Perang Media Online, Kali Ini Rusia Bakal Stop Google Ads
Dalam sejarah, Rusia dan Amerika Serikat sudah beberapa kali melakukan perang dingin. Kedua negara adidaya dunia ini memang nggak mau sekali pun mengalah dalam urusan apapun, salah satunya media. Pada pertengahan tahun 2017 ini, Rusia mengeluarkan stasiun televisi baru bernama RT yang langsung menggebrak dengan tagline freedom of speech.
Amerika Serikat ternyata menanggapinya dengan berbeda. Nggak lama setelah RT diluncurkan, pemerintah Amerika Serikat langsung mengeluarkan undang-undang baru bahwa media asing dari Rusia harus mendaftarkan dirinya dulu jika ingin bisa diakses oleh warga Amerika Serikat. Nggak sampai di situ, Google ternyata sangat mendukung keputusan pemerintahnya. Baru-baru ini, Google akan melakukan penurunan ranking di search engine untuk pencarian apapun yang berbau RT.
Rusia nggak tinggal diam
Nah, akibat keputusan tersebut, Rusia ternyata nggak tinggal diam. Pada akhir November ini, Rusia membalas “serangan” Amerika Serikat tersebut. Salah satu pakar media Rusia dilansir dari billboard.com, Roskomnadzor mengatakan bahwa dirinya yakin pemerintah Rusia bakal melakukan serangan balik.
Menurutnya, hal paling masuk akal yang akan dilakukan pemerintah Rusia adalah melakukan penghentian layanan Google Ads di Rusia. Jika Google bisa melakukan penurunan ranking, tentu Rusia juga bisa melakukan hal yang sama, bahkan lebih parah. Pemerintah Rusia berencana akan menutup keuntungan Google yang didapat di Rusia dengan cara menghentikan Google Ads.
Sejarah panjang Rusia melawan Amerika Serikat
Kedua negara memang bukan negara tetangga. Tetapi keduanya sering dibandingkan dalam hal apapun. Mungkin lo ingat bagaimana persaingan NASA dan Roscosmos dari Rusia untuk menjadi yang pertama mengirimkan manusia ke Bulan. Walaupun Roscosmos kalah, beberapa penelitian penting Rusia sangat membantu Amerika Serikat dalam mengirimkan manusia pertama ke Bulan.
Perang media antara Rusia dan Amerika Serikat memang sedikit banyak membuat kedua belah pihak panas. Bahkan menurut pakar media luar negeri, masalah ini nggak akan berhenti jika nggak ada salah satu negara mengalah. Sebagai penikmat media online, bagaimana menurut lo, Urbaners?
Source: billboard.com