Sofian Hadiwijaya: Sulap Warung Tradisional Indonesia Menjadi Warung Pintar
Kehadiran warung tradisional sudah menjadi bagian yang nggak bisa dilepaskan di Indonesia. Setiap beberapa meter, pasti lo bisa menemukan warung atau kios kecil dengan jualan lengkap, mulai cemilan sampai minuman dingin.
Sofian Hadiwijaya, seorang lulusan Universitas Bina Nusantara, melihat potensi besar dari jutaan warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia melihat bahwa warung-warung ini belum dikelola secara maksimal, baik dari segi pengelolaan keuangan, distribusi barang, hingga mendapatkan pelanggan. Dari situ, ia kemudian tergerak untuk mendirikan sebuah start up bernama Warung Pintar. Menggunakan sistem teknologi informasi yang sedang berkembang pesat, Sofian pun memulai proses digitalisasi warung di Indonesia. Simak di sini yuk perjalanan dan suka dukanya dalam membesarkan startup Warung Pintar!
Warung dan Segala Problematikanya
Kehadiran Warung Pintar yang digagas Sofian Hadiwijaya berawal dari kegelisahaan melihat warung sebagai usaha mikro yang dikelola secara independen. Banyak pemilik warung yang kesulitan mengembangkan bisnis karena terbatasnya akses ke dukungan finansial dan kurangnya pengalaman manajemen bisnis. Ada juga masalah lain seperti kesulitan dalam melaporkan transaksi dan mengelola distribusi barang. Selain itu, warung mikro juga rentan terhadap pencurian karena kurangnya pengawasan. Sofian jeli melihat bahwa banyak persoalan ini dapat dihadapi dengan bantuan teknologi.
Bagi Sofian, warung merupakan bagian yang nggak terpisahkan dari budaya Indonesia. Selain sebagai penyedia sebagian kebutuhan sehari hari, warung juga menjadi tempat berkumpul bagi sebagian orang dan komunitas di Indonesia. Jumlah warung di Indonesia yang besar juga menjadi faktor pendukung.
Tekuni Dunia IT Secara Otodidak
Gagasan Sofian tentang Warung Pintar didukung dengan keahlian di bidang teknologi informasi. Ketertarikan Sofian pada dunia IT memang sudah terlihat dari usia kanak kanak. Namun begitu, jalannya menjadi seorang yang handal di bidang IT ternyata nggak selalu mulus. “Dari kelas 6 SD, gue emang udah suka dunia komputer. Tapi pas SMA, gue justru gagal di dunia komputer karena pelajaran TIK selalu dapat nilai rendah. Dari situ, gue jadi nggak tertarik menekuni IT dan lebih milih kuliah di teknik industri,“ ujar Sofian yang kini menjabat sebagai co-founder dan CTO Warung Pintar.
Ketika menempuh kuliah, Sofian justru banyak berteman dan bergaul dengan teman-teman yang berkuliah di jurusan IT. Kecintaannya pada IT pun bangkit kembali dan ia memutuskan untuk mempelajari IT secara otodidak. Selain menekuni IT secara mandiri, Sofian juga sudah bersinggungan dengan dunia bisnis sejak kuliah, karena ia sering berkumpul dengan teman-teman kuliah yang sudah memulai bisnis terlebih dahulu.
“Pada awalnya, gue memulai bisnis jual internet buat kost-kostan dan sampai sekarang masih jalan. Di tahun 2014 sebenarnya gue udah lihat hype dari digital product dan udah punya keinginan buat bikin. Gue udah nyoba bikin banyak tapi pada gagal. Karena di Indonesia nggak ada sekolah startup, jadi gue memutuskan untuk join startup aja. Di tahun 2015 gue bergabung ke Kudo, tahun 2016 bikin startup sendiri, tapi di tahun 2017 startup-nya mengalami kesulitan. Dari situ gue belajar banyak banget hal tentang IT, bisnis, dan startup. Semuanya dipelajari sendiri, belajar dari temen, buku, lingkungan, dan pengalaman,” tutur pria yang hobi membaca buku dan memberikan mentoring ini.
Setelah berkarir di Kudo, Sofian kemudian mendirikan startup fintech Pinjam Indonesia dan sempat bergabung menjadi VP of Business Intelligence GO-JEK pada tahun 2017. Pada bulan November 2017, bersama dengan Agung Bezharie, Harya Putra, dan Pandu Kartika Putra, Sofian akhirnya mendirikan Warung Pintar untuk memulai proses digitalisasi warung tradisional di Indonesia. Selang dua tahun berjalan, kini Warung Pintar telah menjadi startup dengan valuasi USD 35,5 juta dan telah memiliki mitra warung hingga mencapai 2.000 di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Banyuwangi.
Tantangan Membangun Startup
Sofian mengakui, di era startup booming seperti saat ini, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Kendala utamanya adalah bagaimana membangun brand dan reputasi Warung Pintar agar semakin banyak orang yang mau bergabung di dalamnya. Di awal terbentuknya Warung Pintar, banyak orang yang mempertanyakan tingkat keberhasilan Warung Pintar, terutama karena para pendirinya tidak memiliki pengalaman khusus di bidang ritel. Beberapa pihak juga meragukan warung-warung tradisional akan mau beralih menjadi warung digital.
Namun, kesulitan yang dihadapi tidak lantas membuat Sofian patah semangat. Ia terus berbenah dan berupaya sekeras mungkin untuk membangun reputasi mentereng bagi Warung Pintar. Salah satu caranya adalah dengan merekrut orang-orang terbaik yang bisa membantu akselerasi bisnis startup ini.
“Bukan hal yang gampang untuk mencari talent untuk tim product dan engineering, karena rata-rata mereka mau kerja di perusahaan yang besar. Gue mencoba mengatasi ini dengan turun sendiri untuk aktif ikutan meet-up, aktif menyuarakan visi dan misi perusahaan ke calon talent, dan memanfaatkan jaringan atau relasi yang lebih luas,” tutur cowok yang mengidolakan Pak Habibie ini.
Ingin Membantu Banyak Orang Lewat Teknologi
Dalam proses perjalanan membangun startup, Sofian memiliki visi hidup yang dipegang teguh sampai saat ini. Cita-citanya adalah ingin membantu lebih banyak orang, terutama masyarakat Indonesia menengah ke bawah. Alasan inilah yang membuat Sofian tekun membesarkan Warung Pintar. Ia ingin menciptakan solusi yang bisa meningkatkan pendapatan ekonomi untuk masyarakat Indonesia hingga ke akar rumput. Digitalisasi yang dilakukan oleh Warung Pintar bahkan berhasil membantu pemilik warung untuk mendapatkan 40% kenaikan pendapatan.
Dari perjalanan karir yang panjang, Sofian telah banyak mendapatkan penghargaan, seperti Juara Hackathon Blackberry Jam Asia dan Developer Hero 2016. Developer Hero adalah program mengajar ke seluruh pelosok Indonesia untuk belajar tentang IT di kalangan mahasiswa. Pada tahun 2019 ini, Sofian juga membuat Indonesia bangga karena namanya masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Indonesia & Asia.
Inspiring banget kan, Urbaners? Buat lo yang tertarik untuk bekerja di bidang startup, Sofian berpesan kalau lo nggak boleh gampang menyerah. Soalnya, ada banyak banget hal yang nggak bisa diprediksi di tengah jalan, mulai dari penerimaan pasar, kompetisi di pasar, sampai tim yang lo bentuk. Karena itu, lo harus punya mental baja dan siap untuk menyelesaikan masalah satu per satu.
Selamat berkarya, Urbaners!