Mengunjungi Monkasel Surabaya, Satu-satunya Monumen Kapal Selam di Asia Tenggara
Di saat zaman begitu modern dan konflik perang udah sangat jarang terjadi, peralatan atau kendaraan perang memang nggak terlalu banyak terlihat. Salah satu kendaraan perang yang jarang terlihat adalah kapal selam. Beruntung, Indonesia pernah mempunyai beberapa kapal selam berteknologi canggih di zamannya, Urbaners. Pada saat pembebasan Irian Barat tahun 1960 sampai 1963, Indonesia mengerahkan kendaraan perang seperti kapal dan juga kapal selam.
Salah satu kapal selam yang turut berperang adalah KRI Pasopati 410. Itu adalah 12 kapal selam berjenis Whiskey Class yang dibeli dari Uni Soviet (sekarang Rusia) untuk berperang. Setelah pensiun menyelam tahun 1980, KRI Pasopati ini dibongkar dan dijadikan Monumen Kapal Selam di Surabaya. Monumen Kapal Selam ini ternyata menjadi satu-satunya di Asia Tenggara.
Berkunjung ke Monkasel Surabaya
Monkasel Surabaya ini terletak di tengah kota, tepatnya di sebelah Delta Plaza, Jalan Pemuda. Kapal selam ini tepat berada di pinggir Kali Mas sehingga mudah terlihat dari jalanan utama. Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id, Turis Information Centre (TIC) Surabaya menyebutkan bahwa hanya ada 5 monkasel di seluruh dunia dan salah satunya adalah di Surabaya.
Untuk di Asia, Monumen Kapal Selam ini hanya ada di Jepang dan Surabaya. Jadi ketika lo berkunjung ke Surabaya, lo wajib meluangkan waktu sejenak untuk melihat dari dekat bagaimana bentuk kapal selam yang sesungguhnya.
Mengenang perjuangan para pahlawan
KRI Pasopati 410 ini memiliki panjang 76,6 meter dan lebar 6,30 meter. Salah satu keunggulan dari kapal selam ini adalah dilengkapi 12 gas uap torpedo yang bisa menembak dalam jumlah banyak sekaligus. Selain itu, KRI Pasopati juga bisa menyelam hingga 300 meter di dalam laut dengan total awak mencapai 63 orang.
Ada hal yang lucu mengenai KRI Pasopati ini, Urbaners. Karena sering berada di bawah laut, para awak kapal harus menjaga kadar oksigen agar nggak cepat terbuang. Caranya gimana? Setiap awal harus memakai celana pendek dan kaos agar mereka nggak mudah gerah sehingga buang-buang CO2 lebih banyak. Bahkan Kepala Satuan Angkatan Darat ketika itu Jenderal AH Nasution ikut menyelam memakai celana pendek.
Source: goodnewsfromindonesia.id