Trending
Jumat, 09 April 2021

Fenomena Haute Couture di Dunia Fesyen: Di Indonesia Ada Nggak Ya?

  • Share
  • fb-share
Fenomena Haute Couture di Dunia Fesyen: Di Indonesia Ada Nggak Ya?

Dunia fesyen di dunia kayaknya emang jadi industri yang nggak akan pernah mati. Secara nggak langsung, industri fesyen jadi industri paling besar di dunia saat ini. Bahkan di Indonesia, industri fesyen juga lagi berkembang dengan pesat-pesatnya.

Dengan kehadiran banyaknya brand lokal dengan kualitas yang setara dengan brand-brand internasional, sepertinya lo akan setuju kalau dunia fesyen Indonesia saat ini dianggap bisa bersaing dengan brand internasional.

Dalam dunia fesyen ada yang namanya istilah Haute Couture – apakah lo udah pernah denger sebelumnya? Dianggap istilah yang setara dengan high fashion, ternyata sejarah haute couture ini penting untuk lo ketahui sebagai penggiat fashion.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini dan kenapa alasannya lo harus tau sejarahnya, langsung aja simak artikel ini sampai habis, bro!

Sejarah Istilah ‘Haute Couture’

Haute Couture

Credit image – DIOR Men’s (Fall-Winter 2019/2020)

Pusat haute couture di dunia berlokasi di Paris. Setiap enam bulan, Paris menggelar Haute Couture Week yang juga merupakan pekan mode paling eksklusif. Hanya ditujukan bagi undangan terbatas.

Namun, awal kemunculannya ternyata bukan dari Paris, melainkan dari seorang desainer asal Inggris – Charles Frederick Worth pada tahun 1858. Charles menyebutkan bahwa ia nggak suka dipanggil desainer, dan lebih memilih untuk disebut sebagai seorang couturier – kata adibusana dalam bahasa prancis.

Atas gagasannya ini, akhirnya ia membuat sebuah grup kecil dengan desainer lain dan mematenkan batas ekslusif dalam dunia fesyen saat itu. Dari sinilah muncul kata haute couter yang dinamakan sebagai high fashion yang dibuat dengan cara nggak mudah, bahan yang premium, dan juga desainer yang ternama. Nggak heran kalo baju hasil haute couture terkesan lebih megah dan punya nilai seni yang tinggi.

Pada perkembangannya atau tepatnya di abad 21 – haute couture menjadi lebih spesifik penggunaan dan penamaannya. Sebuah karya baru bisa dibilang haute couture kalo udah memenuhi tiga kriteria berikut – made-to-order design, punya workshop atau atelier di Paris – dengan pekerja sebanyak 15 orang, serta menampilkan koleksi baru dua kali dalam setahun alias terhitung dua musim di depan press di Paris.

Fesyen sebagai Sebuah Laboratorium

Dalam istilah haute couture, nggak ada baju atau pakaian yang terlihat aneh. Semua bisa dibuat sesuai dengan keinginan pembeli dan dengan desain serumit apapun. Semakin rumit, maka akan semakin besar juga nama mode yang membuatnya – apalagi kalo di pake oleh orang ternama.

Industri fesyen haute couture pastinya jauh berbeda dengan dunia fesyen pada umumnya – apalagi kalo disamakan dengan dunia ritel busana siap pake. Pokoknya kalo ngomongin haute couture, jangan ngomongin soal uang deh!

Di industri fesyen, industri haute couture diibaratkan sebuah laboratorium. Para perancang dan tim bereksperimen dengan material dan kreativitas yang disalurkan. Dan pastinya – memerlukan waktu dan pertimbangan matang. Kalo penasaran, red carpet Grammy Awards dan Oscar bisa lo jadikan acuannya, bro!

Pemaknaan ‘Haute Couture’ di Indonesia

Haute Couture

Credit image – Fimela

Seperti yang udah disebutkan di atas, kalo industri fesyen Indonesia emang cukup berkembang. Tapi yang kita tau adalah industri clothing brand lokal yang mulai mendunia. Tapi kalo couture alias adibusana sendiri, ada nggak sih di Indonesia?

Perlu lo ketahui – kalo di Indonesia, haute couture diterjemahkan sebagai adibusana – meskipun belum semapan Paris, adibusana di Indonesia sebenarnya udah berjalan cukup lama. Desainer-desainer di Indonesia pun sebenarnya udah memulai dengan menerapkan made-to-order, selayaknya gaya couture.

Meskipun belum banyak, di Indonesia udah ada beberapa mode hautr couture yang bisa lo datangi. Contohnya Tex Saverio, Pheren Soepadhi, Didit Hediprasetyo, Oscar Lawalata, dan lain-lain. Sayangnya, di Indonesia belum ada ajang fashion selayaknya fashion week yang ada di Paris.

Well, sedikit-sedikit industri fesyen Indonesia pasti bakal lebih maju. Semoga ajang haute couture juga akan terus berkembang di Indonesia ya, bro – biar nggak kalah sama dunia internasional!

 

Feature image – Men Style Fashion

Comments
YAN SEBASTIAN
Perlu lo ketahui – kalo di Indonesia, haute couture diterjemahkan sebagai adibusana – meskipun belum semapan Paris, adibusana di Indonesia sebenarnya udah berjalan cukup lama. Desainer-desainer di Indonesia pun sebenarnya udah memulai dengan menerapkan made-to-order, selayaknya gaya couture.
Selvi RC
Keren bos.