Santai di Earhouse Cafe Sambil Menikmati Musisi di Open Stage
Urbaners pasti kenal Endah n Rhesa dong? Duo musisi ini ternyata nggak hanya aktif bermusik saja tapi juga dalam bidang kuliner, lho. Dibangun pada tahun 2013 di daerah Tangerang Selatan, Earhouse adalah sebuah kafe dan wadah seni kreatif bagi siapapun yang punya passion dalam bidang seni dan musik.
Bangunan Industrialis yang Hangat
Ketika melangkah masuk ke Earhouse, sebuah mading berisi jadwal gigs dan hiasan-hiasan bertema luar angkasa akan langsung menyambut lo. Ornamen-ornamen ini ada karena setiap bulannya Earhouse selalu mengusung tema-tema unik dan menarik seperti ‘Space E July’ di bulan Juli ini dan ‘Apologjune’ pada bulan Juni lalu. Tema nya sendiri terinspirasi dari berbagai macam hal, misalnya Space E July yang terinspirasi dari lagu Endah n Rhesa “Spacybilly”, atau Apologjune dari ciri khas bulan suci Ramadhan yaitu bulan bermaaf-maafan.
Endah dan Rhesa menata Earhouse sedemikian rupa agar memberikan kesan homey dan vintage. Unsur kayu, bata merah serta jendela kaca besar sangat ditonjolkan pada interiornya sehingga menimbulkan perasaan hangat seperti di rumah. Dilengkapi dengan alunan musik akustik dari pengeras suara, Earhouse cocok banget untuk lo yang ingin chill sendiri sambil remote working ataupun menghabiskan waktu bareng teman-teman.
Untuk menemani obrolan lo, Earhouse menyuguhkan variasi makanan dan minuman dalam harga yang terjangkau. Earchoco yang disajikan dingin dengan sedotan stainless menjadi signature drinks Earhouse, sedangkan Ear c’ken & cheese bowl menjadi makanan andalannya. Bagi lo yang suka ngopi, lo harus cobain kopi buatan barista Earhouse! Dibanderol dari kisaran harga Rp19-26 ribu, lo sudah bisa mencicipi rasa kopi autentik khas Earhouse.
Terinspirasi dari Incubus
Familiar dengan band Incubus? Siapa sangka salah satu alasan yang mendorong dibangunnya Earhouse berasal dari mantan manager Incubus, Steve Rainey! Sejak Endah n Rhesa pulang dari MIDEM Music Conference & Festival tahun 2013 di Perancis, mereka mendapat wejangan dari Rainey bahwa dalam perjalanan bermusik, yang terpenting adalah “start from your local scene”.
“Setelah pertemuan itu, kami dapat kesempatan untuk menyewa ruko yang harganya pas dan kebetulan juga kami ada teman yang biasa mengelola coffee shop, maka berjalanlah Earhouse sebagai tempat dan wadah bagi teman-teman yang mau nongkrong sambil menyalurkan kreativitas.” tutur mereka.
Kafe Sekaligus Wadah Seni Kreatif
Nggak hanya dijadikan sebagai kafe, Earhouse juga menyediakan sejumlah agenda rutin tiap harinya. Untuk lo yang ingin mulai belajar menulis lagu, bisa gabung di Earhouse Songwriting Club tiap hari Senin malam. Di sini, lo akan diajari bagaimana cara menulis lagu dengan benar dan saling berdiskusi tentang musik.
Di hari Rabu ada Open Stage yang menjadi wadah bagi lo yang mau unjuk bakat di panggung Earstage. Bisa musik, stand up comedy, puisi bahkan sulap!
Kamis malam adalah waktunya Live Showcase! Di showcase ini, lo bisa nonton penampilan dari musisi-musisi indie Indonesia maupun mancanegara secara gratis. Dan bagi lo yang mau memperdalam kemampuan bergitar lo, bisa datang pada hari Jumat malam karena ada Earhouse Guitar Club. Di pertemuan ini, lo akan mendapat materi mengenai gitar oleh mentor Earhouse.
Nggak perlu khawatir kalau lo merasa belum punya basic guitar skills, cukup datang dan bergabung saja di Earhouse karena di sini lo akan dibimbing dari awal sehingga dapat saling belajar dan berkembang bersama teman-teman se-komunitas!
Saling Mengapresiasi Karya Melalui Komunitas Seni
Semua komunitas dan kelas di Earhouse awalnya dihadirkan karena permintaan hasil ngobrol-ngobrol yang ingin dibagikan untuk bertukar pikiran dan saling belajar. “Kami aware adanya kesulitan ketika tidak terlalu menguasai suatu materi dan rasa membutuhkan teman-teman lain yang paham di bidangnya.” kata Endah dan Rhesa.
Menurut mereka, hal yang paling penting dalam membangun komunitas adalah menjalankan apa yang lo suka dengan senang hati dan harus konsisten dengan hal itu karena segala sesuatu yang lo lakukan karena senang, pasti akan membawa kebahagiaan dan kepuasaan tersendiri bagi lo.
Salah satu tantangan terbesar ketika merencanakan suatu komunitas adalah bagaimana cara agar orang-orang datang dan mengikuti acara secara konsisten. Kalau dari Endah dan Rhesa sendiri tipsnya adalah membuat acara yang berkelanjutan. Di Earhouse, tidak jarang mereka yang hadir diberi tugas-tugas rumah yang bisa dikerjakan untuk dipresentasikan minggu depannya lagi. Meskipun sebenarnya nggak ada kewajiban untuk menyelesaikannya, tapi hal ini biasanya menjadi tantangan dan alasan untuk mereka melakukan hal-hal baru di luar kebiasaan mereka sehari-hari!
Cerminan Identitas Diri Endah n Rhesa
Sebagai salah satu musisi yang terjun ke bisnis kuliner, ada beberapa hal penting yang Endah dan Rhesa pertimbangkan ketika memutuskan untuk membuka suatu kafe, “Yang pertama jelas konsepnya sendiri harus kuat. Bagi kami, Earhouse adalah tempat untuk mengeluarkan isi kepala kami, sehingga orang bisa mengenal kami lebih dalam. Jadinya segala sesuatu di sini akan berkaitan dengan Endah N Rhesa,” ujar mereka. Hal itu pun dapat dilihat dari desain bangunan Earhouse yang mencirikan Endah dan Rhesa banget, seperti adanya lukisan potret Endah dan Rhesa dan nama menu yang diambil dari lagu-lagu mereka.
Salah satu tantangan bagi Endah dan Rhesa adalah kehadiran teman-teman komunitas Earhouse yang berasal dari latar belakang dan level kemahiran yang berbeda-beda. Namun, berawal dari optimisme bahwa setiap orang pasti mau belajar, Endah dan Rhesa berusaha untuk membangun komunitas yang sehat, saling membantu untuk belajar, dan mengapresiasi satu sama lain. “Jadi memang kita harus saling belajar tanpa memandang latar belakang dan kemampuan dan saling memotivasi dan memberi referensi. Dengan demikian setiap orang terpacu untuk belajar dan berkarya tanpa merasa dikecilkan.” ujar duo yang baru saja mengeluarkan single terbaru nya “Done Anyway”.
Earhouse layaknya kanvas putih bagi Endah dan Rhesa yang tidak kehabisan rencana untuk terus menggali ide untuk mengembangkan kafe ini. “Rencananya kami ingin sekali Earhouse terus ada, karena banyak sekali keajaiban yang kami saksikan di sini. Menjadi saksi mata lahirnya musisi-musisi baru, melihat yang tidak saling kenal kemudian menjalin persahabatan. Bahkan ada pula yang akhirnya jadi rekan kerja Endah N Rhesa. Hahaha!”.
Salah satu contoh musisi yang mengawali karirnya di Earhouse adalah Classmate Journal yang kini sudah sukses merilis EP kedua mereka, 2.0.
Bagaimana, Urbaners? Dengan ikut kelas dan komunitas di Earhouse, nggak hanya lo bisa kenal orang baru dan menambah koneksi, tapi juga bisa mengasah kemampuan lo dalam bermusik. Buat lo yang ingin jadi semakin produktif, lo bisa banget coba ikutan komunitas-komunitas di Earhouse!