Panggung dunia bisnis bukan lagi hal baru bagi Egar Putra Bahtera yang sudah mulai menunjukkan taringnya sejak usia muda. Kini bukan cuma satu, tapi lima bisnis berjalan di bawah naungannya mulai dari sepatu, jam tangan, tas, bahkan sampai jasa desain interior. Buat menjalankan bisnis ini, Egar juga berjalan jauh dari titelnya sebagai alumni Teknik Pertambangan ITB. Ulik lebih jauh tentang bagaimana Egar bisa memulai dan menjalankan bisnisnya, yuk!
Mulai Usaha Tanpa Modal
Masalah klasik buat anak muda yakni ingin nambah uang jajan menjadi trigger yang cukup penting buat Egar dalam memulai bisnisnya. Bagi Egar, memikirkan modal uang sebelum berbisnis itu bukanlah hal yang tepat. Dari usaha yang dijalankannya, dia pun berhasil menunjukkan kalau usaha tanpa modal itu mungkin banget buat lo lakukan, apalagi dengan canggihnya teknologi masa kini.
Bukan berarti tanpa modal sama sekali, kok! Kepercayaan jadi satu modal non-material yang penting buat dimiliki. Dengan bermodal kepercayaan itulah, Egar Putra Bahtera berhasil menjual sepatu dan pre-order kaos yang kemudian jadi langkah awal untuk membuat brand pertamanya, Chevallier. Jadi, keinginan awalnya memang sederhana. Tapi, buatnya, sesuatu yang besar tetap bisa dimulai dari hal yang sederhana.
Selain bermodalkan kepercayaan, tenaga dan usaha juga jadi hal penting untuk menghidupkan bisnis. “Nggak bisa langsung sukses”, kata Egar. Semua yang dilakukan harus mengikuti flow yang ada dulu dari tahap satu ke tahap lainnya.
Dari Satu Bisnis ke Bisnis Lainnya
Chevalier, sebagai bisnis sepatu pertamanya dimulai dengan kesukaannya terhadap sepatu. Egar bilang, saat dia memulai bisnis, belum banyak brand lokal yang berani produksi sepatu sendiri, terlebih untuk memasang harga tinggi. Akhirnya, di tahun 2012-2013, merk lokal pun naik daun dan punya market sendiri berkat kemunculan barang-barang lokal yang berkualitas.
Nggak berhenti hanya berkecimpung di bidang sepatu, kecintaannya terhadap sesuatu yang punya nilai estetika pun makin membuka kesempatan Egar buat memperlebar sayap di dunia bisnis. Menyusul kesuksesan Chevalier, muncul lah beberapa brand lagi yang punya tampilan nggak kalah estetik, yakni Cannes, Socia, Monoka, dan bisnis terbarunya di dunia interior, yaitu Etraworks. Meski jenis produk dari setiap bisnisnya berbeda, semua bisnis ini tetap menampilkan taste Egar yang khas.
Sistem yang Efisien Jadi Kunci Penting
Mengurus 1 bisnis aja susah dan butuh banyak effort, apalagi 5 bisnis kan? Ternyata Egar berpendapat lain. Menurutnya, yang penting itu lo harus punya strategi jitu biar bisnis bisa lancar terus, salah satunya dengan bikin sistem yang baik.
Kata Egar, bisnis yang baik bisa mengurangi jumlah pegawai dan bikin kerjaan jadi efisien. Kalau sistemnya jelek, malah jadi boros di mana-mana. Jadi, sebisa mungkin cut hal-hal dan prosedur yang malah bikin nambah kerjaan dan nambah orang.
Misalnya saja seperti sistem cek nomor resi yang ia lakukan untuk Monoka. Daripada menghubungi pembelinya satu per satu untuk memberikan nomor resi pengiriman paket, Egar pun memilih untuk mengumumkan nomor resi serta nama pembeli di story Instagram @monokastore sehingga mereka bisa mengeceknya sendiri.
Bukan hanya lebih efisien dan mengurangi beban kerja, cara ini pun memberikan experience baru yang menarik bagi pembeli. Buktinya, Egar mendapat testimoni bahwa pembelinya merasa excited dan deg-degan seperti menunggu hasil SBMPTN saat mencari namanya di pengumuman tersebut!
Mimpi di Balik Usaha
Ngomongin soal pengusaha, pasti semua yang memulai bisnis memiliki sebuah impian tersendiri yang ingin dicapai. Buat Egar, di balik semua bisnis yang dijalankan, ada satu mimpi yang pengen diwujudkan, yakni mau bikin social movement yang bermanfaat.
Keterlibatan Egar dan brand-nya di beberapa kegiatan sosial punya dampak yang penting dan memancing untuk terus ikut membuat perubahan buat orang lain. “Saya harap ada satu atau dua anak yang ingin menjadi seperti kakak, untuk bikin social movement seperti ini”, katanya sambil menceritakan pengalaman kerja sama dengan NGO untuk memberikan 100 sepatu bagi anak-anak di Halmahera.
Perasaan tersebut juga terlihat dari mimpinya untuk membuat sebuah tempat berkarya bernama Etra Space yang menaungi banyak Panti Asuhan. Melalui Etra Space, Egar ingin menanamkan jiwa entrepreneur dan juga mengajarkan skill penting pada orang-orang di Panti Asuhan agar nantinya mereka bisa mandiri secara pembiayaan. Sehingga, mereka nggak lagi harus bertumpu pada dana sumbangan untuk dapat beroperasi.
Itu dia hasil ngobrol dengan Egar Putra Bahtera yang sudah membangun 5 bisnis di usianya yang masih muda. Ternyata selama lo bisa membuat sistem yang baik dan efisien, mengurus bisnis itu nggak sulit! Memulai bisnis pun nggak perlu bermodalkan banyak uang selama lo punya ide dan mau berusaha untuk menjalankannya. Buat lo yang tertarik buat memulai bisnis sendiri, coba baca artikel tentang pentingnya membangun brand story sebagai langkah awal!
Comments