Terus Menjaga Tradisi Jazz Goes to Campus
Festival jazz tertua di Indonesia berlangsung untuk kali ke-39. Tempat masih sama, misi masih sama; memopulerkan musik jazz kepada orang yang lebih banyak.
Melihat ribuan orang menyemut di pintu masuk menanti giliran untuk masuk ke area festival, sungguhlah merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan. Ini merupakan tradisi tahunan di mana kawasan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia di Depok, menjadi tuan rumahnya.
Pada Minggu, 27 November 2016 lalu, untuk kali ke-39, Jazz Goes to Campus (JGTC) kembali berlangsung. Festival tahunan ini kembali hadir untuk merayakan musik jazz dalam kemasan yang sangat sederhana; empat panggung berbagai ukuran yang menampilkan banyak nama menarik tampil.
Beberapa langganan tahunan juga kembali tampil untuk melepas rindu mereka pada penonton JGTC yang memang dikenal punya keberanian untuk mencoba mendengarkan nama-nama baru di scene lokal jazz Indonesia.
Tahun ini, debut penampilan di JGTC menjadi milik penyanyi pendatang baru Grace Sahertian. Tampil di panggung kecil nan intim, ia berhasil mencuri perhatian dan membuat penuh sesak area panggungnya.
Selain itu, nama-nama seperti Tohpati Bertiga, Monita Tahalea, Raisa dan Barry Likumahuwa juga tampil kembali untuk memenuhi hasrat penonton. Tentu saja, panggung-panggung mereka penuh sesak karena memang minat untuk menyaksikan set mereka begitu tinggi.
JGTC tahun ini juga menjadi saksi kolaborasi dahsyat antara Barasuara yang bermain bersama Adra Karim dan Indra Lesmana. Menyambungkan dua jenis musik berbeda dan menghasilkan satu titik temu baru, merupakan keberhasilan penting yang patut dicatat dari JGTC tahun ini.
Misi untuk melestarikan budaya mendengarkan jazz di kalangan generasi yang lebih segar dari segi referensi musik, rasanya berhasil. Tidak ada tanda-tanda gagal di penyelenggaraan tahun ini. Mereka yang telah mengawalinya sejak era 70-an dulu, pasti senang bahwa tradisi tahunan ini tetap berlangsung dan terjaga kualitasnya.
Jika kemudian ada efek samping berjamaah yang menimbulkan rasa pegal di kaki-kaki penonton, itu adalah hal biasa yang memang seharusnya terjadi setelah proses bersenang-senang bersama selesai terjadi.
JGTC adalah pengingat untuk kita semua, bahwa jazz adalah salah satu cabang penting musik Indonesia. Keberadaannya disyukuri oleh banyak orang dan sudah menjadi tradisi.