Kesibukan aktivitas di saat weekday memang sangat padat. Jam kerja 9 to 5 tuh rasanya jarang bisa dilakuin pulang tepat waktu, bahkan seringnya lanjut di rumah sampai begadang. Nggak salah juga kalo jadwal seperti itu benar-benar bikin lo capek di pikiran dan fisik.
Entah lo bekerja sebagai in house atau freelancer pasti ngerasain hal itu semua. Kalo pikiran sudah penat karena kerjaan, bawaannya tuh di waktu weekend lo pengen me time pergi ke mana aja, hanya sekedar jalan-jalan ke mall atau quality time nongkrong bareng teman-teman.
Era saat ini nggak asing lagi dengan istilah healing yang semakin kencang terdengar di sekitar kita. Namun, menurut Hasan Askari di MLDPODCAST, dia menjelaskan bahwa pemaknaan self healing sekarang tuh punya salah arti yang bisa menyebabkan kesalahan persepsi juga.
Selain Hasan Askari (HA), episode ke-76 MLDPODCAST dipandu oleh host kita Oza Rangkuti (OR) yang sudah banyak ngobrol tentang healing. Simak dulu nih Bro biar nggak salah persepsi lagi, ya.
(OR) Sebenarnya healing yang bener misalkan healing yang lo gemari atau yang lo mengerti tuh kayak gimana?
(HA) Predikat, ya, berarti ya, healing ini kan predikat kata kerja, tapi kita bahas subjeknya dulu siapa yang butuh healing karena jangan-jangan kamu nggak butuh healing tapi cuma stres aja dan stress is good gitu. Orang tuh punya stres tuh bagus, karena di level tertentu stres malah memacu kita bisa kreatif waktu spaneng banget. Orang yang nggak stres banget itu malah bahaya malah nggak berkembang. Stres itu normal tapi ada stres yang ekstrim nih yang berlebihan, kayak kita pulang kerja bawaannya pengen marah nggak bisa tidur sampai nggak bisa diajak bercanda, nah itu mungkin kamu butuh untuk healing. Ini subjeknya dulu siapa yang butuh healing. Tapi ada bang, klienku nih dia konseling sama aku punya masalah yang menurut dia sangat berat. Ini nggak menghakimi juga ya, cuma dia nggak boleh sama orang tuanya untuk kuliah di luar negri, terus dia merasa orang tuanya mencegah dia menjadi sukses karena menurut dia sukses itu kuliah di luar negeri. Ini aku bukan mempermasalahkan sebenarnya ini kecil karena masalah bagi masing-masing orang berbeda, cuma kita tuh sangking tidak terbiasanya dengan tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, sekali kita tidak dapat itu menjadi masalah berat. Nah, itu dari subjeknya harus dibenerin cara berpikirnya. Makanya aku bilang kan ‘the world is unfair’, hidup ini emang nggak adil dan deal with it, jangan berharap semua itu works. Subjeknya sudah ya, berarti kamu harus mawas diri. Sekarang yang kedua baru predikat, lalu apa healing yang terbaik? Tergantung masalah atau beban yang kamu punya. Ada kadang kamu butuh teman yang bener-bener tidak judgemental, kamu didengarkan, kamu dapat emotional support dan you feel better. Tapi ada yang parah banget, misalnya kejadian traumatis di masa lalu dan kalo sudah separah itu kamu bukan healingnya ke Bali dong. Kalo sudah sampai kayak gitu harus ke psikiater atau psikolog dong, gitu.
Dari penjelasan Hasan Askari tentang subjek dan predikat self healing aja sudah sepanjang ini detailnya bro. Mau dengerin versi lengkapnya, lo bisa cek langsung di sini, di channel Youtube MLDSPOT TV. Mampir juga di Spotify, karena lo bisa dengerin versi penuh format audionya. Cek di sini aja.
Kalo menurut lo, paling enak buat self healing tuh ngapain sih, Bro? Me time ngopi di cafe, lebih produktif bikin konten di medsos atau ada yang lain? Share jawaban lo di kolom komentar ya.
Comments