Inspiring Communities
Rabu, 11 Desember 2019

Misbar Cinema: Menjajal Pengalaman Nonton Layar Tancep Kekinian

  • Share
  • fb-share
Misbar Cinema: Menjajal Pengalaman Nonton Layar Tancep Kekinian

Ada banyak cara untuk menyaksikan sebuah film. Bisa dengan menonton di bioskop, langganan aplikasi streaming, atau datang ke acara screening film. Yang jelas, masing-masing cara punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, bahkan bisa memberikan pengalaman berbeda bagi para penikmatnya.

Khusus untuk screening film, acara ini kerap dibuat oleh banyak komunitas. Yang belakangan sedang mencuri perhatian misalnya, ada sebuah komunitas bernama Misbar Cinema. FYI, Misbar merupakan singkatan dari “gerimis bubar”. As you can guess, komunitas ini mengadakan acara outdoor screening.

Para penggagas Misbar Cinema berfoto dengan host MLDSPOT TV

Kehadiran Misbar Cinema dicetuskan oleh delapan orang penikmat film yang ingin menyuguhkan pengalaman menonton film yang lebih ‘membumi’. Dengan kata lain, mereka ingin agar pengalaman tersebut bisa dinikmati semua kalangan masyarakat, bukan hanya yang tergolong ‘movie nerd’ saja. So, orang-orang yang mungkin nggak begitu hobi nonton bisa ikut mendapatkan pengalaman yang unik.

Lebih lanjut, Public Relations & Social Media Manager Misbar Cinema, Olivia Afina menuturkan bahwa awalnya konsep yang disepakati adalah nobar alias nonton bareng. Ide tersebut kemudian berkembang menjadi konsep drive-in theater, yang populer di Amerika Serikat dan sudah ada sejak tahun 1920-an.

Sayangnya, Misbar Cinema belum bisa merealisasikan konsep drive-in theater karena keterbatasan lahan di Jakarta. Di lain pihak, mereka juga mempertimbangkan besarnya modal yang harus dikeluarkan, mengingat mereka masih melakukan uji coba. “Bukannya nggak jadi, tapi kita tunda, karena konsep kita experience cinema. Konsepnya bisa apa pun, nggak cuma drive-in,” jelas Olivia.

 

Dari Rooftop, Garden, Hingga Pinggir Pantai

Long story short, Misbar Cinema akhirnya mengusung konsep layar tancap. Pengemasannya dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kesan modern bagi generasi milenial. “Muncul ide kenapa nggak bawa misbar saja, jadi nostalgia sekaligus kita kemas lebih modern dan lebih milenial,” ujar Olivia.

Sebagai gambaran, di zaman orang tua dan kakek-nenek kita dulu, nonton layar tancap itu biasanya di atas rumput segar dengan alas koran. Lebih sederhana gitu deh. Nah, kalau versi Misbar Cinema, nontonnya di atas rumput sintetis dengan alas bean bag. Nyaman banget kan?

Di gelaran perdananya pada bulan Februari yang lalu, Misbar Cinema menghelat acara mereka di rooftop JSCHive by CoHive, Jakarta. Penonton yang hadir bisa menyaksikan film yang diputar sambil menikmati pemandangan kota dan gedung pencakar langit di malam hari.

Suasana Misbar Cinema di Bandung

Untuk film yang diputar, genrenya cukup beragam. Mulai dari “Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak”, “Danur”, “Critical Eleven”, hingga “Kala”, semua sukses mengisi acara rooftop cinema Misbar Cinema. “Kita lebih mengutamakan film mainstream, yaitu film panjang arus utama yang sudah ada di bioskop atau pernah masuk festival film internasional,” kata Olivia.

Namun demikian, pengalaman yang diberikan Misbar Cinema nggak berhenti sampai di pengalaman nonton film mainstream saja. Di awal acara, mereka akan terlebih dahulu menayangkan 1-2 film pendek karya para sineas maupun rumah produksi independen yang telah diseleksi. Ada pula sejumlah sesi hiburan lainnya, seperti sesi ramalan tarot, penampilan musik, hingga kuis berhadiah. Maka dari itu, jangan heran kalau mereka mematok harga sekitar Rp 85-250 ribu untuk setiap tiket nonton.

Sukses dengan rooftop cinema, Misbar Cinema lalu beralih ke konsep lainnya, yakni garden cinema. Acara tersebut telah berlangsung di Gedong Putih, Bandung pada pertengahan Oktober yang lalu. Selain bisa menikmati sejumlah film, penonton turut disuguhkan dengan art installation, live music, dan BBQ party. Serasa piknik banget deh pokoknya!

Tapi sebelum itu, Misbar Cinema pun berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk menggelar acara di Sail Nias pada bulan September lalu di Gunungsitoli, Nias. Bernama Beachfront Seanema, acara tersebut memutarkan film “Filosofi Kopi” dan “Sekala Niskala”.

Ke depannya, Misbar Cinema masih akan mengembangkan acara mereka maupun program-program terkait. Mereka antara lain ingin mengadakan kompetisi film pendek, sesuai usulan dari banyak orang. Tapi, semua masih dalam tahap rencana, so we’ll see.

Info lebih lanjut seputar acara Misbar Cinema bisa lo lihat di Instagram mereka @misbar.cinema. Sementara itu, video perbincangan kami selengkapnya bisa lo cek di MLDSPOT TV Season 5 episode 4 dengan tema “Cinema Society”. Cari videonya di YouTube Channel MLDSPOT TV, klik subscribe, and get yourself inspired!

Comments
Fitra Abimanyu
Saik nih bro
Radhitya
Boljug nih bro