Under Armour, Menyelinap Di Antara Persaingan Adidas dan Nike
Mungkin lo yang suka olahraga kenal banget sama brand satu ini, Under Armour. Apparel yang satu ini bisa dibilang baru di bidang apparel serta peralatan olahraga. Namun, pabrikan ini mampu dengan cepat merangkak naik ke puncak popularitas secara “diam-diam”. Mereka bahkan berani bersaing dengan dua brand sport apparel ternama dunia, Adidas dan Nike. Bagaimana sejarah awal perkembangan Under Armour hingga terkenal?
Berawal dari perusahaan bawah tanah, secara harafiah
Adalah Kevin Plank yang mendirikan Under Armour pada tahun 1996. Ketika itu, Plank merupakan kapten tim futbol dari University of Maryland. Plank saat itu memulai bisnisnya dari ruang bawah tanah milik neneknya yang terletak di Washington DC. Ketika itu, Plank menjual apparel buatannya keliling Teluk Timur. Hebatnya, Plank berhasil meraih penjualan hingga $17.000 di akhir tahun.
Sebagai fullback di tim futbol, Plank merasa kerepotan ketika harus mengganti kaus dalamnya yang basah setelah bermain. Kala itu dia sadar, celana kompresi yang digunakan selama latihan tetap kering. Hal tersebut menginspirasi Plank untuk membuat t-shirt dengan bahan yang sama. Setelah lulus dari kampusnya, Plank mengembangkan sendiri prototipe pertama kaus tersebut yang kemudian diberikan kepada rekan-rekan se tim-nya dan teman-teman yang bermain untuk NFL.
Plank kemudian menyempurnakan desain kaus tersebut dengan mengubah bahan kaus dengan bahan microfibers yang menghilangkan kelembaban serta menjaga penggunanya untuk tetap dingin, kering, dan tentu saja ringan. Brand-brand kenamaan seperti Nike dan Adidas ikut-ikutan membuat kaus dengan model yang sama.
Makin terkenal berkat mensponsori atlet
Hingga saat ini, UA merilis banyak produk dan tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Kita bahkan yakin kalau lo punya salah satu produknya di rumah, atau bahkan sering lo pakai ketika sedang berolahraga. Memang keren deh Kevin Plank.
Source: underarmour.com, Wikipedia.org