Pesta Kolaborasi Di Jazz Gunung 2019
Sejauh mata memandang, hanya pepohonan yang terlihat. Dingin angin yang merasuk raga, tidak menggetarkan keriaan pada hari itu. Jazz Gunung 2019 yang baru dilaksanakan beberapa saat lalu memang mengundang banyak rasa, mulai dari kebahagiaan sampai nostalgia. Nggak heran jika banyak pengunjung rela yang datang dari kota atau negara asalnya hanya untuk menikmati perpaduan keindahan alam Indonesia, dengan lantunan musik jazz yang memanjakan batin.
Tidak hanya pengunjung dari berbagai daerah, para penampilnya pun sangat beragam, Urbaners! Pada hari kedua yakni 27 Juli 2019, Jazz Gunung 2019 menghadirkan MLDJAZZPROJECT Season 4, Geliga asal Pekanbaru, Nita Aartsen Latin Jazz Project, Tristan, Sierra Soetedjo, Ring Of Fire feat. Didi Kempot & Richard Hutapea, dan Candra Darusman Project. Seperti apa mereka di festival jazz tahunan ini, Urbaners? Check this out!
MLDJAZZPROJECT Season 4 Perdana Memperkenalkan Karya Sendiri
Meskipun bisa dibilang MLDJAZZPROJECT Season 4 adalah yang 'paling muda' diantara line up yang lain, tidak menghentikan mereka untuk memberikan penampilan yang luar biasa. Sekitar pukul 15.30 mereka langsung menyapa pengunjung dengan lagu instrumental ciptaan dari Hafiz Aga. Lagu yang baru rampung beberapa saat lalu, berhasil memukau para penonton. Apalagi dengan momen solo setiap personel, membuat pengunjung penasaran, “Sebenarnya siapa sih MLDJAZZPROJECT Season 4 ini?” Selain membawakan karya sendiri, mereka juga menyulap lagu-lagu lawas menjadi jazz standart seperti "Manis & Sayang", "Semua Bisa Bilang" dari Koes Plus, "My Favorite Things" dari Sound of Music. Cara pandang dan gerakan kecil mengikuti irama, sangat terlihat para pengunjung terhipnotis dengan penampilan mereka.
Geliga: Perpaduan Irama Melayu & Jazz
Geliga yang artinya dalam bahasa Melayu adalah "istimewa", sangat tergambarkan dari penampilan mereka, Urbaners. Memperkenalkan jazz melayu. Perpaduan musik jazz dengan ciri khas lagu melayu yang mendayu-dayu ini sungguh nyaman didengar. Lagu-lagu instrumental yang Geliga bawakan seakan menyuruh pengunjung menutup mata, agar lebih menghayati setiap iramanya. Selain itu, mereka juga membawakan lagu yang dipopulerkan oleh Siti Nurhaliza berjudul "Damak" dengan versi jazz tentunya!
Nita Aartzen Memboyong Musisi-musisi Latin
Puas dengan Jazz Melayu dari Geliga, kini giliran para pengunjung seperti terbang ke Cuba. Pasalnya, Nita Aartzen membawa teman-temannya dari overseas. Mereka yang tergabung menjadi Nita Aartzen Latin Jazz Project ini, membawa warna jazz yang sangat berbeda. Bayangkan saja, musisi Indonesia, berkolaborasi dengan musisi asal Cuba, Brazil dan Spanyol. Suasana jazz latin yang sangat kental memberikan refreshment kepada para pengunjung. Momen yang paling tak terlupakan adalah saat mereka membawakan lagu tradisional Cuba berjudul "Bilongo". Pablo Calzado sang drummer pun langsung maju menari tarian tradisional mereka. Saat itu, nggak hanya mereka yang bermain musik, tetapi juga penonton. Dengan tepuk tangan yang kompak, menciptakan instrumen yang baru dan tentunya lebih meriah.
Tristan: "Jazz Gunung Is The Best Stage In The World"
Setelah dihangatkan dengan irama jazz latin, langsung berpindah ke Tristan yakni band asal Belanda yang diundang secara khusus oleh Erasmus Huis untuk menghibur para pecinta jazz tanah air. Suhu 13 derajat rasanya seperti hangat karena suara vokalisnya yang sangat energik. Tidak hanya pengunjung yang dibuat terpukau, Tristan Band pun demikian. Mereka sangat takjub dengan set Jazz Gunung 2019, dengan latar pegunungan, stage yang begitu dekat dengan penonton, beratapkan langit tanpa batas, memberikan sensasi yang luar biasa untuk mereka. Bahkan sang vokalis mengakui dan berbicara dengan lantang "It’s the best stage in the world!!"
Sierra Soetedjo Berduet Dengan Wakil Gubernur Jawa Timur
Sepertinya setiap penampil wajib memberikan kejutan pada penonton. Kini giliran Sierra Soetedjo yang bikin kaget para pengujung dengan kolaborasi bersama Emil Dardak selaku Wakil Gubernur Jawa Timur. Siapa sangka, pejabat muda satu ini memiliki bakat dalam bermusik. Menyanyikan lagu "Quando Quando" dari Michael Buble lalu dilanjutkan dengan lagu "You" dari Christian Bautista, Wakil Gubernur Jawa Timur ini bukan hanya bernyayi tetapi juga bermain piano. Pengunjung pun sontak histeris tanda bangga akan salah satu pemimpin mereka. Si cantik yang menggunakan coat berwarna mustard dan boots coklat ini juga menyanyikan lagunya sendiri, yakni "The Other Half Of You" dan "You're The Only One". Ia juga berjalan ke kursi penonton dan mengajak bernyanyi bersama.
Jazz Campur Sari Bersama Ring Of Fire & Didi Kempot
Ini dia kolaborasi yang paling ditunggu para pengunjung. Sebelum memasuki panggung saja, pengunjung sudah bersorak memanggil tidak sabar. Bagaimana tidak, kapan lagi lo menyaksikkan jazz tradisional Ring of Fire dengan penyanyi campur sari legendari Didi Kempot. Mereka membawakan lagu-lagu Didi Kempot dengan versi baru. Bayangkan lagu "Solo Balapan" yang kental akan campur sari-nya dimasukkan unsur jazz dan suara-suara musik etnik. Siapapun yang mendengarkannya pasti merinding. Belum lagi dengan kejutan bahwa Didi Kempot ternyata dapat bernyanyi jazz dengan sangat indah. Lalu saat mereka membawaka lagu "Banyu Langit" seluruh penonton bernyanyi dari awal sampai akhir. Seakan bernyanyi bersama choir, membuat Didi Kempot terharu.
Kolaborasi Lintas Generasi Candra Darusman
Jazz Gunung 2019 ini ditutup oleh musisi tahun 1960-an yang tembangnya selalu menjadi favorit hingga generasi sekarang. Tidak sendiri, Candra Darusman memboyong sejumlah musisi muda seperti Barry Likumahuwa, Dimas Pradipta, Bass G, Ivan Alidiyan, Roy Ouwens dan lainnya. Mereka membawakan lagu-lagu ciptaan dari Candra Darusman salah satunya "Dunia Di Batas Senja". Seluruh penonton sangat menghayati penampilan mereka sampai detik akhirnya acara.