Sagara Bootmaker: Sepatu Boots yang Mengutamakan Kesehatan Dan Kenyamanan
Sekarang ini produk dengan desain yang keren aja nggak cukup, bener nggak, Urbaners? Suatu produk harus ada value yang lebih agar menarik pasar yang lebih besar. Inilah yang dilakukan oleh Sagara Bootmaker, produk sepatu satu ini memiliki keunggulannya sendiri. Selain metode jaitan yang berbeda, boots yang mereka hasilkan juga lebih sehat. Inilah nantinya yang akan dibahas pada MLDSPOT X NET Season 2 Episode 1 nanti, Urbaners! Tidak hanya Sagara Bootmaker, ada juga kisah Reshwara Argya yang menciptakan aplikasi berkuda, atau Chief Barbershop yang terhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Kecintaannya dalam berkuda menginsiprasi terciptanya Djiugo
"Apapun yang lo tekuni pasti akan membuahkan hasil". Kalimat ini serasa sangat cocok untuk perjalanan seorang Reshawara Argya. Suami artis Nabila Syakieb ini dari kecil sangat menggemari olahraga berkuda. Kecintaannya dalam berkuda memberikan inspirasi untuk menciptakan aplikasi bernama Djiugo. Aplikasi ini sangat bermanfaat untuk orang-orang yang menggemari olahraga berkuda. Karena di dalamnya terdapat fitur pelatihan kuda dari dalam dan luar negeri, paket tur wisata berkuda, sampai forum informatif tentang kuda dan olahraga berkuda. Bahkan daftar kuda yang ada di aplikasi ini berasal dari berbagai negara antara lain dari Jerman, Belanda dan Belgia.
Sepatu boots lokal anti sakit punggung
Apa yang lo cari dalam memilih sebuah sepatu? Mungkin bagi sebagian orang, desain yang stylish adalah prioritas utama. Tapi bagaimana kalau desain yang stylish disertai juga inovasi yang bermanfaat untuk kesehatan lo? Seperti Sagara Bootmaker menggunakan perhitungan yang cukup detail untuk menghitung bagian tubuh pelanggan saat memakai sepatu supaya nggak menimbulkan back pain alias sakit punggung. Tidak hanya itu, produk craftmanship satu ini juga menggunakan metode penjahitan Saddle stitch. Dimana ketika ada satu jahitan benang yang lepas, maka nggak akan memengaruhi jahitan benang lainnya. Beda kan sama sepatu pada umumnya yang menggunakan teknik lock stitch. Yaitu jahitan dengan dua benang saling mengunci satu sama lain.
Menggabungkan konsep barbershop, art space dan coffee shop
Barbershop kini bukan hanya tempat untuk memotong rambut, paling tidak bagi Chief Barbershop. Dinobatkan sebagai barbershop pertama yang memadukan art space dan coffee shop dalam satu tempat dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) ini memang memberikan service yang maksimal. Dengan konsep "Gentleman Experience" pengunjung dapat merasakan pengalaman berkesan, seperti pijat kepala, cuci rambut, lap dengan handuk hangat, juga cukur kumis dan jenggot. Nggak cuma itu, barbershop yang ada dibilangan Jakarta Selatan ini juga memproduksi pomade sendiri. Terdapat 2 jenis pomade yakni oil based dan water based dan telah di ekspor sampai benua Eropa.
Nah, mau tau versi lengkap konten-konten yang menginspirasi ini, Urbaners? Kalau gitu jangan lupa menontonnya di NET. setiap hari Minggu pukul 22.00 WIB. Nantinya juga akan ada performance dari musisi-musisi Indonesia, dan kuis yang berhadiah total jutaan rupiah! Stay tuned and get yourself inspired!