling sketcher.
“Sambil jalan-jalan, saya mencoba selalu membiasakan untuk membawa sketchbook sambil iseng melakukan live sketching. Ternyata, kebiasaan menggambar di depan objek secara langsung ini terasa berbeda dari di studio. Banyak hal baru yang saya pelajari. Sejak itulah saya mulai nyaman dan serius menggelutinya hingga sekarang,” jelas pria lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Bina Nusantara ini.
Setelah sekian lama menekuni hobinya, saat ini Nugraha nggak hanya mematok masa-masa liburan sebagai waktu produktif untuk menghasilkan karya. Pria yang turut mendalami kemampuannya dalam komunitas menggambar seperti Jakarta Sketch Group, Indonesia’s Sketcher, sampai Sketchwalker ini mengibaratkan proses menggambar seperti esensi fotografi. Dalam fotografi maupun sketching, momen atau pemandangan menarik bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Memberi Makna Pada Obyek Gambar
Inspirasi yang mulanya dilakukan sebagai proses latihan sehari-hari ini bisa hadir dadakan dari setiap sudut tempat yang dilewatinya. Menurut Nugraha, salah satu pemicu ide sketsa muncul bisa datang dari keunikan setiap objek. “Bisa dibilang semua objek pasti punya cerita masing-masing. Tinggal saya sebagai sketcher menyesuaikan cerita mana yang kiranya seru buat digambar dan diceritakan lagi ke audience,” ungkapnya.
Saat ditanya apa objek gambar favoritnya, Nugraha mengaku kesulitan memilih. Namun, hasil sketsa Nugraha nggak jauh-jauh dari objek gedung, makanan, dan orang-orang yang sedang beraktivitas. Ketiga objek tersebut memiliki porsi cerita masing-masing dan selalu diperhitungkan sebelum Nugraha memulai proses serial sketsanya.
Sebagai contoh, Nugraha membagikan pengalamannya saat berlibur di Banda Neira. Saat berkeliling di wilayah kepulauan Maluku tersebut, ia menuangkan perpaduan sejarah pelabuhan Banda Neira dengan aneka makanan yang dihidangkan. Kudapan yang tersedia pun mayoritas datang dari laut karena pekerjaan masyarakat setempat banyak yang menjadi nelayan. Proses ini terus berlanjut seiring Nugraha menjajaki tiap tempat di Banda Neira. Objek gambar Nugraha pun akhirnya memiliki makna yang lebih dalam karena ada proses menyatukan beberapa sketsa menjadi kumpulan cerita yang asyik disimak.
Kumpulan Sketsa dalam Bentuk Buku
Hasil cerita dan sketsa yang Nugraha kumpulkan selama di Banda Neira saat ini sudah dituangkan ke dalam bentuk buku, Urbaners. Bukan hanya satu, tapi sudah ada dua buku yang Nugraha lahirkan lewat hobi menggambarnya. “Sejauh ini sudah dua buku. Mungkin lebih cocok disebut mini-zine karena formatnya nggak standar buku,” kata Nugraha. Buku tersebut diberikan judul Het Oude Batavia tentang Kota Tua Jakarta dan Banda Neira.
Selain menggunakan format cetak, Nugraha pun rajin membagikan hasil karyanya melalui akun Instagram @nugraha.pr. Nugraha menilai lewat media sosial, lebih banyak orang dapat menikmati hasil karyanya lebih mudah. “Sejujurnya, saya pribadi lebih senang mempresentasikan karya melalui media yang lebih friendly dengan publik. Saya ingin karya tersebut bisa dinikmati nggak hanya oleh art-minded people, tapi publik secara umum,” papar pria yang hobi bersepeda ini.
Proyek mini-zine ketiga yang sedang digarap Nugraha saat ini pun memanfaatkan media sosial dan fitur tagar. Lewat #WhenInGlodok, Nugraha bekerja sama dengan Culinary Storyteller, Ade Putri, yang berperan sebagai penulisnya. Glodok menjadi tempat yang unik buat bagi Nugraha dan Ade dari segi sejarah, budaya, varian makanan, dan keseharian masyarakatnya. Dari keunikan yang ditawarkan Glodok tersebut, wisata kuliner keduanya akan dituangkan dalam bentuk sketsa dan mudah dicari di media sosial.
Gunakan Spontanitas Jadi Kreativitas
Tertarik untuk mendalami hobi sebagai traveling sketcher juga? Tenang Urbaners, Nugraha nggak sungkan berbagi tips. Tips pertama, sebelum memulai liburan, ada baiknya menyusun itinerary tempat mana saja yang sekiranya sketchable. Penting juga untuk mengetahui pengetahuan umum soal objek yang akan digambar, supaya bisa menuangkan cerita di baliknya. Nggak ketinggalan, lo harus mempersiapkan peralatan portable agar mudah digunakan dan dibawa.
Beberapa saran tersebut coba Nugraha terapkan setiap saat, tapi menurutnya kerap kali mayoritas sketsa yang dihasilkan lahir di luar perencanaan tersebut. Ini juga yang menjadi ciri khas dari sketsa Nugraha karena ada unsur spontanitas. Meski sering mengerjakan spontan, Nugraha sendiri pernah menerima kerja sama dari Kopi Keliling, Citilink, Air Asia, DestinAsian, Design Anthology, MRT Jakarta, TUKU, Sekata Living, dan masih banyak lagi.
Nugraha mengaku belum puas atas pencapaian selama ini. Ia masih ingin terus menggali kemampuan sebagai traveling sketcher. Apapun sketsa yang dikerjakan, bukan lagi soal teknis menggambar saja, tapi ada pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan. Kita tunggu karya-karya berikutnya dari Nugraha ya, Urbaners?
Comments